tag:blogger.com,1999:blog-38998089564446596902024-03-14T14:14:28.528+07:00DumPueNaa IlmuIlmu Pendidikan|Belajar Computer|Software|Aplikasi HP|Film|Berita|Tips & Trik|
MANDUM NA BAK GEUTANYOE|MuN4http://www.blogger.com/profile/07781338164359512576noreply@blogger.comBlogger180125tag:blogger.com,1999:blog-3899808956444659690.post-55204587225538062632013-05-22T17:08:00.000+07:002013-05-22T17:16:35.930+07:00PENANGANAN DAN PENGOLAHAN PRODUK PERIKANAN BUDIDAYA DALAM MENGHADAPI PASAR GLOBAL: PELUANG DAN TANTANGAN <div style="text-align: center;">
PENANGANAN DAN PENGOLAHAN PRODUK PERIKANAN BUDIDAYA DALAM MENGHADAPI PASAR GLOBAL: PELUANG DAN TANTANGAN</div>
<br />
<br />
<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
Oleh: <br />
Nazori Djazuli<br />
C 561020084<br />
E-mail : nazoryfish@hotmail.com </div>
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
1. PENDAHULUAN<br />
<br />
Sektor perikanan memegang peranan penting dalam perekonomian nasional terutama dalam penyediaan lapangan kerja, sumber pendapatan bagi nelayan/petani ikan, sumber protein hewani yang bernilai gizi tinggi, serta sumber devisa yang sangat potensial. <br />
<br />
Dalam beberapa tahun terakhir ini ekspor komoditi perikanan Indonesia terus menunjukkan laju kenaikan. Berbeda dengan komoditi lain yang mengalami kemerosotan ekspor sebagai dampak krisis moneter, ekspor produk perikanan hampir tidak terpengaruh oleh resesi ekonomi bahkan nilainya cenderung meningkat. Dari data ekspor perikanan tahun 1994 – 1998 menunjukkan kenaikan 7,01 % pertahun (volume) dan 4,9 % pertahun (nilai) (Ditjen Perikanan, 2000). Kecenderungan ini nampaknya disebabkan karena kandungan lokal komoditi perikanan sangat tinggi sehingga daya saingnya di pasaran global lebih kuat. Selain itu pula kekurangan pasokan ikan di pasaran dunia ikut mempengaruhi kecenderungan tersebut, dimana menurut FAO diperkirakan kekurangan tersebut hingga tahun 2010 dapat mencapai 2 juta ton pertahun. <br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Pasar domestik cukup kuat, dari produksi perikanan 1998 tercatat 4,7 juta ton yang dipasarkan dalam negeri sebesar 4 juta ton dan ini masih belum cukup memenuhi kecukupan pangan penduduk akan ikan. Berdasarkan PROTEKAN 2003 tingkat konsumsi ikan per kapita penduduk Indonesia pada tahun 1998 baru mencapai 19,25 kg/kapita/tahun atau 72,5 % dari standar kecukupan pangan akan ikan (26,55 kg/kapita/tahun) (Kusumastanto, 2001). Dengan ditargetkan 22 kg/kapita saja, pasar domestik masih memerlukan tambahan pasok ikan lebih 0,5 juta ton/tahun (Suboko, 2001). Hal ini tidak mungkin dipenuhi oleh usaha penangkapan saja tetapi juga oleh hasil budidaya. Bila dilihat dari produksi perikanan 4,7 juta ton, lebih dari 75 % dari produksi tersebut berasal dari penangkapan. Disisi lain dari sumberdaya ikan lestari (MSY) sebesar 6,2 juta ton/tahun produksi penangkapan hampir mendekati titik jenuh. Sedangkan potensi untuk perikanan budidaya masih sangat besar, dimana 4,29 juta ha hutan bakau yang ada 830.000 ha (20 %) dapat dimanfaatkan untuk budidaya air payau, perairan umum seluas 14 juta ha, dimana 140.000 ha dapat dimanfaatkan untuk budidaya air tawar belum lagi luasnya daerah persawahan (1,7 juta ha) yang dapat dimanfaatkan untuk budidaya (mina padi) serta perairan pantai seluas 80.925 ha, dapat dimanfaatkan untuk budidaya laut (Ditjen Perikanan, 1995).<br />
<br />
<br />
Dengan demikian peluang untuk mengembangkan perikanan budidaya masih sangat besar guna memenuhi kebutuhan pasar domestik dan dunia. Sedangkan tantangan yang akan terus dihadapi pada pasar dunia bagi komoditi ekspor perikanan budidaya adalah yang menyangkut mutu dan sanitasi (food safety) seperti masalah kandungan hormon dan antibiotik, bakteri patogen, racun hayati laut (biotoxyn), pestisida, dimana kandungan-kandungan ini berasal dari lingkungan budidaya serta masalah lain seperti gencarnya kampanye anti udang tambak oleh GAA (Global Aquaculture Alliance) dengan anggapan merusak hutan bakau dan kelestarian lingkungan. Oleh karena itu perlu meningkatkan komoditi-komoditi yang dibutuhkan pasar dan bernilai tinggi serta menerapkan system jaminan mutu/food safety (HACCP) di unit-unit produksi yang diwajibkan oleh CAC/FAO/WHO (Codex Alimentarius Commission) dan negara-negara importir. Disamping itu setiap pembuat tambak udang selalu mengikuti kaidah-kaidah AMDAL dan kelestarian lingkungan yang berlaku sehingga tidak menimbulkan masalah yang berkaitan dengan ekspor udang tambak.<br />
<br />
<br />
Dalam penanganan dan pengolahan pasca panen disamping mengantisipasi mutu dan aspek “food safety” maka perlu dikembangkan jenis olahan yang dapat lebih memberikan nilai tambah dengan diversifikasi olahan dari produk primer ke produk sekunder dan produk siap makan (ready to eat). <br />
<br />
<br />
2. PELUANG EKSPOR KOMODITI PERIKANAN BUDIDAYA<br />
<br />
<br />
2.1. Peluang Sumber daya perikanan budidaya<br />
<br />
<br />
Kebutuhan ikan untuk pasar dunia sampai tahun 2010 diperkirakan oleh FAO, masih akan kekurangan pasok ikan sebesar 2 juta ton/tahun. Hal ini tidak mungkin dipenuhi oleh usaha penangkapan, namun harus dipasok oleh usaha budidaya.<br />
<br />
<br />
Indonesia mempunyai peluang yang sangat baik untuk terus mengembangkan perikanan budidaya. Hal ini didukung dari data Ditjen Perikanan (1995), bahwa potensi sumberdaya perikanan yang sangat besar khususnya untuk jenis-jenis ikan komersial seperti udang, kerapu, baronang, kakap putih, rumput laut, kerang-kerangan, paha kodok, bekicot dan lain-lainnya. Dengan areal hutan bakau seluas 830.000 ha dapat dimanfaatkan untuk pertambakan dengan potensi produksi 964.143 ton udang dan 308.275 ton ikan. Sedangkan dari perairan umum (waduk, danau, rawa, sungai, dan lainnya), 140.000 ha dapat dimanfaatkan untuk budidaya air tawar yang diperkirakan produksinya mencapai 800.000 – 900.000 ton pertahun, belum lagi daerah persawahan (1,7 juta ha) yang dapat dimanfaatkan untuk budidaya mina padi. Sedangkan perairan pantai seluas 80.925 ha, dapat dimanfaatkan untuk budidaya laut dengan potensi produksi 46,73 ton pertahun yang terdiri dari ikan 1,08 juta ton, kerang-kerangan 45,171 juta ton dan rumput laut 482 ribu ton. <br />
<br />
<br />
Secara umum permintaan terhadap komoditi perikanan Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun. Beberapa jenis komoditas perikanan Indonesia yang diekspor adalah udang, tuna/cakalang, rumput laut, kepiting, kerang-kerangan dan lain sebagainya. Sementara itu, meningkatnya permintaan ikan di pasaran dunia dipengaruhi oleh meningkatnya jumlah penduduk, tingkat pendapatan, bergesernya selera konsumen dari “red meat” ke “white meat” dan kebutuhan manusia akan makanan sehat (healthy food) serta rasa ketidak amanan manusia untuk mengkonsumsi daging ternak seperti adanya penyakit Mad cow disease, Dioxin dan penyakit mulut dan kuku yang melanda hewan ternak di Eropa dan Amerika memberikan dampak positip pada peningkatan konsumsi ikan.<br />
<br />
<br />
2.2. Peluang ekspor perikanan budidaya <br />
<br />
<br />
Dari data statistik ekspor perikanan menurut negara tujuan tahun 2000 ke 91 negara, dimana secara keseluruhan dari tahun 1998 sebesar 650.291 ton dengan nilai US$ 1.698.675 meningkat menjadi 703.155 ton dengan nilai US$ 1.739.312 pada tahun 2000. Jumlah ekspor terbesar ditujukan ke jepang (50 %), Amerika (17 %), UE (13 %), Asia (20%) dan ASEAN (10 %). Sedangkan keragaman ekspor komoditi perikanan sebagian masih dalam bentuk utuh beku dan segar dimana sebagian pasar utamanya adalah Jepang (Ditjen Perikanan, 2000). Sedangkan dari data sertifat ekspor 1999 – 2000 (BPPMHP, 2000), hasil perikanan budidaya seperti kerapu, nila, udang dan rumput terjadi peningkatan ekspor pada komoditas ikan nila dan kerapu. Untuk ekspor ikan nila dalam bentuk utuh maupun fillet ditujukan kenegara seperti Amerika, Inggris, Perancis, Jerman, Australia dan Singapura. Peningkatan ekspor pada ikan nila sangatlah meyakinkan di masa mendatang oleh karena daging nila umumnya berwarna putih dan dapat digunakan untuk pengganti produksi filet ikan kakap merah yang sebagai salah satu primadona perdagangan ikan internasional. Dengan demikian ikan nila telah menunjukkan kemantapan dengan perluasan pasar secara cepat di AS dan negara-negara Eropa. Sedangkan pada ikan kerapu ekspornya ditujukan kenegara Amerika, Australia, Hongkong, Taiwan, Inggris, Jepang dan Singapura. <br />
<br />
<br />
Permintaan udang windu terus meningkat sedikitnya diatas harga US$ 15/ kg. Dilain pihak harga udang putih bergerak naik sekitar US$ 12/kg sedangkan harga udang Pandalus cenderung menurun mendekati US$ 6/kg (Seafood International, 2001). Sedangkan Jepang, Amerika dan Uni Eropa tetap merupakan negara pengimpor udang terbesar. Dilain pihak sumberdaya udang cenderung menurun dan hampir menunjukkan kepunahannya dialam/diperairan umum. Hal ini ditandai munculnya ukuran (size) pada udang-tangkap yang diekspor serta menurunnya jumlah tangkapan udang di laut. <br />
<br />
<br />
Komoditas perikanan yang lain seperti rumput laut merupakan komoditi ekspor yang penting dari Indonesia, akan tetapi di ekspornya masih dalam bentuk bahan mentah yang kemudian di impor kembali dalam bentuk produk jadi. Eksplotasi rumput laut masih terbatas makro algae dimana alga dikonsumsi sebagai bahan makanan tambahan bukan sebagai bahan makanan utama. Konsumsi rumput laut per hari di Jepang adalah 10 gr orang/hari, sedangkan nilai komersial yang penting pada rumput laut adalah asam alginat dan turunannya focoidan dan laminaran untuk alga merah dan untuk alga coklat adalah agar dan carrageenan. Untuk kawasan ASEAN seperti Philipina, industri rumput laut berhasil memasukkan devisa sebesar US$ 670 juta per tahun yang bahan bakunya justru di Impor dari Indonesia. Dengan demikian peluang dan prospek pengembangan budidaya ikan nila, kerapu, udang dan rumput laut cukup besar pasarnya, namun kekewatiran masyarakat terhadap hasil perikanan budidaya juga semakin meningkat. <br />
<br />
<br />
3. TANTANGAN EKSPOR KOMODITI PERIKANAN BUDIDAYA<br />
<br />
<br />
Dengan adanya era globalisasi maka system perdagangan komoditi perikanan tidak hanya ditentukan oleh faktor “supply and demand” semata-mata, tetapi juga dipengaruhi oleh berbagai konvensi dan perjanjian internasional yang cenderung mengatur mekanisme perdagangan internasional komoditi perikanan. <br />
<br />
<br />
Secara umum, masalah utama yang dihadapi dalam pengembangan ekspor komoditi perikanan adalah tarif bea masuk yang dikenakan oleh negara pengimpor sangat bervariasi dari negara dan dari jenis ke jenis. Selain itu issu global seperti issu lingkungan, jaminan keamanan pangan (food safety) dan sebagainya, serta dimasukkannya perjanjian SPS (sanitary and phytosanitary) sebagai salah kesepakatan GATT putaran Uruguay, mempunyai tujuan memperlancar perdagangan hasil pertanian. Akan tetapi pada kenyataannya, dimanfaatkan oleh beberapa negara industri sebagai hambatan teknis (techincal barrier) dalam perdagangan, dengan tujuan untuk menyaring masuknya keomoditas pertanian dari luar. <br />
<br />
<br />
Masalah lain sebagai tantangan ekspor komoditi perikanan Indonesia adalah adanya sinyalemen tentang kontaminasi ikan salmon oleh senyawa PCB (Polychlorinated biphenyl) dan dioxin yang sangat berbahaya sehingga menimbulkan animo masyarakat terhadap ikan salmon cenderung menurun. Hal ini tentu dapat saja terjadi bagi komdoditi perikanan Indonesia, dimana pencemaran dioksin (racun hayati laut) dari PSP (Paralytic Shellfish Poisoning) juga melanda beberapa perairan Indonesia. Sedangkan masalah GMOs (Genetically Modified Organisms) dan LMOs (Living Modified Organisms) perlu dipertimbangkan, oleh karena berkembangnya rekayasa genetika. Masalah ini sering menjadi batasan import bagi Jepang dan UE. Sebagai contoh sering terjadi pada tuna kaleng yang menggunakan media minyak (kedele) yang berasal dari GMOs banyak yang ditolak oleh 2 negara tersebut. <br />
<br />
<br />
Beberapa masalah utama yang dihadapi oleh komoditi perikanan budidaya adalah adanya : <br />
<br />
<br />
1. Bakteri patogen : Salah satu persyaratan yang ditetapkan oleh negara pengimpor maju pada komoditas perikanan adalah bebas dari bakteri patogen. Eropa mempersyaratkan udang beku (kecuali udang rebus beku) harus bebas dari bakteri Salmonella dan beberapa negara lain mempersyaratkan E. coli dan bakteri patogen. Penyebab masuknya bakteri tersebut adalah kurangnya sanitasi dan higiene dalam budidaya, sebagai contoh hasil pengujian BPPMHP (1997) menyebutkan dari kombinasi ikan nila dan ternak ayam (Longyam), positip mengandung Salmonella.<br />
<br />
<br />
Selain itu, pada komoditi kekerangan, beberapa negara maju memberlakukan syarat yang lebih ketat terhadap masuknya impor kekerangan. Persyaratan yang harus dipenuhi adalah adanya standar sanitasi terhadap perairan untuk budidaya dan pengumpul. Dari hasil monitoring perairan untuk budidaya kerang yang dilakukan BPPMHP (1999), terjadi pencemaran bakteri V. parahaemolyticus diperairan Riau, Jawa Timur dan Jawa Tengah dengan kandungan bakteri bervariasi 23 - <>Anadara dan Crassostrea yang ditangkap di teluk Jakarta, dimana kerang Anadara ditemukan Salmonella 52,3 %, Shigella 6,3 %, E. coli 8,3 %, Staphilococus 1 % dan V. parahaemolyticus 3 %. Sedangkan Crassostrea mengandung Salmonella 46 %, E. coli 16 %, Staphilococus 37,1 % dan V. parahaemolyticus 5,5 %.<br />
<br />
<br />
Syarat lain adalah untuk kekerangan yang akan dipasarkan diharuskan melakukan purifikasi (pembersihan). Salah satu metode purifikasi (pembersihan) adalah depurasi, dari hasil uji coba depurasi dengan sinar U.V , selama 48 jam dapat menurunkan ALT dari 106 menjadi 103 serta E. coli <><br />
<br />
<br />
2. Marine biotoxin (racun hayati laut) : Selain mengandung bakteri patogen, beberapa komoditi perikanan dapat tercemar oleh adanya biotoxin. Hal ini disebabkan adanya alga yang mengandung racun PSP (Paralytic Shellfish Poisoning), NSP (Neurotoxic Shellfish Poisoning), DSP (Diarrhetic Shellfish Poisoning), ASP (Amnesic Shellfish Poisoning) dan CFP (Ciguatera Fish Poisoning). Dari hasil monitoring BPPMHP (1999) perairan yang mengandung PSP > 80 Ug/100 gr adalah perairan Lampung dan Ambon. Oleh karena itu perairan tersebut tertutup untuk budidaya dan penangkapan. Sedangkan komoditasnya tidak boleh dijual atau diekspor. Biotoxin PSP, NSP, DSP, ASP umumnya terdapat pada kekerangan. Sedangkan CFP sering terdapat pada ikan-ikan karang seperti kakap, kerapu dsb. Oleh karena itu pada ikan karang dan kekerangan yang akan diekspor, beberapa negara mempersyaratkan komoditas bebas dari dioksin. <br />
<br />
<br />
3. Hormon, antibiotik, pestisida dan logam berat : Dengan dalih untuk meningkatkan keamanan pangan (food safety) pada produk perikanan yang beredar di pasaran, Eropa telah mengeluarkan peraturan kepada semua negara pengekspor ikan budidaya untuk menyampaikan program pengendalian dan monitoring residu hormon dan antibiotik. Bagi negara yang tidak mematuhi ketentuan tersebut, maka izin ekspor ke UE akan dicabut. Dari hasil monitoring antibiotik yang dilakukan BPPMHP (2000) pada beberapa udang di tambak Jawa dan Lampung, dihasilkan udang positip mengandung antibitoik. Untuk itu perlu upaya pengendalian pengunaan antibiotik adalah dengan memberikan antibiotik (jika diperlukan) pada ikan/udang yang dibudidayakan. Sedangkan penen dapat dilakukan minimal 1 bulan setelah pemberian antibiotik untuk menghindari adanya residu. Untuk residu hormon dan pestisida sampai saat ini belum dilakukan pengujian. Sedangkan untuk logam berat BPPMHP (1999) telah melakukan monitoring dengan hasil logam berat (merquri) pada komoditas perikanan masih dibawah ambang batas (<><br />
<br />
<br />
4. Kampanye anti udang tambak : Dengan semakin meningkatnya kepedulian masyarakat terhadap kelestarian lingkungan, beberapa negara maju dan kelompok LSM yang tergabung dalam Global Aquaculture Alliance (GAA) telah mulai mengadakan kampanye anti udang tambak. Hal ini disebabkan karena pembuatan tambak udang dianggap merusak hutan bakau dan menggamggu kelestarian lingkungan. Untuk itu dalam upaya menangkal kampanye anti udang tambak, setiap pengembangan tambak selalu memperhatikan aspek kelestarian lingkungan atau AMDAL <br />
<br />
<br />
Untuk menghadapi tantangan tersebut, kiat yang harus ditempuh oleh dalam menghadapi pasar global adalah dengan meningkatkan efisiensi mulai dari saat budidaya sampai pemasaran agar harga di pasar lebih kompetitif serta meningkatkan sistem pembinaan mutu (PMMT) yang mengacu pola HACCP yang secara resmi diakui oleh CAC/FAO/WHO. <br />
<br />
<br />
4. PRINSIP-PRINSIP PENERAPAN HACCP DI BUDIDAYA<br />
<br />
<br />
Potensi bahaya (Hazard) dalam budidaya ikan/udang adalah berupa bahaya biologi, kimia dan fisik. Bahaya ini dapat setiap waktu masuk pada ikan/udang yang dibudidayakan dan pada pengolahan, seperti tercemarnya pakan oleh pestisida, tidak tepatnya penggunaan bahan kimia/obat-obatan,tercemarnya lingkungan budidaya oleh bakteri/virus, terjadinya kontaminasi selama pengolahan produk dan lain sebagainya. Hazard yang spesifik pada budidaya udang dapat dilihat pada Tabel 1.<br />
<br />
<br />
Tabel 1. Contoh-contoh hazard pada produk budidaya<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Kelompok Hazard <br />
<br />
<br />
Contoh hazard <br />
<br />
<br />
<br />
Biologi <br />
<br />
<br />
Bakteri patogen <br />
<br />
<br />
Salmonella, Shigella, E. coli, Vibrio <br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Cholerae, Vibrio parahaemolyticus, <br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Aeromonas hydrophilla, Listeria mono <br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
cytogenes dan lain-lain <br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Parasit/protozoa <br />
<br />
<br />
Parasit padaTrematoda,Cestoda/ <br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Nematoda ( Clonorchis sinensis, <br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Anisakis dan lain-lain <br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Virus <br />
<br />
<br />
Hepatitis A, Norwalk virus dll <br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Mycotoxin <br />
<br />
<br />
Aflatoxin <br />
<br />
<br />
<br />
Kimia <br />
<br />
<br />
Residu obat <br />
<br />
<br />
Hormon, antibiotik, pengatur tumbuh <br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Residu Pestisida <br />
<br />
<br />
Herbisida, Fungisida, insektisida <br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Logam berat <br />
<br />
<br />
Merkuri, cadmium, copper dll <br />
<br />
<br />
<br />
Fisika <br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Kaca, kayu, rambut dll. <br />
<br />
<br />
<br />
Sumber : FDA, 1998 <br />
<br />
<br />
Tabel 2. Potensi hazard pada beberapa ikan budidaya.<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Komoditas <br />
<br />
<br />
Potensi hazard <br />
<br />
<br />
<br />
Udang tambak <br />
<br />
<br />
Kimia <br />
<br />
<br />
Aldrin/dieldrin, benzen hexachlorida, DDT, TDE, DDE, Fluridone, Nikel, Arsen, Cadmium <br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Obat-obatan <br />
<br />
<br />
Oxitetracyclin,Tricaine, larutan.forma-lin,sulfamerzin,Sulfadimethoxin <br />
<br />
<br />
<br />
Tilapia/nila <br />
<br />
<br />
Kimia <br />
<br />
<br />
Aldrin/dieldrin, benzen hexachlorida, DDT, TDE, DDE, Fluridone, Nikel, Arsen, Cadmium <br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Obat-obatan <br />
<br />
<br />
Oxitetracyclin,Tricaine, larutan.forma-lin,sulfamerzin,Sulfadimethoxin <br />
<br />
<br />
<br />
Kakap <br />
<br />
<br />
Biologi <br />
<br />
<br />
parasit anisakis, pseudoterranova, eustrongylides <br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Dioksin <br />
<br />
<br />
PSP, DSP, NSP, ASP, CFP <br />
<br />
<br />
<br />
Kerapu <br />
<br />
<br />
Biologi <br />
<br />
<br />
anisakis, pseudoterranova, eustrong-ylides <br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Dioksin <br />
<br />
<br />
PSP, DSP, NSP, ASP, CFP <br />
<br />
<br />
<br />
Sumber : SEAFDEC, 1997<br />
<br />
<br />
Dari beberapa literatur potensi hazard dari Salmonella dan Vibrio dalam budidaya udang sering terjadi pertentangan. Dimana menurut Reilly and Twiddy (1992) dalam Mahony (1995), Salmonella dan Vibrio hidup pada bagian tumbuhan alam (plangton) di tambak udang. Namun dari penelitian Dalsgaard et al (1995) dalam Mahony (1995) tidak ditemukan secara nyata Salmonella pada udang maupun tambak udang. Sedangkan dari pengujian BPPMHP (1996) Salmonella positip ditemukan pada pakan ayam, kotoran ayam dan ikan yang memakan kotoran ayam. Dengan demikian Salmonella dapat masuk ke dalam udang/ikan yang dibudayakan, disebabkan dari suplai air dan pakan yang terkontaminasi. Beberapa contoh potensi hazard pada ikan/udang budidaya dapat dililhat pada Tabel 2. <br />
<br />
<br />
Pemilihan lokasi/tempat<br />
<br />
<br />
¯<br />
<br />
<br />
suplai air<br />
<br />
<br />
¯<br />
<br />
<br />
<img border="0" src="" />Air ¾¾¾¾¾¾¾¾¾ Lingkungan pemeliharaan<br />
<br />
<br />
Pengeloaan ikan/udang ï¾¾® ¯<br />
<br />
<br />
Kondisi kolam Produksi * *Persoalan penting di produksi :<br />
<br />
<br />
<img border="0" src="" />Obat/bahan kimia ¯ Pengeloaan kolam, pemberian <br />
<br />
<br />
Panen pakan dan kesehatan udang<br />
<br />
<br />
¯ <br />
<br />
<br />
Penerimaan<br />
<br />
<br />
¯ <br />
<br />
<br />
Pengolahan<br />
<br />
<br />
¯ <br />
<br />
<br />
Penyimpanan<br />
<br />
<br />
¯ <br />
<br />
<br />
CCP Pengiriman<br />
<br />
<br />
Gambar 1. Tahapan budidaya secara umum<br />
<br />
<br />
Langkah-langkah penerapan HACCP di budidaya yaitu didahului dengan memenuhi kelayakan dasar (pre-requisite) budidaya. Kelayakan dasar ini berisi GCP (Good Culture Practices) yang mengatur kebersihan umum, pembesaran dan penanganan. Kebersihan umum meliputi kebersihan area, pembersihan peralatan sebelum dan sesudah digunakan dan kebersihan gudang penyimpanan. Sedangkan pembesaran dan penanganan meliputi catatat dalam menjaga dan menyediakan : air dan penggunaan air, pakan dan pemberian pakan, penyakit dan pengontrolan penyakit, obat-obatan dan bahan kimia dengan petunjuk penggunaan, waktu dan periode pemberian; teknik pasca panen, pembersihan produk dengan air bersih, temperatur produk, pencegahan kontaminasi selama panen, sortasi, transpotasi serta kelambatan penanganan seminim mungkin. Secara garis besarnya, alur proses budidaya terdiri dari pemilihan lokasi/tempat budidaya, suplai air, pengelolaan lingkungan ikan/udang yang dipelihara, produksi dan panen (Gambar 1). <br />
<br />
<br />
Pada periode pemeliharaan udang, waktu pemeliharaan selama 3 – 4 bulan. Sedangkan tahapan yang dilakukan meliputi persiapan kolam (pengeringan, pengapuran, pembrantasan predator dan lain-lainnya), pemasukan air, penyediaan benih/benur, pemberian pakan, perawatan udang (antibiotik, bahan kimia dsb), penggantian air secara berkala, panen, sortasi, pengepakan dan transpotasi ke unit pengolahan. Titik-titik kritis (CCP) yang ada pada alur proses terjadi pada waktu pemeliharaan/pembesaran (growing), dimana pekerjaan yang terdapat pada tahap pemeliharaan adalah pengantian air, pengeloaan udang, kondisi kolam dan penggunaan obat/bahan kimia. Hazard yang potensial adalah Salmonella yang disebabkan oleh suplai air, pakan dan pupuk. Untuk itu perlu menguji penyebab hazard tersebut secara berkala, sedangkan tindakan koreksinya adalah dengan mentreatment atau mencegah hazard tersebut masuk kedalam tempat pemeliharaan. Hazard lain selama pembesaran adalah adanya residu antibiotik atau bahan kimia. Untuk itu perlu dilakukan pencegahannya dengan mengisolasi ikan yang tercemar sampai residu tersebut hilang. Sedangkan pada panen dilakukan secara manual dengan memberikan es pada udang-udang yang ditangkap,disortasi dan dipak dalam es, kemudian dikirim ke industri pengolahan. Hazard yang potensial adalah kontaminasi Salmonella dan adanya benda asing (kaca, rambut, kayu dsb). Generic hazard pada budidaya dapat dilihat Tabel 3. <br />
<br />
<br />
Tabel 3. Generic HACCP untuk produksi udang budidaya<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Tahapan produksi <br />
<br />
<br />
Hazard <br />
<br />
<br />
Di pantau oleh <br />
<br />
<br />
<br />
Pemilihan lokasi <br />
<br />
<br />
Kontaminasi kimia <br />
<br />
<br />
Kelayakan dasar <br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Kontaminasi biologi <br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Pembesaran <br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
- Kondisi kolam <br />
<br />
<br />
Kontaminasi kimia <br />
<br />
<br />
GMP <br />
<br />
<br />
<br />
- Suplai air <br />
<br />
<br />
Salmonella <br />
<br />
<br />
CCP <br />
<br />
<br />
<br />
- Pakan/pupuk <br />
<br />
<br />
Salmonella <br />
<br />
<br />
CCP <br />
<br />
<br />
<br />
- Penggunaan bahan <br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
CCP <br />
<br />
<br />
<br />
Kimia/obat-obatan <br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Panen <br />
<br />
<br />
Kontaminasi Salmonella <br />
<br />
<br />
CCP <br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Kaca, kayu dll <br />
<br />
<br />
CCP <br />
<br />
<br />
<br />
Sumber : SEAFDEC, 1997<br />
<br />
<br />
Dengan adanya HACCP pada unit budidaya yang dilaksanakan dengan konsisten, maka bahan baku yang diterima di unit pengolahan, sudah terjamin mutu dan keamanan. Dengan demikian segala tantangan yang menyangkut issu pada pasar internasional dapat diatasi.<br />
<br />
<br />
IV. PENANGANAN DAN PENGOLAHAN<br />
<br />
<br />
Dalam penanganan dan pengolahan pasca panen disamping mengantisipasi mutu dan aspek “food safety” maka perlu dikembangkan jenis olahan yang dapat lebih memberikan nilai tambah dengan diversifikasi olahan dari produk primer ke produk sekunder dan produk siap makan (ready to eat).<br />
<br />
<br />
Dalam PROTEKAN 2004, komoditi unggulan untuk budidaya kedepan adalah kerapu, udang windu, nila dan rumput laut. Komdoditi tersebut merupakan komdoditi yang banyak diminati oleh negara importir. Berdasarkan data yang dihimpun dari sertifikat ekspor komoditi tersebut diolah dalam bentuk utuh segar/beku, fllet beku, ikan hidup dan rumput laut kering (Tabel 4). <br />
<br />
<br />
Tabel 4. Jenis olahan dan negara importir komoditi kerapu, nila, udang dan rumput laut.<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Jenis olahan <br />
<br />
<br />
Negara tujuan <br />
<br />
<br />
Volume (ton) tahun 2000 <br />
<br />
<br />
<br />
Kerapu hidup <br />
<br />
<br />
Hongkong, Singapura, Jepang <br />
<br />
<br />
454,66 <br />
<br />
<br />
<br />
Kerapu segar <br />
<br />
<br />
Taiwan, RRC, Jepang, Singapura, Hongkong, Malaysia <br />
<br />
<br />
4.374,54 <br />
<br />
<br />
<br />
Kerapu beku <br />
<br />
<br />
USA, Hongkong, Australia, Inggris, Taiwan, Sinagpura <br />
<br />
<br />
930,65 <br />
<br />
<br />
<br />
Fillet kerapu <br />
<br />
<br />
Taiwan, Jepang, Singapura, Hongkong <br />
<br />
<br />
165,01 <br />
<br />
<br />
<br />
Fillet nila <br />
<br />
<br />
USA, Inggris, Singapura <br />
<br />
<br />
70,69 <br />
<br />
<br />
<br />
Nila beku <br />
<br />
<br />
USA, Kanada, Inggris, Bahrain, Jerman, Perancis <br />
<br />
<br />
484,43 <br />
<br />
<br />
<br />
Udang <br />
<br />
<br />
Eropa, USA, Jepang, Hongkong, Korea, Thailand, Malaysia, Singapura, Belgia, kanada dsb <br />
<br />
<br />
91.157,59 <br />
<br />
<br />
<br />
Rumput laut <br />
<br />
<br />
Philipina, Jepang, USA Singapura, Hongkong <br />
<br />
<br />
2.648,71 <br />
<br />
<br />
<br />
Sumber : Sertifat ekspor yang diterima BPPMHP.<br />
<br />
<br />
Sampai saat ini, ekspor komoditi perikanan Indonesia, sebagian besar masih dalam bentuk utuh (bentuk primer) baik keadaan beku, segar atau hidup. Sedangkan disisi lain, permintaan komoditi perikanan yang mempunyai nilai tambah sangat besar terutama kepasaran Jepang, Amerika, Eropa dan China. Produk-produk budidaya yang banyak dikembangkan menjadi produk bernilai tambah masih didominasi oleh komoditas udang seperti bentuk peel devine boiled shrimp, breaded shrimp yang saat ini permintaannya semakin meningkat dari beberapa negara pengimpor seperti USA, Eropa dan Kanada.<br />
<br />
<br />
Dari ekspor ikan budidaya seperti ikan nila, sampai saat ini baru dikembangkan dalam bentuk fillet dengan syarat bahan baku yang harus dipenuhi maksimal berukuran 600 gr up dalam keadaan hidup. Sedangkan pada pemasaran dalam negeri ikan nila (<><br />
<br />
<br />
Pengembangan rumput laut, sampai saat ini ekspornya masih dalam bentuk kering utuh, baik untuk rumput laut penghasil caragenan, agar maupun alginat. Hal ini dikarenakan permintaan pasar, sedangkan nilai tambah yang mungkin diperoleh dari rumput laut Euchema adalah dengan memproses menjadi ATC (Alkali Treat Cottonii). Hal ini adanya kecenderungan importir lebih menyukai rumput laut kering (tanpa perlakuan alkali). Sedangkan didalam negeri, Euchema banyak dijual dalam bentuk makanan seperti manisan, cendol, sirup dan lain, namun pemasarannya masih terbatas. Untuk rumput laut penghasil agar seperti Gracilaria dan Gilidium banyak dibutuhkan untuk memenuhi industri agar-agar dalam negeri baik untuk bentuk tepung, batang maupun kertas. Sedangkan untuk agar-agar penghasil alginat (Turbinaria, Sargasum dll) pemasarannya masih terbatas pada bentuk bahan beku kering. <br />
<br />
<br />
V. KESIMPULAN <br />
<br />
<br />
1. Peluang pengembangan bisnis perikanan diperkirakan akan terus membaik seiring dengan meningkatnya permintaan ikan dipasaran internasional, baik disebabkan karena laju pertumbuhan penduduk, peningkatan pendapatan maupun pergeseran pola konsumsi,kebutuhan manusia akan makanan sehat (healthy food) serta rasa ketidak amanan manusia untuk mengkonsumsi daging ternak <br />
<br />
<br />
2. Pasar domestik cukup kuat, tercatat dari produksi 4,7 juta ton yang dipasarkan dalam negeri sebesar 4 juta ton dan ini masih belum cukup memenuhi kecukupan pangan penduduk akan ikan. Sedangkan dari penangkapan ikan hampir mendakati titik jenuh. Dengan demikian peluang untuk mengembangkan perikanan budidaya masih sangat besar guna memenuhi kebutuhan pasar domestik dan dunia.<br />
<br />
<br />
3. Perdagangan ekspor komoditi perikanan cenderung semakin kompetitif. Disamping itu, ekspor komoditi perikanan juga dihadapkan pada berbagai hambatan tarif, food safety, issu lingkungan dan lain-lain. Sedangkan hambatan lainnya berkaitan dengan persyaratan mutu dan sanitasi dan gencarnya kampanye anti udang tambak oleh GAA (Global Aquaculture Alliance) dengan anggapan merusak hutan bakau dan kelestarian lingkungan. Untuk itu produksi perikanan budidaya perlu menerapkan system jaminan mutu/food safety (HACCP) yang diwajibkan oleh CAC/FAO/WHO (Codex Alimentarius Commission) dan negara-negara importir. Disamping itu setiap pembuat tambak udang selalu mengikuti kaidah-kaidah AMDAL.<br />
<br />
<br />
4. Potensi hazard pada budidaya ikan/udang adalah pada tahap pembesaran (growing) seperti adanya Salmonella yang disebabkan oleh suplai air, pakan dan pupuk. Hazard lain adalah adanya residu antibiotik atau bahan kimia. Untuk itu perlu dilakukan pencegahannya dengan mengisolasi ikan yang tercemar sampai residu tersebut hilang. Sedangkan saat panen hazard yang potensial adalah Salmonella dan adanya benda asing (kaca, kayu dsb).<br />
<br />
<br />
5. Dalam penanganan dan pengolahan pasca panen disamping mengantisipasi mutu dan aspek “food safety” maka perlu dikembangkan jenis olahan yang dapat lebih memberikan nilai tambah dengan diversifikasi olahan dari produk primer ke produk sekunder dan produk siap makan (ready to eat) Sedangkan untuk rumput laut, dengan mempertimbangkan kebutuhan industri dalam negeri terhadap produk akhir rumput laut yang di import, maka perlu dikembangkan industri pengolahan rumput laut (caragenan, agar, alginat dll) <br />
<br />
<br />
DAFTAR PUSTAKA<br />
<br />
<br />
Balai Pengembangan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan, 1994. Uji coba Depurasi, BPPMHP, Direktorat Jenderal Perikanan, Jakarta.<br />
<br />
<br />
Balai Pengembangan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan, 1997. Monitoring Salmonella pada ikan-ikan budidaya. BPPMHP, Direktorat Jenderal Perikanan, Jakarta.<br />
<br />
<br />
Balai Pengembangan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan, 1999. Monitoring Sanitasi Kekerangan. BPPMHP, Direktorat Jenderal Perikanan, Jakarta.<br />
<br />
<br />
Direktorat Jenderal Perikanan, 1995. Promosi Peluang Usaha Di Bidang Perikanan. Direktorat Jenderal Perikanan. Jakarta. <br />
<br />
<br />
Direktorat Jenderal Perikanan, 2000. Statistik Produksi Perikanan Indonesia tahun 1998. Direktorat Jenderal Perikanan. Jakarta. <br />
<br />
<br />
Direktorat Jenderal Perikanan, 2000. Statistik Ekspor Perikanan Indonesia tahun 1998. Direktorat Jenderal Perikanan. Jakarta. <br />
<br />
<br />
Food and Drug Administration, 1998. Fish and Fisheries Products Hazards and Controls guide. Second edition. US-FDA. Rockville.<br />
<br />
<br />
Kusumastanto, T., 2001. Potensi dan Peluang Industri Kelautan Indonesia. Makalah Seminar Peluang Usaha dan Teknologi Pendukung pada Sektor Kelautan Indonesia 11 Juli 2001. Departemen Kelautan dan Perikanan Indonesia. Jakarta.<br />
<br />
<br />
Mahony, 1995. HACCP in Aquaculture: Papers Prepared for PAEC/DOF. Seminar on Quality Assurance for Aquaculture Products. Queen Sirikit National Convention Centre, Bangkok.<br />
<br />
<br />
Southeast Asian Fisheries Development Centre, 1997. Quality Management for Aquacultured Shrimp. SEAFDEC, Changi, Singapore.<br />
<br />
<br />
Suboko, B., 2001. Kebutuhan Teknologi Pengolahan dan Delivery Bagi Pelaku Usaha Industri Perikanan Di Indonesia. Makalah Seminar Peluang Usaha dan Teknologi Pendukung pada Sektor Kelautan Indonesia 11 Juli 2001. Departemen Kelautan dan Perikanan , Jakarta<br />
<br />
<br />
Toyib, S., W. Martoyudo dan F. Suhadi., 1977. Beberapa Macam Bakteri Penyebab Penyakit Perut Manusia pada Kerang dalam Oceonologi di Indonesia No 7 Tahun 1977. LON-LIPI. Jakarta.<br />
<br />MuN4http://www.blogger.com/profile/07781338164359512576noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-3899808956444659690.post-57623555960224954442013-05-09T13:01:00.001+07:002013-05-09T13:01:26.154+07:00CARA MEMBUAT RUMAH DARI STIK ES KRIM<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://1.bp.blogspot.com/-2Zsr2Lm9X_0/UYs6dzKKRWI/AAAAAAAAAXk/yh0BYap6IM4/s1600/DSC_0371.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="http://1.bp.blogspot.com/-2Zsr2Lm9X_0/UYs6dzKKRWI/AAAAAAAAAXk/yh0BYap6IM4/s320/DSC_0371.jpg" width="320" /></a></div>
Dumpuena Ilmu kali ini membagi tips bagaimana cara membuat rumah dari stik es krim. langsung saja karena gw gk pande basa basi...hehehehe...<br />
Pertama persiapkan alat2 nya<br />
<ol>
<li>Stik Es Krim</li>
<li>Lem saya disini menggunakan lem syetan</li>
<li>Chater (pisau)</li>
<li>Rol (penggaris)</li>
<li>Kiki</li>
<li>Kertas Cane (kertas Penghalus)</li>
<li>Lampu & wayer</li>
<li>Hambal</li>
<li>Pohon2 mainan.</li>
</ol>
Untuk Lebih Lanjut Bisa Hub. 0852 60 8888 77 <br />
<br />
<br />
<br />MuN4http://www.blogger.com/profile/07781338164359512576noreply@blogger.com6tag:blogger.com,1999:blog-3899808956444659690.post-7540183350868362312013-05-08T14:34:00.000+07:002013-05-08T14:34:08.563+07:00JURNAL TENTANG IKAN NILA<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://4.bp.blogspot.com/-hJVIzPLdu40/TxWHMt29UOI/AAAAAAAAAO4/ET2bAzsqoqA/s1600/MUNAWWAR+dumpuena+Ilmu.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="184" src="http://4.bp.blogspot.com/-hJVIzPLdu40/TxWHMt29UOI/AAAAAAAAAO4/ET2bAzsqoqA/s320/MUNAWWAR+dumpuena+Ilmu.jpg" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<b>I. PENDAHULUAN</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><br />1.1. Latar belakang</b><br />
Peningkatan permintaan ikan nila sebagai salah satu pilihan sumber protein hewani dengan harga yang terjangkau untuk masyarakat di negara berkembang seperti Indonesia, serta di pasar internasional mendorong meningkatnya usaha budidaya ikan nila. Pada tahun 2004 Amerika Utara mengimpor nila sebesar 112.945 ton pada 2004, meningkat 25% dibandingkan pada tahun 2003 dan 68% dibandingkan produksi pada tahun 2002. Setengah dari impor Amerika Utara, dipasok oleh Cina, sedangkan sisanya oleh Taiwan, Thailand dan Indonesia (FAO 2004). Produksi nila nasional pada tahun 2004 sebesar 97.116 ton, dan kemudian meningkat sebesar 23,7% dalam kurun waktu 2004-2008 menjadi sebesar 220.900 ton (DKP 2008). Peningkatan produksi ini memposisikan Indonesia pada peringkat keempat negara produsen nila terbesar di dunia setelah Cina, Mesir dan Philipina. Dengan adanya kasus KHV (Koi Herpes Virus) pada ikan mas, nila menjadi alternatif ikan air tawar yang dibudidayakan masyarakat dan salah satu andalan dalam program revitalisasi perikanan. Perkembangan usaha budidaya ikan nila, sangat bergantung dengan pakan buatan yang dapat mendukung pertumbuhan ikan nila yang optimal, sehingga peningkatan kualitas pakan buatan menjadi suatu yang sangat penting.<br />
Ikan nila mempunyai kemampuan untuk memanfaatkan pakan buatan yang mengandung bahan-bahan dari tumbuhan (Fagbenro 1998; Olvera et al. 1997; E1-Sayed 1999; Fontainhas et al. 1999; Main et al. 2002; Ogunji dan Wirth 2000, Chimatiro dan Costa-Pierce 1996), bakteri (Beveridge et al. 1989), fitoplankton hijau (Pantastico et al. 1982). dan Spirulina (Lu dan Takeuchi 2004). Kemampuan dari ikan nila secara morfologi dan fisiologi untuk mencerna bahan pakan dengan kandungan serat tinggi membuka peluang untuk pengembangan pakan buatan ikan nila dengan menggunakan bahan pakan dari tepung daun dari berbagai jenis tanaman legumes seperti daun lamtoro (El Sayed 1999).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Untuk Lebih Lengkap Silahkan <a href="http://www.mediafire.com/?p9hryokr7fvn71q"><blink>DOWNLOAD</blink></a> (file pdf)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
MuN4http://www.blogger.com/profile/07781338164359512576noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-3899808956444659690.post-76546292717589532752013-05-08T14:26:00.000+07:002013-05-08T14:28:11.628+07:00Pangan Hewani sebagai Sumber Protein<div style="text-align: justify;">
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://4.bp.blogspot.com/-hJVIzPLdu40/TxWHMt29UOI/AAAAAAAAAO4/ET2bAzsqoqA/s1600/MUNAWWAR+dumpuena+Ilmu.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="184" src="http://4.bp.blogspot.com/-hJVIzPLdu40/TxWHMt29UOI/AAAAAAAAAO4/ET2bAzsqoqA/s320/MUNAWWAR+dumpuena+Ilmu.jpg" width="320" /></a></div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
Protein diperlukan oleh tubuh untuk membangun sel-sel yang telah rusak, membentuk zat-zat pengatur seperti enzim dan hormon, membentuk energi yang tiap gram protein menghasilkan sekitar 4.1 kkal (Kartasapoetra & Marsetyo 2003). Protein juga akan disimpan untuk digunakan dalam keadaan darurat selain untuk membangun struktur tubuh (pembentukan berbagai jaringan) sehingga pertumbuhan atau kehidupan dapat terus terjamin dengan baik.</div>
<div style="text-align: justify;">
Kekurangan protein yang terus menerus akan menimbulkan gejala yaitu pertumbuhan kurang baik, daya tahan tubuh menurun, rentan terhadap penyakit, daya kreatifitas dan daya kerja merosot, mental lemah dan lain-lain (Kartasapoetra & Marsetyo 2003). Sumber-sumber protein diperoleh dari bahan makanan yang berasal dari hewan dan tumbuh-tumbuhan. Protein hewani termasuk kualitas lengkap dan protein nabati mempunyai nilai kualitas setengah sempurna atau protein tidak lengkap (Sediaoetama 2006). Protein sebagai pembentuk energi tergantung macam dan jumlah bahan makanan yang dikonsumsi. Nilai energi dan protein dalam tubuh dapat ditentukan dengan memperhatikan angka-angka protein tiap bahan makanan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Untuk Lebih Lengkap Silahkan <a href="http://www.mediafire.com/?atzi9ahzdd5xu31"><blink>DOWNLOAD</blink></a> (file pdf)</div>
MuN4http://www.blogger.com/profile/07781338164359512576noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-3899808956444659690.post-7905774988798246772012-01-28T14:15:00.001+07:002012-01-28T14:17:24.906+07:00PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PENANAMAN NILAI DAN PEMBIASAAN<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/-hJVIzPLdu40/TxWHMt29UOI/AAAAAAAAAO4/ET2bAzsqoqA/s1600/MUNAWWAR+dumpuena+Ilmu.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="230" src="http://4.bp.blogspot.com/-hJVIzPLdu40/TxWHMt29UOI/AAAAAAAAAO4/ET2bAzsqoqA/s400/MUNAWWAR+dumpuena+Ilmu.jpg" width="400" /></a></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">Disusun untuk Memenuhi Tugas Semester VI<br />
Mata Kuliah Ilmu Jiwa Agama (IJA)<br />
Dosen Pengampu: Drs. H. A. Rif’an, M.PdI. <br />
<br />
Oleh: Ahmad Saefudin <a href="http://lpmbursa.tk./"> </a><a href="http://inisnu.blogspot.com/"> </a><a href="http://inisnujepara.ac.id/"> </a><br />
<br />
<div style="text-align: center;"><b>BAB I<br />
PENDAHULUAN</b></div><a href="http://inisnujepara.ac.id/"> </a><br />
A. Latar Belakang Masalah <br />
<br />
Pendidikan Agama yang sumbernya pada nilai-nilai Qur’an semakin diperlukan oleh anak-anak kita, untuk mempersiapkan masa depannya yang lebih maju, kompleks, canggih, dan penuh tantangan. Mengapa anak-anak? Apakah orang dewasa tidak lagi membutuhkan pendidikan Agama wa bil khusus pendidikan Agama Islam? <br />
<br />
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, ada baiknya kita sejenak berpaling pada pendapat Benyamin Spock yang mengatakan bahwa usia 0-12 tahun merupakan masa emas anak untuk dirangsang intelektual dan kreativitasnya, karena 80% perkembangan anak ditentukan pada usia tersebut. Hal ini sekali lagi bukan berarti kita menafikan keekfetifan pendidikan Agama Islam pada usia dewasa. Bukankah penyair Arab telah bersenandung, belajar di waktu kecil bagai mengukir di atas batu, belajar di masa dewasa ibarat mengukir di atas air? Rasulullah sendiri telah berstatemen melalui sabda yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah; “Didiklah anak-anak kalian dan buatlah pendidikan mereka itu menjadi baik”. <br />
<br />
Dari latar belakang ini, jelas bahwa penanaman pendidikan Agama Islam sangat efektif jika dilakukan pada usia anak-anak sehingga dewasa nanti akan menjadi bekal dalam kehidupan sehari-hari (pembiasaan). <br />
<br />
B. Pembatasan Masalah <br />
<br />
Sebagai antisipasi penulis agar pembaca tidak mengalami ambigu dan supaya pembahasan lebih fokus, maka penulis memberikan batasan-batasan sebagai berikut: <br />
<br />
1. Pendidikan : memelihara dan memberi latihan, ajaran, bimbingan mengenai akhlak dan kecerdasan berpikir. Dengan menarik lebih dalam, maka makna pendidikan yaitu proses pengubahan sikap dan tatalaku seseorang dalam mendewasakan manusia. <br />
<br />
2. Agama : sistem, prinsip kepercayaan kepada Tuhan (dewa dan sebagainya) dengan ajaran kebaktian dan kewajiban-kewajiban yang telah bertalian dengan kepercayaan itu. <br />
<br />
3. Islam : agama yang diajarkan Nabi Muhammad SAW berpedoman kepada kitab suci Al-Qur’anyang diturunkan ke dunia melalui wahyu Allah SWT. <br />
<br />
4. Penanaman : berasal dari kata dasar tanam yang berarti menaburkan paham atau ajaran. <br />
<br />
5. Pembiasaan : melakukan sesuatu seperti yang sudah-sudah. <br />
<br />
C. Rumusan Masalah <br />
<br />
Dari latar belakang di atas, maka penulis merumuskan beberapa masalah antara lain: <br />
<br />
1. Bagaimana pendidikan Agama Islam dengan penanaman nilai?<br />
2. Bagaimana pendidikan Agama Islam dengan pembiasaan? <br />
<br />
D. Tujuan Penulisan <br />
<br />
Adapun tujuan penulisan makalah ini yaitu:<br />
1. Mengetahui pendidikan Agama Islam dengan penanaman nilai.<br />
2. Mengetahui pendidikan Agama Islam dengan pembiasaan.<br />
3. Sebagai pemenuhan tugas semester VI mata kuliah Ilmu Jiwa Agama yang diampu oleh Drs. H. A. Rif’an, M.PdI. <br />
<br />
<div style="text-align: center;"><b>BAB II <br />
ISI </b></div><br />
A. Pendidikan Agama Islam dengan Penanaman Nilai <br />
<br />
Anak-anak dengan segala potensi yang terpendam, perlu kita poles supaya benar-benar terbentuk kepribadian yang luhur. Konsep John Locke tentang tabularasa nya menggambarkan bahwa anak akan baik atau buruk tergantung lingkungan terdekatnya. Bisa jadi, orang tua, keluarga, atau masyarakat sekitar. Anak dianggap sebagai barang pasif yang tak punya kekuatan sehingga hanya bisa menerima apapun yang datang dari luar dirinya. <br />
<br />
Berbeda dengan John Locke, Nabi Muhammad SAW mempunyai konsep bahwa anak yang lahir di dunia ini sudah membawa bekal dan potensi yang populer dengan istilah fitrah. Orang tua hanya meneruskan dan mengelola potensi ini. <br />
<br />
Dari dua pandangan tokoh di atas, bisa kita tarik benang merah yaitu faktor penting lingkungan keluarga terutama orang tua dalam mendewasakan anak-anak mereka. Masa inilah yang seharusnya dimanfaatkan orang tua untuk menanamkan nilai-nilai pendidikan Agama Islam. <br />
<br />
Hal ini diperkuat oleh pendapat Zakiah Darajat (1996) yang mengatakan bahwa “apabila latihan-latihan keagamaan diterapkan pada waktu anak masih kecil dalam keluarga dengan cara yang kaku atau tidak benar, maka ketika menginjak usia dewasa nanti akan cenderung kurang peduli terhadap agama atau kurang merasakan pentingnya agama bagi dirinya. Sebaliknya, semakin banyak si anak mendapatkan latihan-latihan keagamaan sewaktu kecil, maka pada saat dia dewasa akan semakin merasakan kebutuhannya kepada agama”. <br />
<br />
Kemudian bagaimana cara kita menanamkan pendidikan nilai pada anak-anak kita? Tentu saja jawabannya tidak semudah membalikkan telapak tangan. Tetapi juga bukan mustahil ketika kita mau mengusahakan dan melihat apa yang telah dituturkan oleh Trimo, S.Pd.,M.Pd dengan analisisnya; “setidaknya ada lima pendekatan dalam penanaman nilai yakni (1) Pendekatan penanaman nilai atau inculcation approach,(2) Pendekatan perkembangan moral kognitif atau cognitive moral development approach, (3) Pendekatan analisis nilai atau values analysis approach, (4) Pendekatan klarifikasi nilai atau values clarification approach, dan (5) Pendekatan pembelajaran berbuat (action learning approach). <br />
<br />
1. Pendekatan Penanaman Nilai <br />
<br />
Pendekatan penanaman nilai (inculcation approach) adalah suatu pendekatan yang memberi penekanan pada penanaman nilai-nilai sosial dalam diri siswa. Pendekatan ini sebenarnya merupakan pendekatan tradisional. Banyak kritik dalam berbagai literatur barat yang ditujukan kepada pendekatan ini. Pendekatan ini dipandang indoktrinatif, tidak sesuai dengan perkembangan kehidupan demokrasi (Banks, 1985; Windmiller, 1976). Pendekatan ini dinilai mengabaikan hak anak untuk memilih nilainya sendiri secara bebas. Menurut Raths et al. (1978) kehidupan manusia berbeda karena perbedaan waktu dan tempat. Kita tidak dapat meramalkan nilai yang sesuai untuk generasi yang akan datang. Menurut beliau, setiap generasi mempunyai hak untuk menentukan nilainya sendiri. Oleh karena itu, yang perlu diajarkan kepada generasi muda bukannya nilai, melainkan proses, supaya mereka dapat menemukan nilai-nilai mereka sendiri, sesuai dengan tempat dan zamannya. <br />
<br />
2. Pendekatan Perkembangan Kognitif <br />
<br />
Pendekatan ini mendorong siswa untuk berpikir aktif tentang masalah-masalah moral dan dalam membuat keputusan-keputusan moral. Perkembangan moral menurut pendekatan ini dilihat sebagai perkembangan tingkat berpikir dalam membuat pertimbangan moral, dari suatu tingkat yang lebih rendah menuju suatu tingkat yang lebih tinggi (Elias, 1989). <br />
<br />
Tujuan yang ingin dicapai oleh pendekatan ini ada dua hal yang utama. Pertama, membantu siswa dalam membuat pertimbangan moral yang lebih kompleks berdasarkan kepada nilai yang lebih tinggi. Kedua, mendorong siswa untuk mendiskusikan alasan-alasannya ketika memilih nilai dan posisinya dalam suatu masalah moral (Superka, et. al., 1976; Banks, 1985). <br />
<br />
Pendekatan perkembangan kognitif pertama kali dikemukakan oleh Dewey (Kohlberg 1971, 1977). Selanjutnya dikembangkan lagi oleh Peaget dan Kohlberg (Freankel, 1977; Hersh, et. al. 1980). Dewey membagi perkembangan moral anak menjadi tiga tahap (level) sebagai berikut: <br />
<br />
(1) Tahap “premoral” atau “preconventional”. <br />
<br />
Dalam tahap ini tingkah laku seseorang didorong oleh desakan yang bersifat fisikal atau sosial; <br />
<br />
(2) Tahap “conventional”. <br />
<br />
Dalam tahap ini seseorang mulai menerima nilai dengan sedikit kritis, berdasarkan kepada kriteria kelompoknya. <br />
<br />
(3) Tahap “autonomous”. <br />
<br />
Dalam tahap ini seseorang berbuat atau bertingkah laku sesuai dengan akal pikiran dan pertimbangan dirinya sendiri, tidak sepenuhnya menerima kriteria kelompoknya. <br />
<br />
Piaget berusaha mendefinisikan tingkat perkembangan moral pada anak-anak melalui pengamatan dan wawancara (Windmiller, 1976). Dari hasil pengamatan terhadap anak-anak ketika bermain, dan jawaban mereka atas pertanyaan mengapa mereka patuh kepada peraturan, Piaget sampai pada suatu kesimpulan bahwa perkembangan kemampuan kognitif pada anak-anak mempengaruhi pertimbangan moral mereka.<br />
Kohlberg (1977) juga mengembangkan teorinya berdasarkan kepada asumsi-asumsi umum tentang teori perkembangan kognitif dari Dewey dan Piaget di atas. Seperti dijelaskan oleh Elias (1989), Kohlberg mendefinisikan kembali dan mengembangkan teorinya menjadi lebih rinci. Tingkat-tingkat perkembangan moral menurut Kohlberg dimulai dari konsekuensi yang sederhana, yang berupa pengaruh kurang menyenangkan dari luar ke atas tingkah laku, sampai kepada penghayatan dan kesadaran tentang nilai-nilai kemanusian universal. Lebih tinggi tingkat berpikir adalah lebih baik, dan otonomi lebih baik daripada heteronomi. <br />
<br />
3. Pendekatan Analisis Nilai <br />
<br />
Pendekatan analisis nilai (values analysis approach) memberikan penekanan pada perkembangan kemampuan siswa untuk berpikir logis, dengan cara menganalisis masalah yang berhubungan dengan nilai-nilai sosial. Jika dibandingkan dengan pendekatan perkembangan kognitif, salah satu perbedaan penting antara keduanya bahwa pendekatan analisis nilai lebih menekankan pada pembahasan masalah-masalah yang memuat nilai-nilai sosial. Ada enam langkah analisis nilai yang penting dan perlu diperhatikan dalam proses pendidikan nilai menurut pendekatan ini (Hersh, et. al., 1980; Elias, 1989), sebagai berikut: <br />
<br />
Langkah Analisis Nilai Tugas Penyelesaian Masalah <br />
<br />
1. Mengidentifikasi dan menjelaskan nilai yang terkait Mengurangi perbedaan penafsiran tentang nilai yang terkait.Mengumpulkan fakta yang berhubungan Mengurangi perbedaan dalam fakta yang berhubungan. <br />
<br />
2. Menguji kebenaran fakta yang berkaitan Mengurangi perbedaan kebenaran tentang fakta yang berkaitan. <br />
<br />
3. Menjelaskan kaitan antara fakta yang bersangkutan Mengurangi perbedaan tentang kaitan antara fakta yang bersangkutan. <br />
<br />
4. Merumuskan keputusan moral sementara Mengurangi perbedaan dalam rumusan keputusan sementara. <br />
<br />
5. Menguji prinsip moral yang digunakan dalam pengambilan keputusan Mengurangi perbedaan dalam pengujian prinsip moral yang diterima. <br />
<br />
4. Pendekatan Klarifikasi Nilai <br />
<br />
Pendekatan klarifikasi nilai (values clarification approach) memberi penekanan pada usaha membantu siswa dalam mengkaji perasaan dan perbuatannya sendiri, untuk meningkatkan kesadaran mereka tentang nilai-nilai mereka sendiri. Pendekatan ini memberi penekanan pada nilai yang sesungguhnya dimiliki oleh seseorang. Bagi penganut pendekatan ini, nilai bersifat subjektif, ditentukan oleh seseorang berdasarkan kepada berbagai latar belakang pengalamannya sendiri, tidak ditentukan oleh faktor luar, seperti agama, masyarakat, dan sebagainya. Oleh karena itu, bagi penganut pendekatan ini berpandangan bahwa isi nilai tidak terlalu penting. Hal yang sangat dipentingkan dalam program pendidikan adalah mengembangkan keterampilan siswa dalam melakukan proses menilai. Ada tiga proses klarifikasi nilai menurut pendekatan ini. <br />
<br />
Dalam tiga proses tersebut terdapat tujuh subproses sebagai berikut: <br />
<br />
Pertama : Memilih <br />
<br />
1. Dengan bebas.<br />
2. Dari berbagai alternatif.<br />
3. Setelah mengadakan pertimbangan tentang berbagai akibatnya. <br />
<br />
Kedua : Menghargai <br />
<br />
4. Merasa bahagia atau gembira dengan pilihannya.<br />
5. Mau mengakui pilihannya itu di depan umum. <br />
<br />
Ketiga : Bertindak <br />
<br />
6. Berbuat sesuatu sesuai dengan pilihannya.<br />
7. Diulang-ulang sebagai suatu pola tingkah laku dalam hidup (Raths, et. Al., 1978).<br />
5. Pendekatan Pembelajaran Berbuat <br />
<br />
Pendekatan pembelajaran berbuat (action learning approach) memberi penekanan pada usaha memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan perbuatan-perbuatan moral, baik secara perseorangan maupun secara bersama-sama dalam suatu kelompok. <br />
<br />
Menurut Elias (1989), Hersh, et. al., (1980) dan Superka, et. al. (1976), pendekatan pembelajaran berbuat diprakarsai oleh Newmann, dengan memberikan perhatian mendalam pada usaha melibatkan siswa sekolah menengah atas dalam melakukan perubahan-perubahan sosial. <br />
<br />
Menurut Elias (1989), walaupun pendekatan ini berusaha juga untuk meningkatkan keterampilan “moral reasoning” dan dimensi afektif, namun tujuan yang paling penting adalah memberikan pengajaran kepada siswa, supaya mereka berkemampuan untuk mempengaruhi kebijakan umum sebagai warga dalam suatu masyarakat yang demokratis. <br />
<br />
B. Pendidikan Agama Islam dengan Pembiasaan. <br />
<br />
Witeng tresno jalaran soko kulino. Demikian cetusan pepatah Jawa ini kerap menjadi pedoman bagi kita. Apapun pendidikan yang kita peroleh dan dari mana pun ilmu yang selama ini kita dapat, semuanya tiada guna jika tidak terbiasa untuk diimplementasikan. Al Ghazali dalam Ayyuhal Walad berkata bahwa inti sari dari ilmu adalah untuk diamalkan. <br />
<br />
Lagi-lagi, peran orang tua sebagai lingkungan terdekat sangat mempengaruhi pembiasaan anak-anaknya dalam mengejawantahkan apapun yang telah ia dapat dari luar. Pembiasaan-pembiasaan perilaku seperti melaksanakan nilai-nilai ajaran agama Islam (beribadah), membina hubungan atau interaksi yang harmonis dalam keluarga, memberikan bimbingan, arahan, pengawasan dan nasehat merupakan hal yang senantiasa harus dilakukan oleh orang tua agar perilaku remaja yang menyimpang dapat dikendalikan.<br />
An-Nahlawi (Dahlan : 1992) menyatakan bahwa metode pendidikan dan pembinaan akhlak yang perlu diterapkan oleh orang tua dalam kehidupan keluarga adalah sebagai berikut : <br />
<br />
1. Metode hiwar (percakapan)<br />
2. Metode kisah.<br />
3. Metopde mendidik dengan amtsal (perumpamaan).<br />
4. Metode mendidik dengan teladan.<br />
5. Metode mendidik dengan pembiasaan diri dan pengalaman.<br />
6. Metode mendidik dengan mengambil ibroh (pelajaran) dan mau’idhoh (peringatan).<br />
7. Metode mendidik dengan targhib (membuat senang) dan tarhib (membuat takut). <br />
<br />
Selain Al-Nahlawi, pakar pendidikan lain seperti Al-Ghazali juga menjelaskan (Abul Quasem : 1988) bahwa perubahan dan peningkatan akhlak dapat dicapai sepanjang melalui usaha dan latihan moral yang sesuai, untuk itu maka dalam mewujudkan akhlak yang baik dapat dilakukan dengan menggunakan dua metode yaitu pengalaman (al-tajribah) dan latihan diri (riyadhah). <br />
<br />
Secara teknis peran orang tua dalam membiasakan pendidikan Agama Islam di antaranya: <br />
<br />
1. Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT, dengan cara melaksanakan kewajiban-kewajiban sebagaimana yang diperintahkan dalam ajaran agama Islam. Dalam hal ini orang tua harus menjadi contoh yang baik dengan memberikan bimbingan, arahan, serta pengawasan sehingga dengan kondisi seperti ini remaja menjadi terbiasa berakhlak baik. <br />
<br />
2. Meningkatkan interaksi melalui komunikasi dua arah. Orang tua dalam hal ini dituntut untuk dapat berperan sebagai motivator dalam mengembangkan kondisi-kondisi yang positif yang dimiliki remaja sehingga perilaku atau akhlak remaja tidak menyimpang dari norma-norma baik norma agama, norma hukum maupun norma kesusilaan. <br />
<br />
3. Meningkatkan disiplin dalam berbagai bidang kehidupan. Orang tua dalam melaksanakan seluruh fungsi keluarganya baik fungsi agama, fungsi pendidikan, fungsi keamanan, fungsi ekonomi maupun fungsi sosial harus dilandasi dengan penanaman disiplin yang terkendali agar dapat mengendalikan akhlak atau perilaku.<br />
Agama Islam sebagai sumber nilai akhlak harus dijadikan landasan oleh orang tua dalam membina akhlak karena agama merupakan pedoman hidup serta memberikan landasan yang kuat bagi diri. Di samping itu pembiasaan-pembiasaan yang dilakukan orang tua sehari-hari seperti sholat, membaca Al-Qur’an, menjalankan puasa serta berperilaku baik merupakan bagian penting dalam pembentukan dan pembinaan akhlak. <br />
<div style="text-align: center;"><br />
</div><div style="text-align: center;"><b>BAB III </b></div><div style="text-align: center;"><b>PENUTUP </b></div><br />
A. Kesimpulan <br />
<br />
Setelah melalui berbagai pembahasan di atas, maka penulis dapat mengambil kesimpulan: <br />
<br />
1. Pendidikan Agama Islam dengan penanaman nilai menggunakan beberapa pendekatan, yaitu melalui: (1) Pendekatan penanaman nilai atau inculcation approach,(2) Pendekatan perkembangan moral kognitif atau cognitive moral development approach, (3) Pendekatan analisis nilai atau values analysis approach, (4) Pendekatan klarifikasi nilai atau values clarification approach, dan (5) Pendekatan pembelajaran berbuat (action learning approach). <br />
<br />
2. Metode Pendidikan Agama Islam dengan pembiasaan dapat dilakukan dengan cara:<br />
1. Metode hiwar (percakapan).<br />
2. Metode kisah.<br />
3. Metopde mendidik dengan amtsal (perumpamaan).<br />
4. Metode mendidik dengan teladan.<br />
5. Metode mendidik dengan pembiasaan diri dan pengalaman.<br />
6. Metode mendidik dengan mengambil ibroh (pelajaran) dan mau’idhoh (peringatan).<br />
7. Metode mendidik dengan targhib (membuat senang) dan tarhib (membuat takut). <br />
<br />
B. Saran <br />
<br />
Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis menyarankan : <br />
<br />
a. Dalam mewujudkan pendidikan Agama Islam dengan penanaman nilai dan pembiasaan hendaknya dimaksimalkan oleh orang tua (lingkungan keluarga) dengan berbagai pendekatan yang ada. <br />
<br />
b. Orang tua (keluarga) tak henti-hentinya meningkatkan pendidikan Agama Islam dengan pembiasaan dengan berbagai metode. <br />
<br />
C. Kata Penutup <br />
<br />
Demikian makalah ini dibuat. Semoga bisa menjadi tambahan wacana bagi kita terkait tentang pendidikan Agama Islam dengan penanaman nilai dan pembiasaan. Segala manfaat yang terserap semata hanya karena ridho-Nya, sedangkan kekhilafan yang ada murni hadir dari penulis. Saran krituk senantiasa terbuka sebagai acuan perbaikan tulisan ini. Terima kasih. <br />
<br />
<div style="text-align: center;"><b>DAFTAR PUSTAKA </b></div><br />
Asfandiyar, Andi Yudha, Pendidikan Qur’ani Senantiasa Berpihak pada Anak, (http://keyanaku.blogspot.com). <br />
<br />
Budiono, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Surabaya: KARYA AGUNG, 2005. <br />
<br />
Kania, Ikeu, Peranan Keluarga dalam Membina Akhlak Remaja, (http//friendster.com). <br />
<br />
Trimo, Pendekatan Penanaman Nilai dalam Pendidikan, (http://re-searchengines.com/0807trimo.html).</div>MuN4http://www.blogger.com/profile/07781338164359512576noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-3899808956444659690.post-86315456511352021282012-01-28T01:12:00.000+07:002012-01-28T01:12:56.706+07:00NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM ISLAM<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/-hJVIzPLdu40/TxWHMt29UOI/AAAAAAAAAO4/ET2bAzsqoqA/s1600/MUNAWWAR+dumpuena+Ilmu.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="230" src="http://4.bp.blogspot.com/-hJVIzPLdu40/TxWHMt29UOI/AAAAAAAAAO4/ET2bAzsqoqA/s400/MUNAWWAR+dumpuena+Ilmu.jpg" width="400" /></a></div><br />
<div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: center;"><span style="font-size: large;">Pengertian Nilai Pendidikan Islam</span></div><div style="text-align: center;"></div><div style="text-align: justify;">Nilai artinya sifat-sifat (hal-hal) yang penting atau berguna bagi kemanusiaan.1 Maksudnya kualitas yang memang membangkitkan respon penghargaan.2 Nilai itu praktis dan efektif dalam jiwa dan tindakan manusia dan melembaga secara obyektif di dalam masyarakat.3 Menurut Sidi Gazalba yang dikutip Chabib Thoha mengartikan nilai sebagai berikut :<br />
Nilai adalah sesuatu yang bersifat abstrak, ia ideal, nilai bukan benda konkrit, bukan fakta, tidak hanya persoalan benar dan salah yang menuntut pembuktian empirik, melainkan penghayatan yang dikehendaki dan tidak dikehendaki.4 Sedang menurut Chabib Thoha nilai merupakan sifat yang melekat pada sesuatu (sistem kepercayaan) yang telah berhubungan dengan subjek yang memberi arti (manusia yang meyakini).5 Jadi nilai adalaah sesuatu yang bermanfaat dan berguna bagi manusia sebagai acuan tingkah laku. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Untuk Lebih Jelas silahkan Download <a href="http://www.4shared.com/office/is-yh8QX/Pengertian_nilai-nilai_agama.html"><blink>DISNI</blink></a></div>MuN4http://www.blogger.com/profile/07781338164359512576noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-3899808956444659690.post-42945418583463821552012-01-23T22:43:00.000+07:002012-01-23T22:43:16.252+07:00KONTRIBUSI ISLAM ATAS DUNIA BARAT<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/-hJVIzPLdu40/TxWHMt29UOI/AAAAAAAAAO4/ET2bAzsqoqA/s1600/MUNAWWAR+dumpuena+Ilmu.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="230" src="http://4.bp.blogspot.com/-hJVIzPLdu40/TxWHMt29UOI/AAAAAAAAAO4/ET2bAzsqoqA/s400/MUNAWWAR+dumpuena+Ilmu.jpg" width="400" /></a></div><div style="text-align: justify;"><br />
<div style="text-align: center;"><b>KONTRIBUSI ISLAM ATAS DUNIA BARAT </b></div><br />
<br />
<b>A. PENDAHULUAN </b><br />
<br />
Kemajuan berbagai peradaban dan ilmu pengetahuan yang ada di Barat saat ini tidaklah terjadi dengan begitu saja atau tiba-tiba. Ada proses panjang yang melatarinya. Salah satu aspek yang tidak bisa dipisahkan dengan kelahiran peradaban Barat adalah kontribusi yang diberikan Islam pada masa kejayaaannya. <br />
<br />
Masuknya kerajaan Islam ke Spanyol menjadi pembuka dari awal kemajuan di negara-negara barat saat itu. Sejarah mencatat bahwa kerajaan Islam Spanyol sempat mengalami kemajuan yang sangat pesat walau akhirnya harus runtuh tak berbekas. <br />
<br />
Sebagaimana yang kita lihat dimasa sekarang, wilayah-wilayah yang merupakan bekas tempat kekuasaan Islam atau lebih dikenal wilayah barat mengalami kemajuan yang sangat pesat dan ironisnya wilayah-wilayah Islam yang masih bertahan menjadi sebuah negara yang lemah dan terbelakangan. Padahal sejarah mencatat bahwa kemajuan eropa saat ini adalah merupakan hasil kontribusi dari Islam untuk dunia barat. <br />
<br />
Yang menjadi pertanyaannya adalah jika memang kemajuan barat sekarang adalah suatu konsentrasi Islam masa lalu. Maka apa saja kontribusi Islam kedunia barat? <br />
<br />
<b>B. Sejarah Masuk Islam ke Eropa. </b><br />
<br />
Awal berlangsungya periode Daulat Umayyah lebih memprioritaskan pada perluasan wilayah kekuasaan. Ekspansi wilayah yang sempat terhenti pada masa Khalifah Utsman dan Khalifah Ali dilanjutkan kembali oleh Daulat Umayyah. Pada zaman Muawiyah, Tunisia ditaklukkan. Di sebelah Timur, Muawiyah dapat menguasai daerah Khurasan sampai ke sungai Oxus dan Afganistan sampai ke Kabul. Angkatan lautnya melakukan serangan-serangan ke ibu kota Bizantium, Konstantinopel. Ekspansi ke timur yang dilakukan Muawiyah kemudian dilanjutkan oleh khalifah Abdul Malik. Dia mengirim tentara menyeberangi sungai Oxus dan dapat berhasil menundukkan Balkh, Bukhara, Khawarizm, Ferghana dan Samarkand. Tentaranya bahkan sampai ke India dan dapat menguasai Balukhistan, Sind dan daerah Punjab sampai ke Maltan.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=3899808956444659690#_ftn1">[1]</a><br />
<br />
Ekspansi ke Barat secara besar-besaran dilanjutkan pada zaman Al-Walid bin Abdul Malik. Masa pemerintahan Walid adalah masa ketenteraman, kemakmuran dan ketertiban, dimana umat Islam merasa hidup bahagia. Pada masa pemerintahannya yang berjalan kurang lebih sepuluh tahun, tercatat bahwa pada tahun 711 M merupakan suatu ekspedisi militer dari Afrika Utara menuju wilayah Barat Daya, benua Eropa. Setelah Al-Jazair dan Marokko dapat ditundukan, Tariq bin Ziyad, panglima pasukan Islam, dengan pasukannya menyeberangi selat yang memisahkan antara Marokko dengan benua Eropa, dan mendarat di suatu tempat yang sekarang dikenal dengan nama Gibraltar (Jabal Tariq). Tentara Spanyol dapat dikalahkan. Dengan demikian, Spanyol menjadi sasaran ekspansi selanjutnya. Ibu kota Spanyol, Cordova, dengan cepatnya dapat dikuasai. Menyusul setelah itu kota-kota lain seperti Seville, Elvira dan Toledo yang dijadikan ibu kota Spanyol yang baru setelah jatuhnya Cordova.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=3899808956444659690#_ftn2">[2]</a> Pasukan Islam memperoleh kemenangan dengan mudah karena mendapat dukungan dari rakyat setempat yang sejak lama menderita akibat kekejaman penguasa. Pada zaman Umar bin Abdul Aziz, serangan dilakukan ke Prancis melalui pegunungan Piranee. Serangan ini dipimpin oleh Aburrahman bin Abdullah Al-Ghafiqi. Ia mulai dengan menyerang Bordeau, Poitiers. Dari sana ia mencoba menyerang Tours. Namun, dalam peperangan yang terjadi di luar kota Tours, Al-Ghafiqi terbunuh, dan tentaranya mundur kembali ke Spanyol. Disamping daerah-daerah tersebut di atas, pulau-pulau yang terdapat di Laut Tengah juga jatuh ke tangan Islam pada zaman Bani Umayyah.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=3899808956444659690#_ftn3">[3]</a><br />
<br />
Dengan keberhasilan ekspansi ke beberapa daerah, baik di timur maupun barat, wilayah kekuasaan Islam masa Bani Umayyah ini betul-betul sangat luas. Daerah-daerah itu meliputi Spanyol, Afrika Utara, Syria, Palestina, Jazirah Arabia, Irak, sebagian Asia Kecil, Persia, Afganistan, daerah yang sekarang disebut Pakistan, Purkmenia, Uzbek, dan Kirgis di Asia Tengah. <a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=3899808956444659690#_ftn4">[4]</a><br />
<br />
<b>C. Kontribusi Islam ke Barat </b><br />
<br />
Sejarah telah membuktikan bahwa kontribusi Islam pada kemajuan ilmu pengetahuan di dunia modern menjadi fakta sejarah yang tak terbantahkan. Bahkan bermula dari dunia Islamlah ilmu pengetahuan mengalami transmisi (penyebaran, penularan), diseminasi dan proliferasi (pengembangan) ke dunia Barat yang sebelumnya diliputi oleh masa ‘the Dark Ages’ mendorong munculnya zaman renaissance atau enlightenment (pencerahan) di Eropa. <br />
<br />
Melalui dunia Islam-lah mereka mendapat akses untuk mendalami dan mengembangkan ilmu pengetahuan modern. Menurut George Barton, ketika dunia Barat sudah cukup masak untuk merasakan perlunya ilmu pengetahuan yang lebih dalam, perhatiannya pertama-tama tidak ditujukan kepada sumber-sumber Yunani, melainkan kepada sumber-sumber Arab. <br />
<br />
Sebelum Islam datang, menurut Gustav Le Bon, Eropa berada dalam kondisi kegelapan, tak satupun bidang ilmu yang maju bahkan lebih percaya pada tahayul. Sebuah kisah menarik terjadi pada zaman Daulat Abbasiah saat kepemimpinan Harun Al-Rasyid, tatkala beliau mengirimkan jam sebagai hadiah pada Charlemagne seorang penguasa di Eropa. Penunjuk waktu yang setiap jamnya berbunyi itu oleh pihak Uskup dan para Rahib disangka bahwa di dalam jam itu ada jinnya sehingga mereka merasa ketakutan, karena dianggap sebagai benda sihir. Pada masa itu dan masa-masa berikutnya, baik di belahan Timur Kristen maupun di belahan Barat Kristen masih mempergunakan jam pasir sebagai penentuan waktu.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=3899808956444659690#_ftn5">[5]</a><br />
<br />
Bagaimana kondisi kegelapan Eropa pada zaman pertengahan (Abad 9 M) bukan hanya pada aspek mental-dimana cenderung bersifat takhayul, demikian pula halnya dalam aspek fisik material. Hal ini sebagaimana digambarkan oleh William Drapper: <br />
<br />
“Pada zaman itu Ibu Kota pemerintahan Islam di Cordova merupakan kota paling beradab di Eropa, 113.000 buah rumah, 21 kota satelit, 70 perpustakaan dan toko-toko buku, masjid-masjid dan istana yang banyak. Cordova menjadi mashur di seluruh dunia, dimana jalan yang panjangnya bermil-mil dan telah dikeraskan diterangi dengan lampu-lampu dari rumah-rumah di tepinya. Sementara kondisi di London 7 abad sesudah itu (yakni abad XV M), satu lampu umumpun tidak ada. Di Paris berabad-abad sesudah zaman Cordova, orang yang melangkahi ambang pintunya pada saat hujan, melangkah sampai mata kakinya ke dalam lumpur”. <br />
<br />
Menurut Philip K. Hitti, jarak peradaban antara kaum muslimin di bawah kepemimpinan Harun Al-Rasyid jauh melampaui peradaban yang ada pada orang-orang Kristen pimpinan Charlemagne. <br />
<br />
Pertengahan abad IX M peradaban Islam telah meliputi seluruh Spanyol. Masuknya Islam ke Spanyol yaitu setelah Abdur Rahman ad-Dakhil (756 M) berhasil membangun pemerintahan yang berpusat di Andalusia. <br />
<br />
Melalui Spanyol, Sicilia dan Perancis Selatan yang berada langsung di bawah pemerintahan Islam, peradaban Islam memasuki Eropa. Bahasa Arab menjadi bahasa internasional yang digunakan berbagai suku bangsa di berbagai negeri di dunia. Baghdad di Timur dan Cordova di Barat, dua kota raksasa Islam menerangi dunia dengan cahaya gilang-gemilang. Sekitar tahun 830 M, Alfonsi-Raja Asturia telah mendatangkan dua sarjana Islam untuk mendidik ahli warisnya. Sekolah Tinggi Kedokteran yang didirikan di Perancis (di Montpellier) dibina oleh beberapa orang Mahaguru dari Andalusia. Keunggulan ilmiah kaum muslimin tersebar jauh memasuki Eropa dan menarik kaum intelektual dan bangsawan Barat ke negeri-negeri pusatnya. Diantara mereka terdapat Roger Bacon (Inggeris); Gerbert d’Aurillac yang kemudian menjadi Paus Perancis pertama dengan gelar Sylvester II, selama 3 tahun tinggal di Todelo mempelajari ilmu matematika, astronomi, kimia dan ilmu lainnya dari para sarjana Islam. <br />
<br />
Tidaklah mengherankan, karena pada saat kekhilafahan Islam berkuasa saat itu Spanyol menjadi pusat pembelajaran (centre of learning) bagi masyarakat Eropa dengan adanya Universitas Cordova. Di Andalusia itulah mereka banyak menimba ilmu, dan dari negeri tersebut muncul nama-nama ‘ulama besar seperti Imam Asy-Syathibi pengarang kitab Al-Muwafaqat, sebuah kitab tentang Ushul Fiqh yang sangat berpengaruh; Ibnu Hazm Al-Andalusi pengarang kitab Al-Fashl fi al-Milal wa al-Ahwa’ wa an-Nihal, sebuah kitab tentang perbandingan sekte dan agama-agama dunia, dimana bukti tersebut telah mengilhami penulis-penulis Barat untuk melakukan hal yang sama. <br />
<br />
Di Andalusia (Spanyol bagian Selatan), berbagai universitasnya pada saat itu dipenuhi oleh banyak mahasiswa Katolik dari Perancis, Inggeris, Jerman dan Italia. Pada masa itu, para pemuda Kristen dari berbagai negara di Eropa dikirim berbondong-bondong ke sejumlah perguruan tinggi di Andalusia guna menimba ilmu pengetahuan dan teknologi dari para ilmuwan muslim. Adalah Gerard dari Cremona; Campanus dari Navarra; Aberald dari Bath; Albert dan Daniel dari Morley yang telah menimba ilmu demikian banyak dari para ilmuwan muslim, untuk kemudian pulang dan menggunakannya secara efektif bagi penelitian dan pengembangan di masing-masing bangsanya. Dari sini kemudian sebuah revolusi pemikiran dan kebudayaan telah pecah dan menyebarluas ke seluruh masyarakat dan seluruh benua. Para pemuda Kristen yang sebelumnya telah banyak belajar dari para ilmuwan muslim, telah berhasil melakukan sebuah transformasi nilai-nilai yang unggul dari peradaban Islam yang kemudian diimplementasikan pada peradaban mereka (Barat) yang selanjutnya berimplikasi terhadap kemajuan diberbagai bidang ilmu pengetahuan. <br />
<br />
Semaraknya pengembangan ilmu dan pengetahuan di dunia Islam diindikasikan dengan banyaknya perpustakaan tersebar di kota-kota dan negeri-negeri Islam yang jumlahnya sangat fantastis. Sejarah mencatat, perpustakaan di Cordova pada abad 10 Masehi mempunyai 600.000 jilid buku. Perpustakaan Darul Hikmah di Cairo mempunyai 2.000.000 jilid buku. Perpustakaan Al Hakim di Andalusia mempunyai berbagai buku dalam 40 kamar yang setiap kamarnya berisi 18.000 jilid buku. Perpustakaan Abudal Daulah di Shiros (Iran Selatan) buku-bukunya memenuhi 360 kamar. Sementara ratusan tahun sesudahnya (abad 15 M), menurut catatan Catholik Encyclopedia, perpustakaan Gereja Canterbury yang merupakan perpustakaan dunia Barat yang paling kaya saat jumlah bukunya tidak melebihi 1.800 jilid buku. <br />
<br />
Sejarah juga mencatat bahwa Uskup Agung Raymond di Spanyol mendirikan Badan Penterjemah di Todelo yang ditujukan guna menterjemahkan sebagian besar karangan sarjana-sarjana Muslim tentang ilmu pasti, astronomi, kimia, kedokteran, filsafat, dll, dimana waktu yang dibutuhkan untuk menterjemahkannya yaitu lebih dari satu setengah abad (1135-1284 M). <br />
<br />
Dari pusat-pusat peradaban Islam yang meliputi Baghdad, Damaskus, Cordova, Sevilla, Granada dan Istanbul, telah memancarkan sinar gemerlap yang menerangi seluruh penjuru dunia terlebih Cordova, Sevilla, Granada yang merupakan bagian dari kekuasaan Islam di Spanyol telah banyak memberikan kontribusi besar terhadap tumbuh dan berkembangnya peradaban modern di dunia Barat. <br />
<br />
<b>D. PENUTUP </b><br />
<br />
Menyimak betapa besar kontribusi Islam terhadap lahirnya peradaban Islam berskala dunia terutama dalam hal ilmu pengetahuan dan teknologi, sesungguhnya kemajuan yang dicapai Barat pada mulanya bersumber dari peradaban Islam. Dunia Barat sekarang sejatinya berterima kasih kepada umat Islam. Akan tetapi pada kenyataannya pihak Barat (non Muslim) telah sengaja menutup-nutupi peran besar atas jasa para pejuang dan ilmuwan muslim tersebut yang pada akhirnya terabaikan bahkan sampai terlupakan. Oleh karena itu, umat Islam perlu kembali menggelorakan semangat keilmuan para ilmuwan muslim atas sumbangsihnya yang amat besar bagi peradaban umat manusia di dunia dalam menyongsong kembali kejayaan Islam dan umatnya. <br />
<br />
Kita dapat menyimak, bahwa puncak pencapaian penguasaan sains dan teknologi pada zaman kejayaan umat Islam masa lalu terkait erat dengan tegaknya sistem kekhilafahan, dimana adanya sistem komando yang terintegrasi secara global yang peranan secara politik sejalan dengan peranan agama. Kita juga mendapatkan gambaran dalam sejarah bahwa sosok para pemimpin terdahulu yang shaleh selain sebagai seorang negarawan yang handal dan mumpuni, juga sebagai seorang ‘ulama wara’ yang takut pada Rabb-nya, mencintai ilmu serta mencintai rakyatnya. Pada aspek ini kita bisa melihat adanya integrasi tiga pilar utama dalam pembentukan peradaban Islam yaitu agama, politik dan ilmu pengetahuan terpadu dalam satu kendali sistem kekhilafahan dibawah pimpinan seorang khalifah. <br />
<br />
Keberlangsungan sistem kekhilafahan terutama sejak zaman Daulat Umayyah dan Daulat Abbasiyah walaupun bersifat khalifatul mulk (estapeta kepemimpinan didasarkan pada keturunan/dinasti) yang adakalanya dipimpin oleh orang shaleh dan sekali waktu dipimpin oleh orang zhalim dan durhaka, tetapi seburuk-buruk kondisi pada masa kehilafahan, masih jauh lebih baik daripada masa setelah tercerabutnya kehilafahan, karena pada masa kekhilafahan hukum Islam masih tegak dan ditaati oleh umat Islam, demikian juga adanya ketaatan terhadap berbagai fatwa para ‘ulama. <br />
<br />
Segala hal yang baik dari para pendahulu umat Islam seyogiannya menjadi cerminan teladan bagi kita, sementara segala hal yang kurang baik, sejatinya dijadikan sebagai pelajaran yang sangat berharga. <br />
<br />
Awal meredupnya peradaban Islam yang terjadi sejak abad ke-8 hijriah (abad 13 M) hingga abad ke-14 hijriah (abad 20 M) yang telah mengakibatkan proses peralihan dari peradaban Islam ke keradaban Barat yang ditandai dengan masa pencerahan di dunia Barat serta terjadinya penjajahan, penaklukan dan aneksasi terhadap negeri-negeri muslim oleh armada perang dari negara-negara Barat lebih disebabkan oleh melemahnya legitimasi politik dunia Islam karena peran kekhilafahan cenderung bersifat simbol serta hanya sebatas seremonial saja hingga tumbangnya sistem kekhilafahan di dunia Islam. Dari situlah kemudian dimulainya hegemoni dunia Barat terhadap dunia Islam. <br />
<br />
<b><br />
DAFTAR BACAAN </b><br />
<br />
Abu Khalil, Syauqi. Harun Al Rasyid, Pemimpin dan Raja yang Mulia. Jakarta: Pustaka Azzam, 2002. <br />
<br />
Munawiyah,cs, Sejarah Peradaban Islam, Banda Aceh : PWS IAIN Ar-Raniry, 2009 <br />
<br />
Badri yatim, Sejarah Peradaban Islam, Dirasah Islamiyah II, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006. <br />
<br />
Ahmad Thomson,. Islam Andalusia Sejarah Kebangkitan dan Keruntuhan, Jakarta: Gaya Media Pratama, 2004 <br />
<br />
Ira.M.Lapidus, Sejarah Sosial Umat Islam, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1999. <br />
<br />
Syalabi, A. Sejarah dan Kebudayaan Islam, Jilid I. Jakarta: Pustaka Alhusna, 1987, cet. V. <br />
<br />
Nasution, Harun. Islam Ditinjau dari berbagai Aspeknya. Jilid I, cetakan kelima. Jakarta: UI Press, 1985. </div><div style="text-align: justify;"><br />
Akses di Internet, <br />
<br />
[1] Harun Nasution, Islam ditunjau dari berbagai aspeknya, Jilid1,(Jakarta: UI Press,1985), hlm.61 <br />
<br />
[2] Hassan Ibrahim Hassan, Sejarah dan Kebudayaan Islam, (Yogyakarta: Kota Kembang, 1989), hlm.91 <br />
<br />
[3] Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam Dirasaah Islamiyah II, (Jakarta: Rajawali Pers,2005), hlm.44 <br />
<br />
[4] Harun Nasution, Islam ditinjau…. Hlm.62 <br />
<br />
[5] Abu Khalil, Syauqi. Harun Al Rasyid, Pemimpin dan Raja yang Mulia. Jakarta: Pustaka Azzam, 2002. </div>MuN4http://www.blogger.com/profile/07781338164359512576noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-3899808956444659690.post-41232468718867253162012-01-23T22:30:00.000+07:002012-01-23T22:30:03.136+07:00Hubungan Kreativitas dengan Prestasi Belajar Agama Islam<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/-hJVIzPLdu40/TxWHMt29UOI/AAAAAAAAAO4/ET2bAzsqoqA/s1600/MUNAWWAR+dumpuena+Ilmu.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="230" src="http://4.bp.blogspot.com/-hJVIzPLdu40/TxWHMt29UOI/AAAAAAAAAO4/ET2bAzsqoqA/s400/MUNAWWAR+dumpuena+Ilmu.jpg" width="400" /></a></div><div style="text-align: justify;"><br />
<b>Hubungan Kreativitas dengan Prestasi Belajar Agama Islam </b><br />
<br />
Kreativitas merupakan faktor psikologis yang bersifat non interlektual, mempunyai peranan penting dan unik sebagai jiwanya perkembangan atau perubahan dan kemajuan belajar siswa. Dalam suasana belajar yang kompetitif tanpa kreativitas maka seseorang akan tertinggal dari siswa-siswi lain yang mampu mengembangkan kreativitasnya. Sesungguhnya dalam lingkungan kreativitasnya bukanlah merupakan kemampuan menciptakan hal-hal yang sama sekali baru, tetapi dapat berupa gabungan dari hal-hal yang telah ada sebelumnya. Kreativitas dapat pula merupakan kemampuan untuk membuat kombinasi-kombinasi baru berdasarkan data informasi atau unsur-unsur yang telah ada.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=3899808956444659690#_ftn1">[1]</a><br />
<br />
Kegiatan belajar mengajar disekolah berorientasi kepada pencapaian prestasi akademik yang tinggi oleh semua siswa. Kreativitas guru memperoleh peluang untuk berkembang didalam iklim belajar yang kondusif, maka tentu saja prestasi belajar yang tinggi dapat dicapai oleh siswa. Jika dikaitkan dengan kegiatan belajar siswa, hasil yang tinggi dapat dikatakan baik atau kurang, berhasil atau tidak, salah satu aspek ukurannya dapat dilihat melalui nilai-nilai yang dilaporkan dalam bentuk rapor atau hasil studi secara periodik. Angka-angka tersebut mencerminkan tingkat prestasi belajar siswa dan juga keberhasilan guru dalam menerapkan metode pembelajaran pada peserta didik. <br />
<br />
Dalam proses belajar mengajar sesuai dengan perkembangannya guru tidak hanya berperan untuk memberikan informasi kepada siswa, tapi lebih jauh guru harus dapat berperan sebagai perencana, pengatur dan pendorong siswa agar dapat belajar secara efektif dan peran berikutnya adalah mengevaluasi diri keseluruh proses belajar mengajar. <br />
<br />
Jadi dalam situasi dan kondisi bagaimana pun guru dalam mewujudkan proses belajar mengajar tidak terlepas dari aspek perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi karena guru yang baik harus mampu berperan sebagai planner, organisator, motivator dan evaluator. <br />
<br />
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang mempunyai peranan yang sangat menentukan hasil belajar siswa. Karena itu lingkungan sekolah yang baik dapat mendorong siswa untuk dapat belajar lebih giat. Sebaliknya lingkungan sekolah yang kurang baik dapat mengurangi semangat siswa dalam belajar. Pada dasarnya baik buruknya suatu lingkungan sekolah sekolah tergantung pada: <br />
<br />
<b>1. Metode mengajar </b><br />
<br />
Salah satu faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran adalah pemilihan metode mengajar. Pemilihan metode mengajar yang tepat dan sesuai dengan materi yang diajarkan akan membuktikan semangat siswa dalam belajar. Dengan demikian, tujuan pembelajaran akan tercapai dan akan mendatangkan hasil yang baik sebagaimana yang diharapkan. <br />
<br />
<b>2. Kurikulum </b><br />
<br />
Kurikulum merupakan pedoman umum tentang tujuan akhir yang akan dicapai oleh suatu lembaga penduduk. Winarno Surachman mengemukakan: <br />
<br />
“Kurikulum itulah yang menjadi pedoman yang praktis dalam melaksanakan tercapainya cita-cita pendidikan. Dengan cara ilmiah memperlihatkan segi-segi teknis didalam kurikulum dirumuskan ketentuan yang lebih terinci. Dan setiap guru berpedoman pada suatu pedoman umum yang bertujuan membawa mereka pada suatu titik akhir yang sama kesana”.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=3899808956444659690#_ftn2">[2]</a><br />
<br />
Dari kutipan di atas jelaslah bahwa kurikulum diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang diberikan kepada siswa. Kegiatan itu sebagian besar adalah penyajian bahasan pelajaran agar siswa menerima, menyesuaikan dan mengembangkan bahan pelajaran tersebut. Dengan demikian, bahan pelajaran berpengaruh terhadap siswa dalam belajar. <br />
<b><br />
3. Bahan yang diajarkan </b><br />
<br />
Materi yang diajarkan kepada siswa hendaknya disesuaikan dengan taraf perkembangan dan kemampuannya. Disamping itu guru juga harus mampu merelevansikan penggunaan metode mengajar dengan penting dalam usaha meningkatkan prestasi belajar siswa dengan mencari kesesuaian antara bahan dan metode penyajian. <br />
<br />
<br />
<br />
<b>DAFTAR PUSTAKA</b><br />
<br />
[1] Herwono, Menjadi Guru Kreatif dan Inovasi dengan Menerapkan Strategi Belajar Mengajar, (online) oktober 1,2008, http://www.digitallibrary.com/old/? = artikel, diakses 10 Juli 2009. <br />
<br />
[2] Winarno Surachmand, Dasar dan Teknik Interaksi Belajar Mengajar , ( Bandung: Tersito, 1976), hal.26. </div>MuN4http://www.blogger.com/profile/07781338164359512576noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-3899808956444659690.post-8192020509064257672012-01-23T22:26:00.001+07:002012-01-23T22:27:23.627+07:00Memilih Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/-hJVIzPLdu40/TxWHMt29UOI/AAAAAAAAAO4/ET2bAzsqoqA/s1600/MUNAWWAR+dumpuena+Ilmu.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="230" src="http://4.bp.blogspot.com/-hJVIzPLdu40/TxWHMt29UOI/AAAAAAAAAO4/ET2bAzsqoqA/s400/MUNAWWAR+dumpuena+Ilmu.jpg" width="400" /></a></div><div style="text-align: justify;"><br />
<b>1. Memilih Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam </b><br />
<br />
Perkembangan mental siswa disekolah antara lain meliputi kemampuan bekerja secara abstraksi menuju konseptual. Implikasinya pada pembelajaran harus memberikan pengalaman yang bervariasi dengan yang efektif. Pemberian harus memperhatikan minat dan kemampuan siswa. <br />
<br />
Penentuan metode yang tepat akan turut menentukan efektivitas dan efisiensi. pembelajaran dalam sebuah pembelajaran seorang guru harus bisa menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dengan memilih metode-metode pembelajaran. <br />
<br />
Ibrahim dan Nana Syaodih dalam bukunya perencanaan pembelajaran mengemukakan bahwa: untuk memilih metode mengajar perlu dipertimbangkan faktor-faktor tertentu antara lain: <br />
Kesesuaian dengan tujuan intruksional <br />
<br />
Setiap metode mengajar memiliki kekuatan dan kelemahannya dilihat dari berbagai sudut. Namun yang penting bagi guru metode mengajar manapun yang akan digunakan harus jelas dahulu tujuan yang akan dicapai, baik tujuan intruksional khusus maupun intruksional umum. <br />
Keterlaksanaan dilihat dari waktu dan sarana <br />
<br />
Disamping bertitik tolak dari tujuan yang ingin dicapai, dalam memilih metode pembelajaran perlu dipertimbangkan pada waktu dan sarana yang tersedia, misalnya metode karya wisata sulit untuk dilakukan setiap hari karena memerlukan waktu yang cukup panjang, baik dalam tahap perencanaan maupun pelaksanaannya. Dalam situasi dimana jumlah peralatan sangat terbatas. Mungkin metode demontrasi lebih cocok untuk digunakan dibandingkan dengan metode eksperimen dimana diperlukan beberapa perangkat alat/bahan.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=3899808956444659690#_ftn1">[1]</a><br />
<br />
Dalam memilih metode mengajar hendaknya diupayakan pula agar dapat terwujud proses belajar mengajar yang bermakna serta banyak melibatkan keaktifan siswa – menurut <br />
<br />
Winarno Surakhmad bahwa pemilihan dan penentuan metode dipengaruhi oleh beberapa faktor berikut: <br />
<br />
<b>a) Siswa </b><br />
<br />
Semua perilaku siswa mewarnai suasana kelas. Dinamika kelas terlihat dengan banyak jumlah anak dalam kegiatan belajar – mengajar, kegaduhan semakin terasa jika jumlah siswa sangat banyak didalam kelas. Semakin banyak jumlah siswa dikelas semakin mudah terjadi konflik dan cenderung sukar dikelola. <br />
<br />
Perbedaan individual siswa pada aspek biologis, interlektual dan psikologis, mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode yang mana sebaiknya guru ambil untuk menciptakan lingkungan belajar yang kreatif dalam sekon yang relatif lama demi terciptanya tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan secara operasional. <br />
<br />
Dengan demikian jelas kematangan siswa yang bervariasi mempengaruhi pemilihan penentuan metode pembelajaran. <br />
<br />
<b>b) Tujuan </b><br />
<br />
Tujuan adalah sasaran yang dituju dari setiap kegiatan belajar – mengajar. Tujuan belajar dikenal ada dua, yaitu tujuan intruksional umum dan tujuan intruksional khusus. <br />
<br />
Perumusan tujuan intruksional khusus, misalnya akan mempengaruhi kemampuan yang bagaimana yang terjadi pada diri siswa proses pembelajaran pun dipengaruhinya. Demikian juga penyeleksian metode yang harus guru gunakan dikelas. Metode yang dipilih harus sejalan dengan taraf kemampuan yang hendak diisi kedalam diri setiap siswa, artinya metode lah yang harus tunduk kepada kehendak tujuan bukan sebaliknya. Karena itu, kemampuan yang bagaimana yang dikehendaki oleh tujuan maka metode mendukung sepenuhnya. <br />
<br />
<b>c) Situasi </b><br />
<br />
Situasi kegiatan belajar – mengajar yang guru ciptakan tidak selamanya sama dari hari ke hari, pada suatu waktu boleh jadi guru ingin menciptakan situasi belajar – mengajar di alam terbuka, yaitu diluar ruang sekolah. Maka guru dalam hal ini tentu memilih metode mengajar yang sesuai dengan situasi yang diciptakan itu. <br />
<br />
Di lain waktu sesuai dengan sifat, bahan dan kemampuan yang ingin dicapai oleh tujuan, maka guru menciptakan lingkungan belajar siswa secara berkelompok. <br />
<br />
<b>d) Fasilitas </b><br />
<br />
Fasilitas merupakan hal yang mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode mengajar. Fasilitas adalah kelengkapan yang menunjang belajar siswa disekolah lengkap tidaknya fasilitas belajar akan mempengaruhi metode mengajar. <br />
<br />
<b>e) Guru </b><br />
<br />
Setiap guru mempunyai kepribadian yang berbeda. Seorang guru misalnya kurang suka berbicara, tapi seorang lain suka berbicara. Guru yang sarjana pendidikan dan keguruan lebih banyak menguasai metode-metode mengajar, karena memang guru dicetak sebagai tenaga ahli dibidang keguruan wajar saja dia menjiwai dunia guru. <br />
<br />
Latar belakang pendidikan guru diakui mempengaruhi kompetensi, kurangnya penguasaan terhadap berbagai jenis metode menjadi kendala dalam memilih dan menentukan metode, itulah yang biasanya dirasakan oleh mereka yang bukan berlatar belakang pendidikan guru. Apalagi yang memiliki pengalaman mengajar yang memadai, dengan demikian dapatlah dipahami bahwa kepribadian, latar belakang pendidikan dan penentuan metode mengajar.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=3899808956444659690#_ftn2">[2]</a><br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<b>DAFTAR PUSTAKA</b><br />
<br />
[1] Ibrahim, Nana Syaodih, Perencanaan Pembelajaran…hal.108-109. <br />
<br />
[2] Syaiful Bahri Jamarah, Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta : RinekaCipta, 2006), hal.78-82. </div>MuN4http://www.blogger.com/profile/07781338164359512576noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-3899808956444659690.post-74094200827411669892012-01-23T22:23:00.000+07:002012-01-23T22:23:33.280+07:00Berbagai Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/-hJVIzPLdu40/TxWHMt29UOI/AAAAAAAAAO4/ET2bAzsqoqA/s1600/MUNAWWAR+dumpuena+Ilmu.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="230" src="http://4.bp.blogspot.com/-hJVIzPLdu40/TxWHMt29UOI/AAAAAAAAAO4/ET2bAzsqoqA/s400/MUNAWWAR+dumpuena+Ilmu.jpg" width="400" /></a></div><div style="text-align: justify;"><br />
<b>1. Berbagai Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam </b><br />
<br />
Metode adalah cara yang dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan. Makin tepat metodenya, diharapkan makin efektif pula pencapaian tujuan tersebut. Tetapi khususnya dalam bidang pembelajaran di sekolah, ada beberapa faktor lain yang ikut berperan dalam menentukan efektifnya metode mengajar, antara lain adalah faktor guru itu sendiri, faktor anak dan faktor situasi (lingkungan belajar).<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=3899808956444659690#_ftn1">[1]</a><br />
<br />
Berikut ini adalah beberapa metode pembelajaran yang bisa digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran. <br />
<br />
<b>1. Metode Ceramah </b><br />
<br />
Metode ceramah merupakan sarana utama dalam memberikan penjelasan materi pelajaran yang disampaikan kepada siswa. Metode ini sangat cocok digunakan untuk semua mata pelajaran, terutama mata pelajaran yang bersangkutan dengan pemberian fakta dalam waktu yang singkat, sementara jumlah siswanya banyak.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=3899808956444659690#_ftn2">[2]</a><br />
<br />
Metode ceramah merupakan cara mengajar yang paling tradisional dan telah lama dilaksanakan oleh guru-guru biasanya. Ceramah adalah penuturan bahan pelajaran secara lisan.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=3899808956444659690#_ftn3">[3]</a> Didalam Al-qur’an banyak ditemui ayat-ayat yang disampaikan kepada Nabi Muhammad Saw dalam bentuk ceramah, seperti yang terdapat dalam surat Yusuf ayat 3 sebagai berikut: <br />
<br />
<br />
Artinya: “<i>Kami menceritakan kepadamu kisah yang paling baik dengan mewahyukan Al Quran Ini kepadamu, dan Sesungguhnya kamu sebelum (Kami mewahyukan) nya adalah termasuk orang-orang yang belum Mengetahui</i>. (Q.S. Yusuf :3) <br />
<br />
Pada ayat diatas, Allah menurunkan Al-qur’an dengan bahasa arab dan Allah menyampaikan kepada Nabi Muhammad Saw dengan bercerita atau ceramah, metode ceramah ini tidak hanya digunakan Nabi dalam menyampaikan dakwahnya tetapi Allah juga menurunkan wahyu-Nya kepada Nabi Saw dalam bentuk ceramah. <br />
<br />
Sejak dahulu guru dalam usaha menyalurkan pengetahuannya pada siswanya ialah secara lisan atau ceramah. Cara ini kadang-kadang membosankan, maka dalam pelaksanaannya memerlukan keterampilan tertentu, agar gaya penyajiannya tidak membosankan dan menarik perhatian siswa.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=3899808956444659690#_ftn4">[4]</a> Metode ceramah ini juga digunakan untuk materi pelajaran yang menggunakan alat bantu mengajar seperti denah dan alat peraga. <br />
<br />
Adapun materi pelajaran agama Islam di SMA yang cocok untuk diterapkan metode ini adalah tentang perkembangan Islam pada abad pertengahan.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=3899808956444659690#_ftn5">[5]</a> Dan juga semua materi juga dapat digunakan metode ini. <br />
<br />
<b>2. Metode Tanya Jawab </b><br />
<br />
Metode tanya jawab adalah suatu teknih mengajar yang dapat membentuk kekurangan mengajar yang terdapat pada metode ceramah, ini disebabkan karena guru memperoleh gambaran sejauh mana siswa dapat mengerti dan dapat mengungkapkanya.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=3899808956444659690#_ftn6">[6]</a><br />
<br />
Dalam prinsip belajar-mengajar, bertanya memegang peranan yang penting sebab pertanyaan yang tersusun baik dengan pengajuan yang tepat akan: <br />
<br />
a. Meningkatkan partisipasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar. <br />
<br />
b. Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap masalah yang sedang dibicarakan. <br />
<br />
c. Mengembangkan pola berpikir dan belajar aktif siswa, sebab berpikir itu sendiri adalah bertanya. <br />
<br />
d. Menuntut proses berpikir siswa, sebab pertanyaan yang baik akan membantu siswa agar dapat menentukan jawaban yang baik. <br />
<br />
e. Memusatkan perhatian murid terhadap masalah yang sedang dibahas. <br />
<br />
Adapun materi pelajaran pendidikan agama Islam di SMA yang dapat diterapkan dalam dengan metode ini adalah seputar jual beli dalam Islam.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=3899808956444659690#_ftn7">[7]</a><br />
<br />
<b>3. Metode Diskusi </b><br />
<br />
Metode diskusi adalah cara penyampaian pelajaran di mana siswa-siswa diharapkan memahami masalah yang merupakan pernyataan atau pertanyaan yang bersifat problematis, untuk dipecahkan bersama.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=3899808956444659690#_ftn8">[8]</a><br />
<br />
Dalam diskusi, setiap orang diharapkan memberikan sumbangan pikiran, sehingga dapat diperoleh pandangan dari berbagai sudut berkenaan dengan masalah tersebut. Oleh karena itu dalam penerapan metode diskusi ini dapat merangsang siswa untuk lebih kreatif khususnya dalam memberikan gagasan dan ide-ide, juga dapat melatih siswa untuk membiasakan diri bertukar pikiran dalam mengatasi setiap permasalahan. <br />
<br />
Dalam Al-qur’an banyak terdapat ayat-ayat tentang penyelesaian masalah dengan bentuk diskusi seperti dalam surat Al-Ankabut ayat 46 sebagai berikut: <br />
<br />
Artinya : “<i>Dan janganlah kamu berdebat denganAhli kitab, melainkan dengan cara yang paling baik, kecuali dengan orang-orang zalim di antara mereka, dan Katakanlah: "Kami Telah beriman kepada (kitab-kitab) yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepadamu; Tuhan kami dan Tuhanmu adalah satu; dan kami Hanya kepada-Nya berserah diri</i>". (Q.S. Al-Ankabut : 46 ) <br />
<br />
Adapun materi pembelajaran agama Islam di SMA yang cocok untuk diterapkan metode ini adalah materi tentang riba.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=3899808956444659690#_ftn9">[9]</a><br />
<br />
<b>4. Metode Demontrasi </b><br />
<br />
Metode demontrasi merupakan metode mengajar yang cukup efektif, sebab membantu parasiswa untuk memperoleh jawaban dengan mengamati suatu proses atau peristiwa tertentu.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=3899808956444659690#_ftn10">[10]</a> Melalui metode demontrasi guru memperlihatkan suatu proses, peristiwa, atau cara kerja suatu alat pada siswa. <br />
<br />
Adapun materi yang tepat untuk diterapakan metode ini dalam pendidikan agama Islam di SMA adalah materi pelajaran tentan perawatan jenazah.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=3899808956444659690#_ftn11">[11]</a><br />
<br />
<b>5. Metode Eksperimen </b><br />
<br />
Eksperimen merupakan suatu pemecahan masalah yang didalamnya berlangsung pengujian suatu hipotesis, dan terdapat variabel yang dikontrol secara ketat.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=3899808956444659690#_ftn12">[12]</a> Dalam metode eksperimen keaktifan tidak hanya dari pihak guru, metode eksperimen langsung melibatkan para siswa melakukan percobaan untuk mendapatkan jawaban terhadap suatu permasalahan. Akan tetapi eksperimen ini sering diterapkan pada bidang studi sains, jarang diterapkan pada bidang studi agama. <br />
<br />
Pada metode ini yang dapat diterapkan pada materi bersuci yaitu guru mengajak siswa untuk meneliti dilaboratorium tentang air suci dan menyucikan. <br />
<br />
<b>6. Metode Pemberian Tugas </b><br />
<br />
Metode ini dimaksudkan untuk memberikan kesempatan kepada siswa melakukan tugas atau kegiatan yang berhubungan dengan pelajaran, seperti mengerjakan soal-soal, mengumpulkan kliping dan sebagainya. Metode ini dapat dilakukan dalam bentuk tugas/kegiatan individual atau pun kerja kelompok, dan dapat merupakan unsur penting dalam peningkatan pemecahan masalah atau problem solving.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=3899808956444659690#_ftn13">[13]</a><br />
<br />
Metode pemberian tugas ini sangat baik dilakukan dalam sebuah pembelajaran karena dengan adanya tugas, siswa akan mengulangnya kembali materi-materi yang diberikan oleh guru, sehingga sebagian materi pelajaran akan menempel diingatan siswa. Tugas yang diberikan kepada siswa bisa berbentuk pertanyaan-pertanyaan, dapat juga diberikan berupa tugas tertulis dalam bentuk lisan, sebagaimana firman Allah dalam surat Al-qiyamah ayat 17-18 sebagai berikut: <br />
<br />
Artinya: “<i>Sesungguhnya atas tanggungan kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya. Apabila kami Telah selesai membacakannya Maka ikutilah bacaannya itu</i>”(Q.S. Al-Qiyamah:17-18) <br />
<br />
Adapun materi pelajaran agama Islam di SMA yang tepat diterapkan pada metode ini adalah materi tentang pemahaman ayat al-qur’an surat al-baqarah ayat 148, al-fathir ayat 32-33.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=3899808956444659690#_ftn14">[14]</a> yaitu anak ditugaskan untuk menghafal dirumah ayat tersebut. <br />
<br />
<b>7. Metode Karya Wisata </b><br />
<br />
Karya wisata adalah merupakan suatu perjalanan atau pesiar yang dilakukan oleh siswa untuk memperoleh pengalaman belajar, terutama pengalaman langsung dan merupakan bagian intergraf dari kurikulum sekolah. Meskipun karya wisata memiliki banyak hal yang bersifat non akademis, tujuan umum pendidikan dapat segera tercipta terutama berkaitan dengan pengembangan wawasan pengalaman tentang dunia Islam.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=3899808956444659690#_ftn15">[15]</a><br />
<br />
Dalam penerapan metode karya wisata ini anak-anak tidak merasa jenuh dan bosan dalam pembelajaran karena mereka bisa menikmati dunia luar. Setelah selesai melakukan kunjungan, siswa diminta untuk membuat atau menyampaikan laporan. <br />
<br />
Materi pendidikan agama Islam SMA yang cocok di terapkan dalam metode ini adalah materi perkembangan Islam pada masa pembaharuan.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=3899808956444659690#_ftn16">[16]</a><br />
<br />
<b>8. Metode Sosiodrama </b><br />
<br />
Metode sosiodrama atau bermain peran merupakan metode yang sering digunakan dalam mengajarkan nilai-nilai dan memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam hubungan sosial dan orang-orang dilingkungan keluarga, sekolah ataupun masyarakat. Dalam pelaksanaannya siswa-siswa diberikan berbagai peran tertentu dan melaksanakan peran tersebut, serta mendiskusikannya dikelas.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=3899808956444659690#_ftn17">[17]</a><br />
<br />
Dengan adanya penerapan metode sosiodrama ini akan mendorong siswa untuk lebih percaya diri dan akan lebih paham dengan pelajaran yang disampaikan guru karena para peserta didik telah memperagakan apa yang ada dalam materi pelajaran. <br />
<br />
Materi pendidikan agama Islam di SMA yang cocok diterapkan dengan metode ini adalah materi perilaku sifat-sifat terpuji.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=3899808956444659690#_ftn18">[18]</a><br />
<br />
<b>9. Metode Simulasi </b><br />
<br />
Simulasi adalah tiruan atau perbuatan yang hanya pura-pura saja (dari kata simulate yang artinya pura-pura atau berbuat seolah-olah dan simulation artinya tiruan atau perbuatan yang pura-pura saja). <br />
<br />
Metode simulasi ini bertujuan: <br />
<br />
1) Untuk melatih keterampilan tertentu, baik yang bersifat profesional maupun bagi kehidupan sehari-hari. <br />
<br />
2) Untuk memperoleh pemahaman tentang suatu konsep atau prinsip. <br />
<br />
3) Untuk latihan memecahkan masalah. <br />
<br />
Sebagai latihan, sebelum melaksanakan pekerjaan dalam situasi sebenarnya, simulasi kiranya merupakan cara belajar yang menguntungkan untuk melatih keterampilan tertentu. <br />
<br />
Materi pendidikan agama Islam di SMA yang cocok diterapkan dalam metode ini adalah tentang perawatan jenazah.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=3899808956444659690#_ftn19">[19]</a><br />
<br />
<b>10. Metode Pemecahan Masalah </b><br />
<br />
Metode pemecahan masalah adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran di mana siswa diharapkan dengan kondisi masalah dari masalah sederhana menuju masalah yang sulit atau muskil. Materi yang dapat diterapkan dengan metode ini adalah materi tentang jinayah dan hudud<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=3899808956444659690#_ftn20">[20]</a><br />
<br />
<b>11. Metode Proyek </b><br />
<br />
Metode proyek adalah cara mengerjakan dengan jalan memberikan kegiatan belajar kepada siswa untuk memilih, merancang dan memimpin pikiran serta perkataannya, anak dilatih agar berencana didalam tugas-tugasnya.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=3899808956444659690#_ftn21">[21]</a><br />
<br />
Berdasarkan keterangan diatas, maka penulis dapat memahami metode bersifat kelompok, yaitu metode yang dimaksud untuk mengajarkan keahlian siswa dalam hal mengolah pola pikir terutama merancang perkataan dalam menyelesaikan tugas-tugas yang mereka hadapi, artinya siswa diajarkan agar mampu berencana dalam menyelesaikan tugas-tugas mereka. <br />
<br />
Materi yang dapat diterapkan dalam metode ini adalah materi Khutbah Jum’at dan dakwah.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=3899808956444659690#_ftn22">[22]</a><br />
<br />
<b>12. Metode Drill </b><br />
<br />
Metode drill adalah melakukan kegiatan tertentu secara berulang-ulang sebagai latihan, baik yang menyangkut gerak-gerak perbuatan, kecakapan tertentu dan juga terpakai untuk kegiatan-kegiatan interlek atau ingatan, seperti menghafal kali-kali secara mekanis dan lain sebagainya. Dalam metode ini aktivitas yang menonjol dipihak siswa.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=3899808956444659690#_ftn23">[23]</a><br />
<br />
Metode drill merupakan metode yang bertujuan untuk mengukur kemampuan siswa dalam melakukan kegiatan interlektual siswa, seperti dalam menghafal mata pelajaran yang melakukan hafalan. <br />
<br />
Materi yang dapat diterapkan dalam metode ini adalh materi tentang hafalan surah Al-qur’an surat Ar-Rum ayat 41-42, Al-A’raf ayat 56-58.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=3899808956444659690#_ftn24">[24]</a><br />
<br />
<b>13. Metode Resitasi </b><br />
<br />
Metode resitasi adalah suatu cara dalam proses belajar mengajar manakala guru memberikan tugas tertentu kepada siswa dan mengerjakannya, kemudian tugas tersebut dipertanggung jawabkan.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=3899808956444659690#_ftn25">[25]</a><br />
<br />
Berdasarkan keterangan di atas, maka dapat diketahui bahwa metode ini perlu juga digunakan agar siswa bisa mempertanggung jawabkan setiap ilmu pengetahuan yang telah diterima dari gurunya. Metode ini diuji dengan cara memberikan tugas tertentu kepada siswa. <br />
<br />
Materi pendidikan agama Islam di SMA yang dapat diterapkan dengan metode ini adalah semua materi di pendidikan agama Islam di SMA. Dari berbagai macam metode di atas, kita ketahui bahwa metode dalam rangkaian sistem pembelajaran memegang peran yang sangat penting. Keberhasilan implementasi strategi pembelajaran sangat tergantung pada cara guru menggunakan strategi pembelajaran, karena strategi pembelajaran hanya dapat di implementasikan melalui penggunaan metode pembelajaran maka akan mudah terlaksananya pembelajaran yang kreatif. <br />
<br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><br />
<b> DAFTAR PUSTAKA</b></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=3899808956444659690#_ftnref1">[1]</a> Suryo Subroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002), hal.149. <br />
<br />
[2] M.Ngalim purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis (Jakarta:Bina Aksara,1999), hal.123. <br />
<br />
[3] Ibrahim, Nana Syaodih, Perencanaan Pembelajaran, (Jakarta: PT Asdi Maha Satya, 2002), hal.106. <br />
<br />
[4] Roetiyah, Strategi Belajar Mengajar, ( Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hal.136. <br />
<br />
[5] Syamsuri, Pendidikan Agama Islam... hal. 90. <br />
<br />
[6]Zakiah Darajat. dkk, Metode Khusus Pengajaran Islam, Cet,I, (Jakarta : Rineka Cipta,1997), hal. 99. <br />
<br />
<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=3899808956444659690#_ftnref7">[7]</a> Syamsuri, Pendidikan Agama Islam… hal. 43. <br />
<br />
[8]Syarif Bahri Djamarah dan Azwan Zein, Strategi Belajar Mengajar, Cet.I, (Jakarta: Rineka Cipta,1997), hal.99. <br />
<br />
[9] Syamsuri, Pendidikan Agama Islam... hal.55. <br />
<br />
[10] Ibrahim, Nana Syaodih, Perencanaan Pembelajaran,…hal.106. <br />
<br />
[11] Syamsuri, Pendidikan Agama Islam… hal. 144. <br />
<br />
[12] Ibid., hal.106. <br />
<br />
[13] Ibid., hal.107. <br />
<br />
[14] Syamsuri, Pendidikan Agama Islam…, hal.1. <br />
<br />
[15] E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional, ( Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2008 ), hal. 107. <br />
<br />
[16] Syamsuri, Pendidikan Agama Islam…hal.216. <br />
<br />
[17] Ibrahim, Nana Syaodih, Petrencanaan Pembelajaran... hal.107. <br />
<br />
[18] Syamsuri, Pendidikan Agama Islam... hal. 76. <br />
<br />
[19] Syamsuri, Pendidikan Agama Islam… hal. 144. <br />
<br />
[20] Syamsuri, Pendidikan Agama Islam... hal. 162. <br />
<br />
[21] Tayar Yusuf dan Syaiful Bahri Djamarah, Metode Pembelajaran Agama dan Bahasa Arab, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1995), hal.95. <br />
<br />
[22] Syamsuri, Pendidikan Agama Islam…, hal. 188. <br />
<br />
[23] Sutari Imam Bernadi, Pengantar Ilmu Pendidikan Sistematis, (Yogyakarta: AndiUttset, 1993), hal.89. <br />
<br />
[24] Syamsuri, Pendidikan Agama Islam…, hal. 103. <br />
<br />
[25] Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam. ( Bandung: Remaja Rosda Karya, 1991), hal.237. </div>MuN4http://www.blogger.com/profile/07781338164359512576noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-3899808956444659690.post-17515800318653869602012-01-23T22:16:00.000+07:002012-01-23T22:16:06.573+07:00Model Belajar Kreatif<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/-hJVIzPLdu40/TxWHMt29UOI/AAAAAAAAAO4/ET2bAzsqoqA/s1600/MUNAWWAR+dumpuena+Ilmu.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="230" src="http://4.bp.blogspot.com/-hJVIzPLdu40/TxWHMt29UOI/AAAAAAAAAO4/ET2bAzsqoqA/s400/MUNAWWAR+dumpuena+Ilmu.jpg" width="400" /></a></div><div style="text-align: justify;"><br />
<div style="text-align: center;"><b>Model Belajar Kreatif </b></div><br />
Belajar adalah sebagai sesuatu perubahan tingkah laku yang relatif tetap, yang terjadi sebagai hasil dari pengalaman. Belajar kreatif berhubungan erat dengan penghayatan terhadap pengalaman belajar yang sangat menyenangkan, yang dijalaninya melalui tahapan-tahapan kreativitas. Untuk itu perlu ditumbuhkan iklim kelas yang menghargai dan memupuk kreativitas dalam semua segi. Tidak cukup menyediakan waktu 30 menit sehari untuk kreativitas; hal ini tidak akan meningkatkan kemampuan kreatif siswa. Diperlukan pendekatan yang lebih komprehensif untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan ini. <br />
<br />
Sebagai contoh misalnya materi pelajaran khutbah jum’at dan dakwah,<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=3899808956444659690#_ftn1">[1]</a> setelah siswa diajarkan didalam kelas tentang tata cara khutbah dan dakwah, siswa kemudian hari-harinya dibimbing untuk berani berpidato dihadapan kawan-kawan atau bahkan diadakan lomba dakwah atau khutbah jum’at. Sehingga dengan begitu siswa memiliki keberanian untuk berdakwah atau khutbah.<br />
<br />
Model Treffinger untuk belajar kreatif menggambarkan susunan tiga tingkat yang mulai dengan unsur-unsur dasar dan menanjak ke fungsi-fungsi berpikir kreatif yang lebih majemuk seperti dalam model pengayaan Renzulli (Renzulli, 1977, dikutip parke), siswa terlibat dalam kegiatan membangun keterampilan pada kedua tingkat pertama untuk kemudian menangani masalah kehidupan nyata pada tingkat ketiga. Model Treffinger terdiri dari langkah-langkah berikut: Basic Tools, Practice With Process, dan Woth Real Problems. <br />
<br />
Tingkat I adalah Basic Tools, yaitu teknik-teknik kreativitas, tingkat I yang meliputi keterampilan berpikir devergen dan teknik-teknik keterampilan dan teknik-teknik ini menggambarkan kelancaran dan kelenturan berpikir serta kesediaan mengungkapkan pemikiran kreatif kepada orang lain. <br />
<br />
Tingkat II adalah Prectice With Process yaitu teknik-teknik kreativitas tingkat II yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk menerapkan keterampilan yang dipelajari pada tingkat I dalam situasi praktis. Untuk tujuan ini digunakan strategi seperti bermain peran, simulasi dan studi kasus. Kemahiran dalam berpikir kreatif menuntut siswa memiliki keterampilan untuk melakukan fungsi-fungsi seperti analisis, evaluasi, imajinasi dan fantasi. <br />
<br />
Tingkat III adalah Working With Real Problem, yaitu teknik-teknik kreatif tingkat III yang menerapkan keterampilan yang dipelajari pada dua tingkat pertama terdapat tantangan dunia nyata, siswa tidak hanya belajar keterampilan berpikir kreatif, tetapi juga bagaimana menggunakan informasi ini dalam kehidupan.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=3899808956444659690#_ftn3">[3]</a><br />
<br />
Guru yang berpengalaman dan kreatif akan mendorong siswa untuk mempelajari sesuatu diluar kemampuannya dan tidak akan memberi pengetahuan yang tidak sesuai dengan perkembangan jiwa anak. Dalam hal ini seorang guru harus mempunyai kreativitas dengan menggunakan strategi pembelajaran yang sesuai taraf perkembangan siswa. <br />
<br />
<br />
<b>DAFTAR PUSTAKA</b><br />
<br />
[1] Syamsuri, Pendidikan Agama Islam SMA, (Jakarta: Erlangga, 2005), hal. 188. <br />
<br />
[2] Depdiknas KLATEN dalam Utami Munandar, LKS Menjadikan Guru Tidak Kreatif, (online), http://www.plbjabar.com/old/?inc=artikel &=56, diakses 11 Juli 2010 <br />
<br />
<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=3899808956444659690#_ftnref3">[3]</a> Muhammad Kosi dalam Guilford, Mempertegas Peran PAI di Sekolah, (online) http:// estib3.blogspot.com/2009/08/guru-kreatif.html,diakses 12 Juli 2010. </div>MuN4http://www.blogger.com/profile/07781338164359512576noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-3899808956444659690.post-28057868557102350162012-01-23T22:07:00.001+07:002012-01-23T22:09:04.865+07:00KREATIVITAS GURU DALAM PEMBELAJARAN AGAMA ISLAM<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/-hJVIzPLdu40/TxWHMt29UOI/AAAAAAAAAO4/ET2bAzsqoqA/s1600/MUNAWWAR+dumpuena+Ilmu.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="230" src="http://4.bp.blogspot.com/-hJVIzPLdu40/TxWHMt29UOI/AAAAAAAAAO4/ET2bAzsqoqA/s400/MUNAWWAR+dumpuena+Ilmu.jpg" width="400" /></a></div><br />
<br />
<div style="text-align: center;"><b>Kreativitas Guru Pendidikan Agama Islam </b></div><br />
<b>1. Pengertian Kreativitas </b><br />
<br />
<div style="text-align: justify;">Kreativitas merupakan hasil dari pikiran yang kreatif, atau kemampuan seseorang untuk menciptakan atau menghasilkan sesuatu yang baru. Menurut Jauh Yung dalam Ibrahim Muhammad, “Istilah Kreativitas (creativity) berasal dari kata Latin, “Creare” yang artinya berbuat (to make) atau dari kata Yunani “Kreiniene” yang artinya berhasil atau mewujudkan (full fill)”. Sedangkan dalam bahasa Arab, dalam Lisan Al-Arab, karya Ibnu Manzhur, ditegaskan bahwa arti kata Ibda’ adalah menciptakan tanpa contoh, artinya menciptakan sesuatu yang baru dan bernilai.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=3899808956444659690#_ftn1">[1]</a> Jadi, Jauh Yung mengisyaratkan bahwa kreativitas mencakup tiga unsur keahlian, baru dan bernilai. Maksudnya adalah keahlian dalam memunculkan sesuatu yang baru yang memiliki nilai dan manfaat. <br />
<br />
Kreativitas didefinisikan secara berbeda-beda. Sedemikian beragam definisi itu, sehingga pengertian kreativitas bergantung pada bagaimana pandangan orang yang mendefinisikannya. Dalam kamus Bahasa Indonesia, kreativitas berarti daya cipta atau kemajuan mencipta. Dalam hal ini kreativitas lebih diartikan pada cipta atau kemajuan mencipta. Dalam hal ini kreativitas lebih diartikan pada kemampuan membuat gabungan atau kombinasi-kombinasi baru dari unsur-unsur yang telah ada sebelumnya, sekalipun dalam bentuk sederhana.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=3899808956444659690#_ftn2">[2]</a><br />
<br />
Sedangkan menurut Drevdahl kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk menghasilkan komposisi, produk atau gagasan apa saja yang pada dasarnya baru, dan sebelumnya tidak dikenal pembuatnya. Ia dapat berupa kegiatan imajinatif atau sintetis pemikiran yang hasilnya perangkuman. Ia mungkin mencakup pembentukan pola baru dan gabungan informasi yang diperoleh dari pengalaman sebelumnya dan pencangkokan hubungan lama ke situasi baru dan mungkin mencakup pembentukan korelasi baru. Ia harus mempunyai maksud atau tujuan yang ditentukan, bukan fantasi semata, walaupun merupakan hasil yang sempurna dan lengkap. Ia mungkin dapat berbentuk produk seni, kesusteraan, produk ilmiah, atau mungkin bersifat prosedural atau metodologis.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=3899808956444659690#_ftn3">[3]</a><br />
<br />
Maslow dalam Amal Abdussalam memberikan kreativitas adalah “suatu kekuatan yang tersimpan dibalik kesempurnaan manusia”. Kreativitas ini didasarkan pada asas cinta dan kebebasan dalam berekspresi dari hasrat dan dorongan yang ditemukan dalam diri manusia. Sedangkan Frome berpendapat bahwa “Kreativitas adalah menghasilkan sesuatu yang baru dan dapat dilihat atau didengar”.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=3899808956444659690#_ftn4">[4]</a> Menurut Abdul Mustakim mengartikan kreativitas sebagai daya cipta, kemampuan dan keinginan untuk selalu menciptakan hal-hal yang baru.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=3899808956444659690#_ftn5">[5]</a><br />
<br />
Ibrahim Muhammad memberikan pengertian kreativitas adalah “suatu solusi baru yang orisinal terhadap problematika keilmuan, pekerjaan, seni atau sosial atau menyebutkan sejumlah alternatif baru yang mampu menerobos dan menyelesaikan problematika dengan solusi jitu, baru dan orisinal.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=3899808956444659690#_ftn6">[6]</a> Sedangkan Guilford dalam Ibrahim memberikan pengertian kreativitas adalah “melahirkan” menciptakan dan memproduksi sesuatu yang baru.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=3899808956444659690#_ftn7">[7]</a><br />
<br />
Hurlock memberikan pengertian kreativitas adalah suatu proses yang menghasilkan sesuatu yang baru, apakah suatu gagasan atau suatu objek dalam suatu bentuk atau susunan yang baru. Proses kreatif sebagai “munculnya dalam tindakan suatu produk yang tumbuh dari keunikan individu di satu pihak, dan dari kejadian, orang-orang dan keadaan hidupnya di lain pihak.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=3899808956444659690#_ftn8">[8]</a><br />
<br />
David Campbell memberikan pengertian kreativitas adalah kegiatan yang mendatangkan hasil yang sifatnya (1) baru (novel): inovatif, belum ada sebelumnya, segar, menarik, aneh, mengejutkan; (2) berguna (useful): lebih enak, lebih praktis, mempermudah, memperlancar, mendorong, mengembangkan, mendidik, memecahkan masalah, mengurangi hambatan, mengatasi kesulitan, mendatangkan hasil lebih baik banyak; (3) dapat dimengerti (understandable): hasil yang sama dapat dimengerti dan dapat dibuat dilain waktu. Peristiwa-peristiwa yang terjadi begitu saja, tak dapat diramalkan, tak dapat diulangi mungkin saja baru dan berguna, tetapi lebih merupakan hasil keberuntungan (luck), bukan kreativitas.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=3899808956444659690#_ftn9">[9]</a><br />
<br />
Bagi beberapa orang, kreativitas dianggap sebagai suatu kemampuan untuk menghasilkan gagasan baru atau wawasan segar, sebagai hasil dari pola pikir yang out of the box. Dalam sebuah kamus, kreativitas di kemukakan sebagai proses yang menghasilkan sesuatu yang tidak berkembang secara alamiah atau tidak dibuat dengan cara yang biasa. Kreativitas didefinisikan sebagai suatu pengalaman untuk mengungkapkan dan mengaktualisasikan identitas individu seseorang secara terpadu dalam hubungan eratnya dengan diri sendiri, orang lain, dan alam.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=3899808956444659690#_ftn10">[10]</a><br />
<br />
Ditinjau dari sisi yang lain, kreativitas adalah proses yang digunakan seseorang untuk mengekspresikan sifat dasarnya melalui suatu bentuk atau median sedemikian rupa sehingga rasa puas bagi dirinya; menghasilkan suatu produk yang mengomunikasikan sesuatu tentang diri orang tersebut kepada orang lain. Sehingga kreativitas menjadi sangat pribadi sifatnya karena kreativitas adalah menjadi diri sendiri dan mengekspresikan diri sendiri.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=3899808956444659690#_ftn11">[11]</a><br />
<br />
Walaupun kreativitas dimulai sebagai proses didalam perasaan atau gagasan tetapi juga harus menghasilkan sesuatu yang dapat dilihat. Pikiran dan perasaan mungkin menarik dan penting, tetapi pikiran dan perasaan bukanlah kreatif itu sendiri. Harus ada suatu produk yang mengungkapkan semua pikiran dan perasaan tersebut.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=3899808956444659690#_ftn12">[12]</a> Sebagus apapun ide yang kita miliki kalau tidak sampai menjadi kenyataan juga tidak akan dapat dinikmati oleh orang lain. Ini berarti memiliki ide cemerlang barulah awal dari suatu pekerjaan, selanjutnya adalah kerja keras, perencanaan yang matang, usaha persuasif yang jitu dan daya tahan untuk merealisasikan ide tersebut sampai menjadi kenyataan.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=3899808956444659690#_ftn13">[13]</a><br />
<br />
Tingkat energi, spontanitas dan kepetualangan yang luar biasa sering tampak pada orang kreatif. Demikian pula keinginan yang besar untuk mencoba aktivitas yang baru dan mengasyikkan. Csiszentmihalyi, mengemukakan bahwa yang paling pokok menandai individu kreatif adalah kemampuan mereka yang luar biasa untuk menyesuaikan diri terhadap semua situasi dan untuk melakukan apa yang perlu dilakukan dalam mencapai tujuannya. Dia juga mengemukakan karakteristik individu yang kreatif diantaranya: <br />
<br />
a. Mereka memiliki energi fisik dan psikis yang luar biasa, sehingga terlihat seolah-olah tidak pernah capek dan lelah. <br />
<br />
b. Mereka cerdas dan cerdik, tetapi pada saat yang sama mereka juga menjadi naif, mereka di satu sisi memiliki kebijaksanaan, tetapi juga bisa seperti anak-anak mereka mampu berpikir konvergen sekaligus divergen. <br />
<br />
c. Mereka bisa bermain dan berdisiplin, ini menunjukkan mereka memiliki keluwesan pribadi yang tinggi. <br />
<br />
d. Mereka memiliki imajinasi yang tinggi, tetapi juga mampu berpikir sangat realistis. <br />
<br />
e. Mereka dapat bersikap rendah hati, namun sekaligus dapat membanggakan diri.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=3899808956444659690#_ftn14">[14]</a><br />
<br />
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kreativitas merupakan kemampuan dalam diri manusia untuk menciptakan sesuatu yang baru sebagai kemampuan untuk memberikan gagasan-gagasan baru yang dapat diterapkan dalam pemecahan masalah baik dalam bidang keilmuan, pekerjaan, seni atau sosial sebagai kemampuan untuk melihat hubungan-hubungan baru yang sudah ada sebelumnya, juga merupakan sesuatu yang baru, bernilai dan bermanfaat yang dapat dilihat atau didengar. <br />
<br />
2. Ciri-ciri Kreativitas <br />
<br />
Untuk disebut sebagai seorang yang kreatif, maka perlu diketahui tentang ciri-ciri atau karakteristik orang yang kreatif. Berikut ini di kemukakan beberapa pendapat orang ahli tentang ciri-ciri orang yang kreatif. Menurut Utami Munandar menjabarkan ciri-ciri kemampuan berpikir kreatif sebagai berikut: <br />
<br />
a. Ciri-ciri kemampuan berpikir kreatif (Aptitude) <br />
<br />
1) Keterampilan berpikir lancar yaitu, (a) mencetuskan banyak gagasan, jawaban, penyelesaian masalah atau pertanyaan, (b) memberikan banyak cara atau saran untuk melakukan berbagai hal, (c) selalu memikirkan lebih dari satu jawaban. <br />
<br />
2) Keterampilan berpikir luwes (fleksibel) yaitu (a) menghasilkan gagasan, jawaban atau pertanyaan yang bervariasi, (b) dapat melihat suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda-beda, (c) mencari banyak alternatif atau arah yang berbeda-beda, (d) mampu mengubah cara pendekatan atau cara pemikiran. <br />
<br />
3) Keterampilan berpikir rasional yaitu (a) mampu melahirkan ungkapan yang baru dan unik, (b) memikirkan cara yang tidak lazim untuk mengungkapkan diri, (c) mampu membuat kombinasi-kombinasi yang tidak lazim dari bagian-bagian atau unsur-unsur. <br />
<br />
4) Keterampilan mengerinci atau mengolaborasi yaitu (a) mampu memperkaya dan mengembangkan suatu gagasan atau produk, (b) menambah atau memperinci detil-detil dari suatu objek, gagasan atau situasi sehingga lebih menarik. <br />
<br />
5) Keterampilan menilai (mengevaluasi) yaitu (a) menentukan patokan penilaian sendiri dan menentukan apakah suatu pertanyaan benar, suatu rencana sehat atau suatu tindakan bijaksana, (b) mampu mengambil keputusan terhadap situasi yang terbuka, (c) tidak hanya mencetuskan gagasan, tetapi juga melaksanakannya. <br />
<br />
<br />
<br />
b. Ciri-ciri Afektif (Non-aptitude) <br />
<br />
1) Rasa ingin tahu yaitu (a) selalu terdorong untuk mengetahui lebih banyak, (b) mengajukan banyak pertanyaan, (c) selalu memperhatikan orang, objek dan situasi, (d) peka dalam pengamatan dan ingin mengetahui/meneliti. <br />
<br />
2) Bersifat imajinatif yaitu (a) mampu memperagakan atau membayangkan hal-hal yang belum pernah terjadi, (b) menggunakan khayalan dan kenyataan. <br />
<br />
3) Merasa tertantang oleh kemajuan yaitu (a) terdorong untuk mengatasi masalah yang sulit, (b) merasa tertantang oleh situasi-situasi yang rumit, (c) lebih tertarik pada tugas-tugas yang sulit. <br />
<br />
4) Sifat berani mengambil resiko yaitu (a) berani mengambil jawaban meskipun belum tentu benar, (b) tidak takut gagal atau mendapat kritik, (c) tidak menjadi ragu-ragu karena ketidakjelasan, hal-hal yang tidak konvensional, atau yang kurang berstruktur. <br />
<br />
5) Sifat menghargai yaitu (a) dapat menghargai bimbingan dan pengarahan hidup, (b) menghargai kemampuan dan bakat-bakat sendiri yang sedang berkembang.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=3899808956444659690#_ftn15">[15]</a><br />
<br />
Sedangkan menurut pendapat Sund dalam Slameto menyatakan bahwa individu dengan potensi kreatif dapat dikenal melalui pengamatan ciri-ciri sebagai berikut: <br />
Hasrat keingintahuan yang cukup besar;<br />
Bersikap terbuka terhadap pengalaman baru;<br />
Panjang akal;<br />
Keinginan untuk menemukan dan meneliti;<br />
Cenderung lebih menyukai tugas yang berat dan sulit;<br />
Cenderung mencari jawaban yang luas dan memuaskan;<br />
Memiliki dedikasi bergairah serta aktif dalam melaksanakan tugas;<br />
Berpikir fleksibel;<br />
Menanggapi pertanyaan yang diajukan serta cenderung memberikan jawaban lebih banyak;<br />
Kemampuan membuat analisis dan sintesis;<br />
Memiliki semangat bertanya serta meneliti;<br />
Memiliki daya abstraksi yang cukup baik;<br />
Memiliki latar belakang membaca yang cukup luas.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=3899808956444659690#_ftn16">[16]</a><br />
<br />
Menurut Sidneu Parnes, Ruth Noller, M.O. Edwards dalam Reni Akbar Hawadi dkk, mengemukakan tentang teknik pemecahan masalah secara kreatif melalui 5 (lima) tahap yaitu: pertama, menemukan fakta (fact finding) dalam tahapan ini diajukan pertanyaan-pertanyaan faktual, yang menyatakan tentang apa yang terjadi dan yang ada dimasa sekarang atau di masa lalu. Pertanyaan-pertanyaan tersebut dikelompokkan kedalam dua fase, yaitu fase divergen di mana pertanyaan-pertanyaan ditulis berdasarkan apa yang muncul dari pikiran kita dengan tidak mempersoalkan apakah pertanyaan tersebut bisa memperoleh data yang relevan atau tidak. Fase Konvergen, di mana pertanyaan-pertanyaan faktual diseleksi mana yang penting dan releva dan selanjutnya dicari jawaban yang paling tepat. Kedua, menemukan masalah(problem finding) dalam tahap ini diajukan banyak kemungkinan pertanyaan kreatif. Pertanyaan-pertanyaan tersebut diangkat dalam penemuan fakta. Ketiga, menemukan gagasan (idea finding) dalam tahap ini diinginkan untuk diperoleh alternatif jawaban sebanyak mungkin untuk pemecahan masalah yang telah ditentukan dalam tahap sebelumnya yaitu mengumpulkan alternatif jawaban sebanyak-banyaknya dan menyeleksi jawaban atau gagasan yang paling relevan dan tepat untuk memecahkan masalah. Keempat, menemukan jawaban (solution finding) dalam tahap ini disusun kriteria, tolak ukur, atau persyaratan untuk menentukan jawaban. Melalui pikiran divergen, tolak ukur disusun berdasarkan antisipasi terhadap semua kemungkinan yang bakal terjadi baik yang bersifat positif maupun negatif sekiranya salah satu gagasan dipakai dalam pemecahan masalah. Sedangkan berpikir konvergen, alternatif jawaban yang ditemukan berdasarkan tolak ukur yang telah disusun diseleksi mana yang lebih tepat dan relevan atau beresiko paling rendah apabila diangkat sebagai jawaban yang akan dipakai untuk memecahkan masalah.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=3899808956444659690#_ftn17">[17]</a><br />
<br />
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa orang yang kreatif mempunyai suatu motivasi yang tinggi dalam mengenal masalah-masalah yang bernilai. Mereka dapat memusatkan perhatiannya pada suatu masalah secara alamiah dan mengkaitkannya baik secara sadar maupun tidak, untuk memecahkannya. Ia menerima ide yang baru, yang muncul dari dirinya sendiri atau yang dikemukakan oleh orang lain. Kemudian ia mengkombinasikan pikiran nya yang matang dengan intuisinya secara selektif, sebagai dasar pemecahan yang baik. Ia secara energik menterjemahkan idenya melalui tindakan dan mengakibat kan hasil pemecahan masalah yang sangat berguna. <br />
<br />
Ciri-ciri perilaku yang ditentukan pada orang-orang yang memberikan sumbangan kreatif yang menonjol terhadap masyarakat di kemukakan oleh David Cambell sebagai berikut: (1) berani dalam pendirian/keyakinan; (2) ingin tahu; (3) mandiri dalam berpikir dan mempertimbangkan; (4) menyibukkan diri sendiri terus menerus dengan kerjaannya; (5) intuitif; (6) ulet; (7) tidak bersedia menerima pendapat dan otoritas begitu saja.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=3899808956444659690#_ftn18">[18]</a><br />
<br />
Berbagai macam karakteristik di atas jarang sekali tampak pada seseorang secara keseluruhan, akan tetapi orang-orang kreatif akan lebih banyak memiliki ciri-ciri tersebut. Dari berbagai karakteristik orang yang kreatif dapat disimpulkan bahwa guru yang kreatif cirinya adalah : punya rasa ingin tahu yang dimanfaatkan semaksimal mungkin, mau berkerja keras, berani kemampuan interlektualnya dimanfaatkan semaksimal mungkin, mandiri, dinamis, penuh inovasi/gagasan dan daya cipta, bersedia menerima informasi, menghubungkan ide dengan pengalaman yang diperoleh dari berbagai sumber yang berbeda, cenderung menampilkan berbagai alternatif terhadap subjek tertentu. <br />
<br />
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi kreativitas <br />
<br />
Berdasarkan uraian diatas dapat dikatakan bahwa kreativitas dapat ditumbuhkembangkan melalui suatu proses yang terdiri dari beberapa faktor yang dapat mempengaruhinya. Menurut Cece Wijaya dan Tabrani Rusyan, kreativitas secara umum dipengaruhi kemunculannya oleh adanya berbagai kemampuan yang dimiliki, serta kecakapan melaksanakan tugas-tugas. Tentunnya kreativitas dikalangan guru dipengaruhi oleh beberapa hal, diantaranya: <br />
<br />
a. Iklim kerja yang memungkinkan para guru meningkatkan pengetahuan dan kecakapan dalam melaksanakan tugas. <br />
<br />
b. Kerja sama yang cukup baik antara berbagai personil pendidikan dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi. <br />
<br />
c. Pemberian penghargaan dan dorongan semangat terhadap setiap upaya yang bersifat positif bagi para guru untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. <br />
<br />
d. Perbedaan status yang tidak terlalu tajam diantara personel sekolah sehingga memungkinkan terjalinnya hubungan manusiawi yang lebih harmonis. <br />
<br />
e. Pemberian kepercayaan kepada para guru untuk meningkatkan diri dan mempertunjukkan karya dan gagasan kreatifnya. <br />
<br />
f. Menimpakan kewenangan yang cukup besar kepada para guru dalam melaksanakan tugas dan memecahkan permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan tugas. <br />
<br />
g. Pemberian kesempatan kepada para guru untuk ambil bagian dalam merumuskan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang merupakan bagian dalam merumuskan kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan peningkatan hasil belajar.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=3899808956444659690#_ftn19">[19]</a><br />
<br />
2. Kreativitas guru dalam proses pembelajaran <br />
<br />
Mengajar adalah suatu perbuatan yang kompleks, disebut kompleks karena dituntut dari guru kemampuan personil, profesional, dan sosial kultural secara terpadu dalam proses belajar mengajar. Dikatakan kompleks karena dituntut dari guru tersebut integrasi penguasaan materi dan metode, teori dan praktek dalam interaksi siswa. Dikatakan kompleks karena sekaligus mengandung unsur seni, ilmu, teknologi, pilihan nilai dan keterampilan dalam proses belajar mengajar. <br />
<br />
Dalam proses belajar mengajar sesuai dengan perkembangannya guru tidak hanya berperan untuk memberikan informasi terhadap siswa, tetapi lebih jauh guru dapat berperan sebagai perencana, pengatur dan pendorong siswa agar dapat belajar secara efektif dan berikutnya adalah mengevaluasi dari keseluruhan proses belajar mengajar. Jadi dalam situasi dan kondisi bagaimanapun guru dalam mewujudkan proses belajar mengajar tidak terlepas dari aspek perencanaaan, pelaksaan dan evaluasi karena guru yang baik harus mampu berperan sebagai planner, organisator, motivator dan evaluator. <br />
<br />
Dari uraian diatas jelas bahwa proses belajar mengajar diperlukan guru-guru yang profesional dan paling tidak memiliki tiga kemampuan yaitu kemampuan membantu siswa belajar efektif sehingga mempu mencapai hasil yang optimal, kemampuan menjadi penghubung kebudayaan masyarakat yang aktif dan kreatif serta fungsional dan pada akhirnya harus memiliki kemampuan menjadi pendorong pengembangan organisasi sekolah dan profesi. Dengan kemampuan ini diharapkan guru lebih kreatif dalam proses belajar mengajarnya. <br />
<br />
Ada beberapa syarat untuk menjadi guru yang kreatif sebagaimana yang dikemukakan oleh Munandar yaitu: <br />
<br />
a. Profesional, yaitu sudah berpengalaman mengajar, menguasai berbagai teknik dan model belajar mengajar, bijaksana dan kreatif mencari berbagai cara, mempunyai kemampuan mengelola kegiatan belajar secara individual dan kelompok, di samping secara klasikal, mengutamakan standar prestasi yang tinggi dalam setiap kesempatan, menguasai berbagai teknik dan model penelitian. <br />
<br />
b. Memiliki kepribadian, antara lain: bersikap terbuka terhadap hal-hal yang baru, peka terhadap perkembangan anak, mempunyai pertimbangan luas dan dalam, penuh perhatian, mempunyai sifat toleransi, mempunyai kreativitas yang tinggi, bersikap ingin tahu. <br />
<br />
c. Menjalin hubungan sosial, antara lain: suka dan pandai bergaul dengan anak berbakat dengan segala keresahannya dan memahami anak tersebut, dapat menyesuaikan diri, mudah bergaul dan mampu memahami dengan cepat tingkah laku orang lain.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=3899808956444659690#_ftn20">[20]</a><br />
<br />
Apabila syarat diatas terpenuhi maka sangatlah mungkin ia akan menjadi guru yang kreatif, sehingga mampu mendorong siswa belajar secara aktif dalam proses belajar mengajar. Menurut Budi Purwanto, tahapan dalam kegiatan belajar mengajar pada dasar nya mencakup perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Pada kreativitas guru dalam proses belajar mengajar mencakup cara-cara guru dalam mengadakan evaluasi. <br />
<br />
1. Cara guru dalam merencanakan proses belajar mengajar <br />
<br />
Seorang guru didalam merencanakan proses belajar mengajar diharapkan mampu berkreasi dalam hal: <br />
<br />
a. Merumuskan tujuan pembelajaran atau tujuan instruksional dengan baik dalam perencanaan proses belajar mengajar, perumusan tujuan pembelajaran merupakan unsur terpenting, sehingga perlu dituntut kreativitas guru dalam menentukan tujuan-tujuan yang dipandang memiliki tingkatan yang lebih tinggi. Dibidang kognitif siswa diharapkan mampu memahami secara analisa, sintesa, dan mampu mengadakan evaluasi tidak hanya sekedar ingatan atau pahaman saja. Disamping itu diharapkan dapat mengembangkan berpikir kritis yang akhirnya digunakan untuk mengembangkan kreativitas. <br />
<br />
b. Memiliki buku pendamping bagi siswa selain selain buku paket yang ada yang benar-benar berkualitas dalam menunjang materi pelajaran sesuai kurikulum yang berlaku. Untuk menentukan buku-buku pendamping diluar buku paket yang diperuntukkan siswa menuntut kreativitas tersendiri yang tidak sekedar berorientasi kepada banyaknya buku yang harus dimiliki siswa, melainkan buku yang digunakan benar-benar mempunyai bobot materi yang menunjang pencapaian kurikulum bahkan mampu mengembangkan wawasan bagi siswa dimasa datang. <br />
<br />
c. Memilih metode mengajar yang baik yang selalu menyesuaikan dengan materi pelajaran maupun kondisi siswa yang ada. Metode yang digunakan guru dalam mengajar akan berpengaruh terhadap lancarnya proses belajar mengajar, dan menentukan tercapainya tujuan dengan baik. Untuk itu diusahakan dalam memilih metode yang menuntut kreativitas pengembangan nilai siswa dan membangkitkan semangat siswa dalam belajar. <br />
<br />
d. Menciptakan media atau alat peraga yang sesuai dan menarik minat siswa. Penggunaan alat peraga atau media pendidikan akan memperlancar tercapainya tujuan pembelajaran. Guru diusahakan untuk selalu kreatif dalam menciptakan media pembelajaran sehingga akan lebih menarik perhatian siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar. Diusahakan seorang guru menciptakan alat peraga sendiri yang lebih menarik dibandingkan dengan alat peraga yang dibeli dari toko walaupun bentuknya lebih sederhana. <br />
<br />
<b>2. Cara guru dalam pelaksanaan proses belajar mengajar </b><br />
<br />
Unsur-unsur yang ada dalam pelaksanaan proses belajar mengajar adalah bagaimana seorang guru dituntut kreasinya dalam mengadakan persepsi. Persepsi yang baik akan membawa siswa memasuki materi pokok atau inti pembelajaran dengan lancar dan jelas. Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar, bahasan yang akan diajarkan dibahas dengan bermacam-macam metode dan teknik mengajar. Guru yang kreatif akan memprioritaskan metode dan teknik yang mendukung berkembangnya kreativitas. <br />
<br />
Dalam hal ini pula, keterampilan bertanya sangat memegang peranan penting. Guru yang kreatif akan mengutamakan pertanyaan divergen, pertanyaan ini akan membawa para siswa dalam suasana belajar kreatif. Dalam hal ini guru harus memperhatikan cara-cara mengajarkan kreativitas seperti tidak langsung memberikan pernilaian terhadap jawaban siswa, jadi guru melakukan teknik “berainstorming”. Diskusi dalam belajar kecil memegang peranan penting didalam pengembangan sikap kerja sama dan kemampuan menganalisa jawaban-jawaban siswa setelah dikelompokkan dan dapat menyimpulkan beberapa hipotesa terhadap masalah. <br />
<br />
Selanjutnya guru boleh menggugah inisiatif siswa untuk melakukan eksperimen. Dalam hal ini ide-ide dari para siswa tetap dihargai meskipun idenya itu tidak tepat, yang penting setiap anak diberi keberanian untuk mengemukakan pendapatnya, termasuk didalam hal ini daya imajinasinya. Seandainya tidak ada satu pun cara yang sesuai atau memadai yang dikemukakan oleh para siswa, maka guru boleh membimbing cara-cara melaksanakan eksperimennya. <br />
<br />
Tentu saja guru tersebut harus menguasai seluruh langkah-langkah pelaksanaannya. Dianjurkan supaya guru mengutamakan metode penemuan. Pendayagunaan alat-alat sederhana atau barang bekas dalam kegiatan belajar mengajar sangat dianjurkan, guru yang kreatif akan melakukannya, ia dapat memodifikasi atau menciptakan alat sederhana untuk keperluan pelaksanaan proses belajar mengajar, sehingga pada prinsipnya guru dalam pelaksanaan proses belajar mengajar guru dituntut kreativitasnya dalam mengadakan apersepsi, penggunaan teknik dan metode pembelajaran sampai pada pemberian teknik bertanya kepada siswa, agar pelaksanaan proses belajar mengajar mencapai tujuan yang telah ditentukan dan ditetapkan. <br />
<br />
<b>3. Cara guru dalam mengadakan evaluasi </b><br />
<br />
Proses belajar mengajar senantiasa disertai oleh pelaksanaan evaluasi. Namun demikian, didalam kegiatan belajar mengajar seorang guru yang kreatif tidak akan dapat memberikan penilaian terhadap ide-ide atau pertanyaan dan jawaban anak didiknya meskipun kelihatan aneh atau tidak biasa. Hal ini sangat penting dalam pelaksanaan diskusi, kalau dikatakan bahwa untuk mengembangkan kreativitas maka salah satu caranya adalah dengan menggunakan keterampilan proses dalam arti pengembangan dan penguasan konsep melalui bagaimana belajar konsep, maka dengan sendirinya evaluasi harus ditujukan kepada keterampilan proses yang dicapai siswa disamping evaluasi kemampuan penguasaan materi pelajaran. Adapun kecenderungan melakukan penilaian hanya menggunakan tes pilihan ganda, atau pun pertanyaan yang hanya menuntut satu jawaban benar, merupakan tantangan atau hambatan bagi pengembangan, sehingga perlu kiranya dilakukan penilaian seperti yang dikembangkan dalam pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi yaitu penilaian dengan portofolio, dimana mencakup dari segi kognitif, penilaian yang menyangkut perilaku siswa (afektif), dan penilaian yang menyangkut keterampilan motorik siswa (psikomotorik). Sehingga guru mempunyai perangkat penilaian yang lengkap dari masing-masing siswa yang nantinya akan berbarengan dalam penentuan akhir dari keberhasilan siswa tersebut.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=3899808956444659690#_ftn21">[21]</a><br />
<br />
Dari uraian tersebut berarti bahwa orang kreatif dapat diketahui melalui kepribadian yang ditampilkan sebagai kebiasaan, sehingga menjadi ciri-ciri spesifik kedua ciri tersebut sama-sama penting, karena ditunjang oleh kepribadian yang sesuai, kreativitas seseorang tidak dapat berkembang secara wajar misalnya, siswa yang memiliki kemampuan berpikir asli, luwes dan lancar tetapi ia pemalas dan mudah menyerah, maka kemampuan tersebut tidak akan berkembang. <br />
<br />
Orang kreatif memiliki kepekaan terhadap lingkungan, sehingga menjadikan dirinya kaya akan inisiatif dan nampak seperti tidak kehabisan akal dalam memecahkan suatu masalah. Karena itu orang kreatif lebih berorientasi kemasa kini dan masa depan. Kreativitas yang ditunjukkan oleh siswa sekolah dasar, biasanya ditengarai oleh perilaku-perilaku yang bagi guru justru sebagai hal yang menyenangkan atau bahkan menjengkelkan misalnya, siswa kreatif memiliki selera humor, suka bersenda gurau sehingga nampak main-main dalam menerima pelajaran, siswa kreatif tidak suka pada tradisi, otoritas dan hal-hal yang rutin, bahkan kadang-kadang terkesan nyentik dan nyeleneh, tidak bersih dan rapi (alias ngelomplot). <br />
<br />
Namun perlu diketahui bahwa ada yang lebih esensi dari siswa kreatif ini, diantaranya adalah bahwa mereka dapat memberipetunjuk dan arahan pada dirinya sendiri, dapat menerima kedwiartian (ambiguitas), memperlihatkan kegigihan atau pantang menyerah, punya kebebasan, dalam arti tidak terbelenggu pada aturan-aturan yang telah digariskan, spontan dan fleksibel serta kontrol dari yang bersifat internal. Pendek kata sesuai kreatif itu selalu ada yang dikerjakan, unik dan berbeda. </div><br />
<br />
<br />
<b>DAFTAR PUSTAKA</b><br />
<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=3899808956444659690#_ftnref1"></a> <br />
<br />
[1] Ibrahim Muhammad, Menumbuhkan Kreativitas Anak, (Jakarta: Cendikia,2005),hal.21. <br />
<br />
[2] Djoko Adi Wulajo, “Kreativitas” Artikel(Online), http://lead.sabda.org/mengajar yang kreatif, diakses 2 Mei 2010._ <br />
<br />
[3] Drevdahl, “Pengertian Kreativitas” e-book Ilmu Pendidikan (Online), <a href="http://sabda,org/">http://sabda,org/</a> mengajar_yang_kreatif_0, diakses 2 Mei 2010. <br />
<br />
[4] Amal Abdussalam, Mengembangkan Kreativitas Anak, (Jakarta: Pustaka Al-Kausar, 2005 ),hal.13. <br />
<br />
[5] Abdul Mustakim, Menjadi Orang Tua Bijak, ( Bandung: Al-Bayan, 2005),hal.117. <br />
<br />
[6] Ibrahim Muhammad, Menumbuhkan Kreativitas,… hal.25. <br />
<br />
[7] Ibid.,hal. 23. <br />
<br />
[8] Marjohan, “Guru Perlu untuk Meredam Kebosanan” (Online), http://www. Padanghari ini. Com/?today=article, akses 11 Mei 2010. <br />
<br />
[9] David Campbell, Mengembangkan Kreativitas, Disadur oleh AM. Mangunhardjana, (Yogyakarta: Kanisius,1986),hal.27. <br />
<br />
[10] Olson Rebert W, Seni Berpikir Kreatif Sebuah Pedoman Praktis. Alfonsus Somosir (Ahli Bahasa), (Jakarta: Erlangga.1992),hal.12-14. <br />
<br />
[11] Bean Reynold, Cara Mengembangkan Kreativitas anak, ahli bahasa: Dra.Med. Meita sari Tjandrasa, (Jakarta: Binarupa Aksara, 1995), hal.3-5. <br />
<br />
[12] Ibid., hal.6-7. <br />
<br />
[13] Hartanto, Djoko, Kreativitas – Antara Ide Cemerlang dan Kenyataan,(Majalah Desain Grafis Concept, vol.02,04). <br />
<br />
[14] Triandoro Safari, Creativity Quotient Pedoman Mencetak Anak Super Kreatif, (Yogyakarta: Platinium Diqlossia Media Baru, 2005), hal.32-33. <br />
<br />
[15] A.M. Heru Basuki, dalam Utami Munandar, Perkembangan Kreativitas,(Online),http:// www. Plb Jabar. Com/old/?inc=artikel id=56, diakses 8 Mei 2010. <br />
<br />
[16] Sund dalam Slameto, “Pengertian dan Profesional Guru” (Online) http:// ucokhsb .blogspot. com/pengertian-dan-profesional-guru.html, diakses 8 mei 2010. <br />
<br />
[17] Sidneu Parnes, Ruth Noller, M.O. Edwards dalam Reni Akbar Hawadi dkk, “Guru Kreatif” (Online) http://guru kreatif.wordpress.com/2009/10/09/6-ciri-guru- kreatif, diakses 7 mei 2010. <br />
<br />
[18] David Cambell, Mengembangkan Kreativitas, disadur oleh A.M. Mangun hardjana, (Yogyakarta: Kanisius, 1986),hal.27. <br />
<br />
[19] Cece Wijaya dan Tabrani Rusyan, Kreativitas Guru dalam Proses Belajar Mengajar, artikel (online) http://rapidshare.com/artcel/2008/04/ kreativitas-pembelajaran. html, diakses 5 Mei 2010. <br />
<br />
[20] Munandar, “Kreatif dalam Diri” e-book Ilmu Pendidikan (Online)http://moru. Blogspot .com /DisplayNews.aspx.html, diakses 6 Mei 2010. <br />
<br />
[21] Budi Purwanto, Cara Guru dalam Proses Belajar Mengajar, artikel (online) http:// argument-apbi-blogspot.com, diakses 10 Juli 2010.MuN4http://www.blogger.com/profile/07781338164359512576noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3899808956444659690.post-57095730179657087482012-01-23T22:02:00.000+07:002012-01-23T22:02:33.995+07:00Tujuan Pendidikan Agama Islam Di SMA<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/-hJVIzPLdu40/TxWHMt29UOI/AAAAAAAAAO4/ET2bAzsqoqA/s1600/MUNAWWAR+dumpuena+Ilmu.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="230" src="http://4.bp.blogspot.com/-hJVIzPLdu40/TxWHMt29UOI/AAAAAAAAAO4/ET2bAzsqoqA/s400/MUNAWWAR+dumpuena+Ilmu.jpg" width="400" /></a></div><br />
<b>1. Tujuan Pendidikan Agama Islam </b><br />
<br />
Pendidikan agama Islam di sekolah bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan, ketaqwaannya, berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=3899808956444659690#_ftn2">[2]</a> <br />
<br />
Jadi, oleh karena itu dalam proses pembelajaran di sekolah, maka tujuan dari pendidikan agama adalah untuk membina, membimbing, dan mengarahkan serta berupaya untuk mengubah tingkah laku dan kepribadian siswa dengan mendidik dan mengajarkannya, agar siswa mampu mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. <br />
<br />
Secara garis besar tujuan pendidikan agama Islam dapat dibagi kepada tujuan umum dan tujuan khusus. <br />
<br />
<b>a. Tujuan Umum </b><br />
<br />
Tujuan umum atau tujuan akhir adalah cermin kehidupan manusia dalam menjalankan kehidupan akhir hidupnya. Menurut Zakiah Daradjat “Tujuan umum adalah tujuan yang akan dicapai dengan semua kegiatan pendidikan, baik dengan pengajaran atau dengan cara lain yang meliputi seluruh aspek kemanusiaan, sikap, tingkah laku, penampilan, dan pandangan”.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=3899808956444659690#_ftn3">[3]</a> <br />
<br />
Sesuai dengan pengertian di atas dapat dilihat bahwa tujuan dalam pendidikan agama Islam pada anak didik harus berisi hal-hal yang dapat menumbuhkan dan memperkuat iman serta mendorong kepada kesenangan anak untuk mengamalkan ajaran agama Islam, untuk itu diperlukan usaha materil yang akan memperkaya siswa dengan sejumlah pengetahuan, membuat mereka dapat menghayati dan mengembangkan ilmu itu, juga membuat ilmu yang mereka pelajari dapat diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. <br />
<br />
<b>b. Tujuan Khusus </b><br />
<br />
Tujuan khusus dari pendidikan agama Islam yang bersasaran kepada faktor-faktor khusus, yang menjadi salah satu aspek penting dari tujuan umum yaitu: “memberikan dan mengamalkan kemampuan atau skill khusus pada anak didik, sehingga mampu bekerja dalam bidang pekerjaan tertentu yang berkaitan erat dengan tujuan umum.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=3899808956444659690#_ftn4">[4]</a> <br />
<br />
Pada sisi lain pendidikan Islam mempunyai tujuan mendidik pribadi siswa kearah kesempurnaan, sebagai salah satu upaya mengoptimalkan pengabdian diri kepada Allah SWT. Pendidikan agama lebih ditekankan pada pendidikan moral atau akhlak untuk mewujudkan pribadi seseorang yang sempurna. <br />
<br />
<b>c. Tujuan Pendidikan Agama Islam di SMA </b><br />
<br />
Adapun tujuan pendidikan agama Islam di SMA adalah sebagai berikut:<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=3899808956444659690#_ftn5">[5]</a> <br />
<br />
a) Siswa diharapkan mampu membaca al-Qur’an, menulis dan memahami ayat al-Qur’an serta mampu mengimplementasikannya didalam kehidupan sehari-hari. <br />
<br />
b) Beriman kepada Allah swt, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, kepada hari kiamat dan qadha dan qadar-Nya. Dengan mengetahui fungsi dan hikmahnya serta terefleksi dalam sikap, prilaku dan akhlak peserta didik pada dimensi kehidupan sehari-hari. <br />
<br />
c) Siswa diharapkan terbiasa berperilaku dengan sifat terpuji dan menghindari sifat-sifat tercela, dan bertata kerama dalam kehidupan sehari-hari. <br />
<br />
d) Siswa diharapkan mampu memahami sumber hukum dan ketentuan hukum Islam tentang ibadah, muamalah, mawaris, munakahat, jenazah dan mampu mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. <br />
<br />
e) Siswa diharapkan mampu memahami, mengambil manfaat dan hikmah perkembangan Islam di Indonesia dan dunia serta mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. <br />
<br />
<br />
[2] Abdul Majid, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, ( Bandung : Remaja RosdaKarya, 2005), hal.59 <br />
<br />
[3] Zakiah daradjat,dkk, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung: Bumi Aksara,2002),hal.30. <br />
<br />
[4] M. Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta:Bumi Aksara,1994),hal.128. <br />
<br />
[5] Abdul Majid, Pendidikan,…hal. 42.MuN4http://www.blogger.com/profile/07781338164359512576noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3899808956444659690.post-6478224105573268852012-01-23T21:57:00.001+07:002012-01-23T22:02:43.348+07:00Ruang Lingkup dan Tujuan Pendidikan Agama Islam<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/-hJVIzPLdu40/TxWHMt29UOI/AAAAAAAAAO4/ET2bAzsqoqA/s1600/MUNAWWAR+dumpuena+Ilmu.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="230" src="http://4.bp.blogspot.com/-hJVIzPLdu40/TxWHMt29UOI/AAAAAAAAAO4/ET2bAzsqoqA/s400/MUNAWWAR+dumpuena+Ilmu.jpg" width="400" /></a></div><br />
<br />
<b>A. Ruang Lingkup dan Tujuan Pendidikan Agama Islam </b><br />
<br />
<b>1. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam </b><br />
<br />
Adapun yang menjadi ruang lingkup dalam pembelajaran pendidikan agama Islam di sekolah adalah mencakup: <br />
<br />
a. Al-Qur’an dan Hadits <br />
<br />
b. Aqidah <br />
<br />
c. Akhlaq <br />
<br />
d. Fiqh <br />
<br />
e. Tarikh dan Kebudayaan Islam <br />
<br />
Pendidikan agama Islam menekankan kesinambungan, keselarasan, dan kesesuaian antara hubungan manusia dengan Allah SWT, hubungan manusia dengan sesama manusia, hubungan manusia dengan diri sendiri dan hubungan manusia dengan alam sekitarnya.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=3899808956444659690#_ftn1">[1]</a> <br />
<br />
<br />
<br />
<b>DAFTAR PUSTAKA</b><br />
<br />
[1] http://www.docstoc.com/docs/1992069/01-Pendidikan Agama Islam,Aksese.13Oktober 2010.MuN4http://www.blogger.com/profile/07781338164359512576noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3899808956444659690.post-48495857333346874302012-01-18T11:30:00.000+07:002012-01-18T11:30:47.560+07:00Kreativitas Guru dalam Pengembangan Media Pembelajaran PAI<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/-hJVIzPLdu40/TxWHMt29UOI/AAAAAAAAAO4/ET2bAzsqoqA/s1600/MUNAWWAR+dumpuena+Ilmu.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="230" src="http://4.bp.blogspot.com/-hJVIzPLdu40/TxWHMt29UOI/AAAAAAAAAO4/ET2bAzsqoqA/s400/MUNAWWAR+dumpuena+Ilmu.jpg" width="400" /></a></div><br />
<br />
<b>Kreativitas Guru dalam Pengembangan Media Pembelajaran PAI </b><br />
<br />
<div style="text-align: justify;"> Kreativitas Guru dalam Pengembangan Media Pembelajaran PAI berkaitan dengan masalah pemilihan media yang tidak terlepas dari konteksnya bahwasanya media menunjukkan komponen dari sistem introksional secara keseluruhan. Karena itu meskipun tujuan dan isinya sudah diketahiu. Fakto-faktor lain seperti karakteristik anak, strategi belajar mengajar, alokasi waktu dan prosedur penilaiannya perlu di pertimbangkan.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=3899808956444659690#_ftn1">[1]</a> Sementara hal lain yang harus dipertimbangkan dalam memilih media pembelajaran antara lain tujuan pembelajaran yang ingin di capai, ketetapan penggunaan, kondisi anak didik, ketersedian perangkat, mutu dan biaya yang diperlukan.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=3899808956444659690#_ftn2">[2]</a><br />
<br />
Kreativitas guru dalam pembelajaran agama Islam dengan memamfaatkan media pembelajaran dilakukan dengan pertimbangan agar anak didik tidak merasa bosan dan untuk menarik perhatian anak didik untuk belajar. <br />
<br />
<br />
<br />
[1]Arif S Sudirman dkk. Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan dan Pemamfaatannya ( Jakarata: Raja Grafindo Persada, 2003), hal. 83 <br />
<br />
<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=3899808956444659690#_ftnref2">[2]</a> M. Basyiruddin Usman dan Asnawir, Media Pembelajaran ( Jakarta: Ciputat Press, 2002) hal. 15-16 </div>MuN4http://www.blogger.com/profile/07781338164359512576noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3899808956444659690.post-40160259251152273662012-01-18T11:27:00.000+07:002012-01-18T11:27:51.774+07:00Pengembangan Media Pembelajaran<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/-hJVIzPLdu40/TxWHMt29UOI/AAAAAAAAAO4/ET2bAzsqoqA/s1600/MUNAWWAR+dumpuena+Ilmu.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="230" src="http://4.bp.blogspot.com/-hJVIzPLdu40/TxWHMt29UOI/AAAAAAAAAO4/ET2bAzsqoqA/s400/MUNAWWAR+dumpuena+Ilmu.jpg" width="400" /></a></div><br />
<div style="text-align: justify;"><b>Pengembangan Media Pembelajaran </b><br />
Pengembangan media pembelajaran disini mempunyai arti bahwa media pembelajaran diperbaharui sedemikian rupa sehingga terbentuklah media pembelajaran yang sistematis, terarah serta efektif dalam menunjang keberhasilan proses belajar mengajar. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan media pembelajaran antara lain: <br />
<br />
1. Pengembangan Media pembelajaran tersebut haruslah bersifat menginformasikan dalam pengembangan media diharapkan media tersebut dapat menginformasikan satu hal yang baru kepada peserta didik tentang suatu kejadian atau obyek yang tidak mereka ketahui sebelumnya melalui sebuah ruang dan waktu yang terbatas. <br />
<br />
2. Pengembangan Media Pembelajaran tersebut haruslah bersifat menarik dan memotivasi siswa agar sesuatu yang dipelajari oleh siswa tidak monoton, maka diperlukan adanya pengembangan media. Dalam pengembangan media cenderung ingin menampilkan sesuatu yang spektakuler. Oleh karena itu sesuatu yang baru dan belum pernah terjadi atau dialami oleh siswa akan memotivasi siswa untuk mengetahui lebih banyak tentang apa yang dipelajarinya. <br />
<br />
3. Pengembangan Media Pembelajaran tersebut haruslah bersifat Instruksional seorang siswa akan dapat memahami sesuatu dengan cepat apabila dalam media tersebut menampilkan sesuatu yang bersifat instruksional. Maksudnya seorang siswa akan tergerak untuk melakukan sesuatu yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Dan apakah sesuatu itu perlu dilakukan atau tidak, seorang siswa dapat memilah-milahnya. Begitu pula dalam pengembangannya sebuah pesan yang hendak disampaikan kepada siswa harus bersifat instruksional namun tidak memaksa. </div>MuN4http://www.blogger.com/profile/07781338164359512576noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3899808956444659690.post-76117833784223444702012-01-18T11:25:00.000+07:002012-01-18T11:25:41.510+07:00Tehnik Memilih Media Pembelajaran<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/-hJVIzPLdu40/TxWHMt29UOI/AAAAAAAAAO4/ET2bAzsqoqA/s1600/MUNAWWAR+dumpuena+Ilmu.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="230" src="http://4.bp.blogspot.com/-hJVIzPLdu40/TxWHMt29UOI/AAAAAAAAAO4/ET2bAzsqoqA/s400/MUNAWWAR+dumpuena+Ilmu.jpg" width="400" /></a></div><b><br />
</b><div style="text-align: justify;"><b>1. Tehnik Memilih Media Pembelajaran </b><br />
<br />
Tehnik pemilihan media pembelajaran seharusnya dilakukan oleh guru secara arif dan bijaksana. Hal itu mengingat perbedaan karakteristik setiap media dengan situasi dan kondisi lingkungan. <br />
<br />
Soeparno menyebutkan ada delapan hal yang harus diperhatikan dalam memilih media pembelajaran. Kedelapan hal tersebut adalah sebagai berikut. <br />
<br />
1. Hendaknya guru mengerti karakteristik setiap media, sehingga guru dapat mengetahui kesesuaian media tersebut dengan pesan atau informasi yang akan dikomunikasikan. Dengan mengetahui karakteristik setiap media itu guru juga akan dapat mengetahui keunggulan dan kekurangan setiap media. <br />
<br />
2. Hendaknya guru memilih media yang sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Misalnya, untuk melatih keterampilan menyimak ada baiknya kalau guru menggunakan atau memilih media radio atau rekaman. Untuk melatih keterampilan berbicara secara spontan akan sangat sesuai apabila guru memilih media gambar atau media flash card. <br />
<br />
3. Hendaknya guru memilih media yang sesuai dengan metode yang dipergunakan. Misalnya, media flash card akan sesuai dengan metode latihan dan praktik. <br />
<br />
4. Hendaknya guru dalam memilih media disesuaikan dengan materi yang akan dikomunikasikan. <br />
<br />
5. Hendaknya guru dalam memilih media sesuai dengan keadaan siswa. <br />
<br />
6. Hendaknya guru dalam memilih media memperhatikan atau mempertimbangkan situasi dan kondisi lingkungan tempat media dipergunakan. <br />
<br />
7. Hendaknya guru dalam memilih media disesuaikan dengan kreativitas dan kemampuan guru. <br />
<br />
8. Guru dalam memilih media hendaknya tidak berpegangan pada asumsi bahwa media itu baru atau hanya satu-satunya media yang dipunyai oleh guru.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=3899808956444659690#_ftn1">[1]</a><br />
<br />
Sementara itu, Sudjana & Achmat Rivai mengemukakan lima kriteria memilih media. Kelima hal tersebut adalah sebagai berikut. <br />
<br />
1. Ketepatan dengan tujuan pembelajaran. <br />
<br />
2. Dukungan terhadap isi bahan pembelajaran. <br />
<br />
3. Kemudahan memperoleh media. <br />
<br />
4. Keterampilan guru dalam menggunakan media. <br />
<br />
5. Media tersebut sesuai dengan tingkat berpikir siswa.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=3899808956444659690#_ftn2">[2]</a><br />
<br />
Dengan pertimbangan-pertimbangan di atas, tentunya media yang disediakan oleh guru untuk mengajarkan suatu konsep harus bersifat Adaptable. Artinya media tersebut dapat diadaptasikan dan digunakan oleh guru secara representatif sesuai dengan situasi dan kondisi. Dengan demikian, media benar-benar membantu guru dan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. <br />
<br />
<br />
<br />
<br />
[1] Soeparno, Media Pengajaran Bahasa, ( Jakarta: Intan Pariwara 1988) hal 10-11. <br />
<br />
[2] Sudjana, Nana & Achmad Rivai. Media Pengajaran:Penggunaan dan Pembuatannya, (Bandung: CV.Sinar Baru 1997) . Hal. 5 </div>MuN4http://www.blogger.com/profile/07781338164359512576noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3899808956444659690.post-54220426094895554352012-01-18T11:22:00.000+07:002012-01-18T11:22:43.156+07:00Tujuan Pendidikan Agama Islam di Sekolah Dasar<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/-hJVIzPLdu40/TxWHMt29UOI/AAAAAAAAAO4/ET2bAzsqoqA/s1600/MUNAWWAR+dumpuena+Ilmu.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="230" src="http://4.bp.blogspot.com/-hJVIzPLdu40/TxWHMt29UOI/AAAAAAAAAO4/ET2bAzsqoqA/s400/MUNAWWAR+dumpuena+Ilmu.jpg" width="400" /></a></div><div style="text-align: justify;"><br />
<b>1. Tujuan Pendidikan Agama Islam di Sekolah Dasar </b><br />
<br />
Pendidikan Agama Islam di Sekolah Dasar bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan, melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan, ketaqwaannya kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi. <br />
<br />
Adapun tujuan Pendidikan Agama Islam di Sekolah Dasar untuk: <br />
Menumbuhkembangkan akidah melalui pemberian, pemupukan, dan pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan, serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya kepada Allah SWT;<br />
Mewujudkan manuasia Indonesia yang taat beragama dan berakhlak mulia yaitu manusia yang berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas, produktif, jujur, adil, etis, berdisiplin, bertoleransi (tasamuh), menjaga keharmonisan secara personal dan sosial serta mengembangkan budaya agama dalam komunitas sekolah.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=3899808956444659690#_ftn1">[1]</a><br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=3899808956444659690#_ftnref1">[1]</a> Ibid, hal.2 </div>MuN4http://www.blogger.com/profile/07781338164359512576noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3899808956444659690.post-85189628108625908502012-01-18T11:13:00.001+07:002012-01-18T11:14:18.389+07:00Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam di Sekolah Dasar<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/-hJVIzPLdu40/TxWHMt29UOI/AAAAAAAAAO4/ET2bAzsqoqA/s1600/MUNAWWAR+dumpuena+Ilmu.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="230" src="http://4.bp.blogspot.com/-hJVIzPLdu40/TxWHMt29UOI/AAAAAAAAAO4/ET2bAzsqoqA/s400/MUNAWWAR+dumpuena+Ilmu.jpg" width="400" /></a></div><br />
<br />
<div style="text-align: justify;"><b>1. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam di Sekolah Dasar </b><br />
<br />
Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam di sekolah dasar meliputi keserasian, keselarasan, dan keseimbangan antara hubungan manusia dengan Allah SWT, hubungan manusia dengan sesama manusia, dan ketiga hubungan manusia dengan dirinya sendiri, serta hubungan manusia dengan makhluk lain dan lingkungannya. <br />
<br />
Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam juga identik dengan aspek-aspek Pengajaran Agama Islam karena materi yang terkandung didalamnya merupakan perpaduan yang saling melengkapi satu dengan yang lainnya. <br />
<br />
Adapun <a href="http://dumpuena.blogspot.com/2012/01/ruang-lingkup-pendidikan-agama-islam-di.html">ruang lingkup Pendidikan Agama Islam Sekolah Dasar</a> meliputi aspek-aspek sebagai berikut: <br />
<blockquote class="tr_bq" style="color: #444444;">1. Al-Qur’an dan Hadits<br />
2. Aqidah<br />
3. Akhlak<br />
4. Fiqih<br />
5.Tarikh dan Kebudayaan Islam.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=3899808956444659690#_ftn1">[1]</a></blockquote><br />
[1] Departemen Pendidikan Nasional, Standar Kompetensi Dan Kompetensi Dasar Tingkat SD Mata pelajaran Agama Islam, (Direktorat Jenderal Mandikdasmen 2007) hal. 2 </div>MuN4http://www.blogger.com/profile/07781338164359512576noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3899808956444659690.post-19593872544566431602012-01-18T10:59:00.000+07:002012-01-18T10:59:15.952+07:00Konsep Dasar Pendidikan Agama Islam di Sekolah Dasar<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/-hJVIzPLdu40/TxWHMt29UOI/AAAAAAAAAO4/ET2bAzsqoqA/s1600/MUNAWWAR+dumpuena+Ilmu.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="230" src="http://4.bp.blogspot.com/-hJVIzPLdu40/TxWHMt29UOI/AAAAAAAAAO4/ET2bAzsqoqA/s400/MUNAWWAR+dumpuena+Ilmu.jpg" width="400" /></a></div><div style="text-align: justify;"><br />
<b>Konsep dasar Pendidikan Agama Islam di Sekolah Dasar </b><br />
<br />
Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga mengimani, bertaqwa, dan berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran agama Islam. <br />
<br />
Konsep dasar Pendidikan Agama Islam di Sekolah Dasar bersumber dari kitab suci Al Quran dan Hadits, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, serta penggunaan pengalaman. Dibarengi tuntunan untuk menghormati penganut agama lain dalam hubunganya dengan kerukunan antar ummat beragama dalam masyarakat hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=3899808956444659690#_ftn1">[1]</a><br />
<br />
<b>1. Al-Qur.an </b><br />
<br />
Al-Qur’an ialah firman Allah berupa wahyu yang disampaikan oleh Jibril kepada Nabi Muhammad saw. Di dalamnya terkandung ajaran pokok sangat penting yang dapat dikembangkan untuk keperluan seluruh aspek kehidupan melalui ijtihad. Ajaran yang terkandung dalam Al-Qur’an itu terdiri dari dua prinsip besar, yaitu yang berhubungan dengan masalah keimanan yang disebut Aqidah, dan yang berhubungan dengan amal yang disebut dengan Syari’ah. Istilah-istilah yang sering biasa digunakan dalam membicarakan ilmu tentang syari’ah ini ialah : <br />
<br />
a. Ibadah untuk perbuatan yang langsung berhubungan dengan Allah. <br />
<br />
b. Mu.amalah untuk perbuatan yang berhubungan selain dengan Allah . <br />
<br />
c. Akhlak untuk tindakan yang menyangkut etika dan budi pekerti dalam pergaulan. <br />
<br />
Di dalam Al Qur.an terdapat banyak ajaran yang berisi prinsip berkenaan dengan kegiatan atau usaha pendidikan itu. Sebagai contoh dapat dibaca kisah Lukman mengajari anaknya dalam surat Luqman ayat 12-19, yang mengandung prinsip materi pendidikan yang berguna untuk dipelajari oleh setiap muslim. <br />
<br />
Artinya : <i>Dan Sesungguhnya Telah kami berikan hikmat kepada Luqman, yaitu: "Bersyukurlah kepada Allah. dan barang siapa yang bersyukur (kepada Allah), Maka Sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa yang tidak bersyukur, Maka Sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji</i>". (QS. Luqman: 12) <br />
<br />
<b>2. Al Hadits </b><br />
<br />
Hadits ialah perkataan, perbuatan ataupun pengakuan Rasul Allah Swt. Yang dimaksud dengan pengakuan ialah kejadian atau perbuatan orang lain yang diketahui Rasulullah dan beliau membiarkan saja kejadian atau perbuatan. Hadits merupakan ajaran kedua sesudah Al Qur.an. Sunnah berisi petunjuk (pedoman) untuk kemashlahatan hidup manusia dalam segala aspeknya, untuk membina umat menjadi manusia seutuhnya atau muslim yang bertaqwa. Untuk itu Rasulullah menjadi guru dan pendidik utama bagi umatnya.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=3899808956444659690#_ftn2">[2]</a><br />
<br />
Oleh karena itu Hadits merupakan landasan kedua bagi cara pembinaan pribadi manusia muslim. Sunnah selalu membuka kemungkinan penafsiran berkembang. Itulah sebabnya, mengapa ijtihad perlu ditingkatkan dalam memahaminya termasuk sunnah yang berkaitan dengan pendidikan. <br />
<br />
<br />
<b>DAFTAR PUSTAKA</b><br />
<br />
<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=3899808956444659690#_ftnref1">[1]</a> Departemen Pendidikan Nasional, Standar Kompetensi Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam Sekolah Dasar, ( Jakarta: Balitbang Depdiknas: 2003), hal. 12 <br />
<br />
[2] Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 2004), cet. ke-5, hal. 21 <br />
</div>MuN4http://www.blogger.com/profile/07781338164359512576noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3899808956444659690.post-30257885373938754512012-01-18T10:50:00.000+07:002012-01-18T10:50:49.811+07:00MEDIA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/-hJVIzPLdu40/TxWHMt29UOI/AAAAAAAAAO4/ET2bAzsqoqA/s1600/MUNAWWAR+dumpuena+Ilmu.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="230" src="http://4.bp.blogspot.com/-hJVIzPLdu40/TxWHMt29UOI/AAAAAAAAAO4/ET2bAzsqoqA/s400/MUNAWWAR+dumpuena+Ilmu.jpg" width="400" /></a></div><br />
<div style="text-align: justify;"><b>A. Media Pembelajaran </b><br />
<br />
<b>1. Pengertian Media Pembelajaran </b><br />
<br />
Kata media pembelajaran berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara atau pengantar. Dalam bahasa Arab, media perantara( وسائل) atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Gerlach & Ely (1971) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Dalam pengertian ini guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan alatalat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual dan verbal.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=3899808956444659690#_ftn1">[1]</a><br />
<br />
Association for Education and Communication Technology (AECT) mendefinisikan media yaitu segala bentuk yang dipergunakan untuk suatu proses penyaluran informasi. Sedangkan Education Association (NEA) mendefinisikan sebagai benda yang dapat dimanipulasi, dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan beserta instrument yang dipergunakan dengan baik dalam kegiatan belajar mengajar, dapat mempengaruhi efektifitas program instruksional.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=3899808956444659690#_ftn2">[2]</a><br />
<br />
Menurut Oemar Hamalik media pembelajaran adalah Alat, metode, dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran di sekolah.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=3899808956444659690#_ftn3">[3]</a><br />
<br />
Dalam penelitian kali ini peneliti lebih cenderung menggunakan definisi media pembelajaran dari Oemar Hamalik dengan alasan bahwa cakupannya lebih luas, tidak hanya dibatasi sebagai alat tetapi juga teknik dan metode sehingga dapat mencakup definisi dari para ahli pendidikan lainnya. <br />
<b><br />
2. Manfaat dan Fungsi Media Pembelajaran </b><br />
<br />
Pada awalnya media hanya berfungsi sebagai alat bantu dalam kegiatan belajar mengajar yatu berupa sarana yang dapat memberikan pengalaman visual kepada siswa dalam rangka mendorong motivasi belajar, memperjelas, dan mempermudah konsep yang kompleks dan abstrak menjadi lebih sederhana, konkrit, serta mudah dipahami. Dengan demikian media dapat berfungsi untuk mempertinggi daya serap dan retensi anak terhadap materi pembelajaran. Edgar Dale mengklasifikasi pengalaman belajar anak mulai dari hal-hal yang paling konkrit sampai kepada hal-hal yang dianggap paling abstrak. Klasifikasi pengalaman tersebut diikuti secara luas oleh kalangan pendidikan dalam menentukan alat bantu apa seharusnya yang sesuai untuk pengalaman belajar tertentu. <br />
<br />
Menurut Azhar Arsyad ada beberapa manfaat praktis dari penggunaan media pembelajaran di dalam proses belajar mengajar sebagai berikut : <br />
<br />
a. Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar. <br />
<br />
b. Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara siswa dan lingkungannya, dan kemungkinan siswa untuk belajar sendiri-sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya. <br />
<br />
c. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan waktu : <br />
<blockquote class="tr_bq" style="color: #351c75;">1) Obyek atau benda yang terlalu besar untuk ditampilkan langsung di ruang kelas dapat diganti dengan gambar, foto, slide, realita, film, radio, atau model. <br />
<br />
2) Obyek atau benda yang terlalu kecil yang tidak tampak oleh indera dapat disajikan dengan bantuan mikroskop, film, slide, atau gambar. <br />
<br />
3) Kejadian langka yang terjadi di masa lalu atau terjadi sekali dalam puluhan tahun dapat ditampilkan melalui rekaman video, film, foto, slide disamping secara verbal. <br />
<br />
4) Obyek atau proses yang amat rumit seperti peredaran darah dapat ditampilkan secara kongkret melalui film, gambar, slide, atau simulasi komputer. <br />
<br />
5) Kejadian atau percobaan yang dapat membahayakan dapat disimulasikan dengan media seperti komputer, film, dan video. <br />
<br />
6) Peristiwa alam seperti terjadinya letusan gunung berapi atau proses yang dalam kenyataan memakan waktu lama seperti proses kepompong menjadi kupu-kupu dapat disajikan dengan teknik-teknik rekaman time-lapse untuk film, video, slide, atau simulasi komputer. </blockquote><br />
Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka, serta memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru, masyarakat, dan lingkungannya misalnya melalui karyawisata, kunjungan-kunjungan ke museum atau kebun binatang.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=3899808956444659690#_ftn4">[4]</a><br />
<br />
Pendidikan Agama Islam mempunyai fungsi sebagai media untuk meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah SWT, serta sebagai wahana pengembangan sikap keagamaan dengan mengamalkan apa yang telah didapat dari proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam. <br />
<br />
Usaha Nabi dalam menanamkan aqidah agama yang dibawanya dapat diterima dengan mudah oleh umatnya, dengan menggunakan media yang tepat yakni melalui media perbuatan Nabi sendiri, dan dengan jalan memberikan contoh teladan yang baik. Sebagai contoh teladan yang bersifat uswatun hasanah, Nabi selalu menunujukkan sifat-sifat yang terpuji, hal ini diungkapkan dalam Al- Qur’an surat al-Ahzab 21: <br />
<br />
Artinya: “<i>Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagi kamu (yaitu) orang yang mengharapkan (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak mengingat Allah</i>” (QS: Al-Ahzab: 21) <br />
<br />
Zakiah Daradjad berpendapat dalam bahwa : Sebagai sebuah bidang studi di sekolah, pengajaran agama Islam mempunyai tiga fungsi, yaitu: pertama, menanamtumbuhkan rasa keimanan yang kuat, kedua, menanamkembangkan kebiasaan (habit vorming) dalam melakukan amal ibadah, amal saleh dan akhlak yang mulia, dan ketiga, menumbuh kembangkan semangat untuk mengolah alam sekitar sebagai anugerah Allah SWT kepada manusia.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=3899808956444659690#_ftn5">[5]</a><br />
<br />
Dari pendapat diatas dapat diambil beberapa hal tentang fungsi dari Pendidikan Agama Islam yang dapat dirumuskan sebagai berikut: <br />
<br />
a. Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan siswa kepada Allah SWT yang ditanamkan dalam lingkup pendidikan keluarga. <br />
<br />
b. Pengajaran, yaitu untuk menyampaikan pengetahuan keagamaan yang fungsional. <br />
<br />
c. Penyesuaian, yaitu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial dan dapat ber sosialisasi dengan lingkungannya sesuai dengan ajaran Islam. <br />
<br />
d. Pembiasaan, yaitu melatih siswa untuk selalu mengamalkan ajaran Islam, menjalankan ibadah dan berbuat baik. <br />
<br />
Disamping fungsi-fungsi yang tersebut diatas, hal yang sangat perlu di ingatkan bahwa Pendidikan Agama Islam merupakan sumber nilai, yaitu memberikan pedoman hidup bagi peserta didik untuk mencapai kehidupan yang bahagia di dunia dan di akhirat. <br />
<br />
<b>3. Macam-macam Media Pembelajaran </b><br />
<br />
Media Pembelajaran banyak sekali jenis dan macamnya. Mulai yang paling kecil sederhana dan murah hingga media yang canggih dan mahal harganya. Ada media yang dapat dibuat oleh guru sendiri, ada media yang diproduksi pabrik. Ada media yang sudah tersedia di lingkungan yang langsung dapat kita manfaatkan, ada pula media yang secara khusus sengaja dirancang untuk keperluan pembelajaran <br />
<br />
Meskipun media banyak ragamnya, namun kenyataannya tidak banyak jenis media yang biasa digunakan oleh guru di sekolah. Beberapa media yang paling akrab dan hampir semua sekolah memanfaatkan adalah media cetak (buku). selain itu banyak juga sekolah yang telah memanfaatkan jenis media lain gambar, model, dan Overhead Projector (OHP) dan obyek-obyek nyata. Sedangkan media lain seperti kaset audio, video, VCD, slide (film bingkai), program pembelajaran komputer masih jarang digunakan meskipun sebenarnya sudah tidak asing lagi bagi sebagian besar guru. <br />
<br />
Menurut Gerlach, media dapat diklasifikasikan menjadi 8 (delapan) kategori, yaitu: <br />
Real things, yakni manusia, benda yang sesungguhnya (bukan gambar atau model), dan peristiwa yang sebenarnya terjadi. Pengajar adalah media peling utama dalam proses pembelajaran. Sedangkan kertas, ruangan, buku tulis adalah benda (media) yang dipergunakan oleh peserta didik untuk mencatat atau menulis apa yang diterapkan dan didemonstrasikan oleh pengajar.<br />
Verbal representations, adalah media tulis/cetak, misalnya buku teks, referensi, dan bahan bacaan lainnya.<br />
Graphic representations, adalah misalnya chart, diagram, gambar, atau lukisan. Alat-alat ini mungkin dipakai dalam buku teks atau bahan bacaan lain, pada display, transparancy overhead projection, instructional program, workbooks, slide, film, strip, dan media visual lainnya.<br />
Still picture, seperti foto, slide, film strip, overhead projection transparancy. Still picture kadang-kadang hitam putih kadang-kadang berwarna.<br />
Motion picture, adalah film (movie), televisi, video tape dengan atau tanpa suara, diambil dari kejadian sebenarnya ataupun dibuat dari gambar (graphic representations), animasi, dan lain-lain.<br />
Audio recording, seperti pita kaset, reel tape, piringan hitam, sound track pada film ataupun pita pada video tape. Yang termasuk media audio ini tidak hanya yang berupa rekaman tetapi audio yng life, seperti telepon, radio broadcasting, CB (citizen band) terutama untuk distance learning, telex, facsimile, teleconference dan teleprint.<br />
Programming, adalah kumpulan informasi yang berurutan. Program bias berbentuk verbal (buku teks), visual maupun audio. Misalnya kumpulan pilihan buku teks dan bahan bacaan yang dijadikan suatu program slide, film strip, film, TV, atau video tape.<br />
Simulations, yang terkenal dengan istilah simulation and game, yaitu suatu permainan yang menirukan kejadian yang sebenarnya. Misalnya pelajaran menyetir mobil sebelum peserta didik praktik dengan mobil yang sebenarnya, ia dilatih seolah-olah menyetir mobil yang sebenarnya tanpa mempergunakan mobil.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=3899808956444659690#_ftn6">[6]</a><br />
<br />
<b>DAFTAR PUSTAKA</b><br />
<br />
[1] Azhar Arsyad, Media Pengajaran (Jakarta:Raja Grafindo Persada, 1997), hal. 3 <br />
<br />
<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=3899808956444659690#_ftnref2">[2]</a> Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran (Jakarta:Ciputat Pers, Juni 2002), hal.11 <br />
<br />
[3] Oemar Hamalik, Media Pendidikan (Bandung : Citra Aditya, 1989), hal. 12. <br />
<br />
[4] Azhar Rasyad, Media Pengajaran (Jakarta:RajaGrafindo Persada, 1997), hal. 26-27. <br />
<br />
[5] Zakiah Daradjad, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 2004), hal. 174 <br />
<br />
[6] Muhaimin, Arah Baru Pengembangan Pendidikan Islam, (Bandung: Nuansa 2003), hal. 133-134 <br />
</div>MuN4http://www.blogger.com/profile/07781338164359512576noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3899808956444659690.post-43483307222104772132012-01-17T21:18:00.005+07:002012-01-17T21:28:22.198+07:00Judul-Judul Skripsi Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah IAIN Ar-Raniry<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://1.bp.blogspot.com/-0HL3CshDlR0/Tvq0TFC9nOI/AAAAAAAAALA/eB-4MW074iE/s1600/MUNAWWAR+dumpuena+Ilmu.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="230" src="http://1.bp.blogspot.com/-0HL3CshDlR0/Tvq0TFC9nOI/AAAAAAAAALA/eB-4MW074iE/s400/MUNAWWAR+dumpuena+Ilmu.jpg" width="400" /></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><a href="http://dumpuena.blogspot.com/2012/01/kumpulan-judul-skripsi-tarbiyah-iain-ar.html">BANYAK</a> mahasiswa lama siap kuliahnya gara-gara <a href="http://dumpuena.blogspot.com/2012/01/kumpulan-judul-skripsi-tarbiyah-iain-ar.html">SKRIPSI</a> tidak siap hehe..apalagi Dosen pembimbing yang cerewet atau dosen yang terlalu sibuk terkadang bisa membuat mahasiswa malas dalam membuat Skripsi. Bukan itu saja Terkadang Mahasiswa juga sibuk dengan pekerjaan nya hehehe....memang SKRIPSI membuat mahasiswa pusing. Okelah Kali ini <a href="http://dumpuena.blogspot.com/">Dumpuena Ilmu</a> kali ini membagi Judul-judul Skripsi Fakultas Tarbiyah Pendidikan Agama Islam. Mungkin bisa membantu anda dalam menyelesaikan kuliah dan mendapat gelar Sarjana. Berikut ini adalah judul skripsi lengkap dengan isinya. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><blockquote class="tr_bq" style="color: orange;"><b>1. KREATIVITAS GURU PAI DALAM MEMANFAATKAN MEDIA PEMBELAJARAN DI SDN 4 SAMALANGA BIREUEN.</b><br />
<br />
<b>2. PRESTASI BELAJAR SISWA MTsN SAMALANGA YANG BERLATANG BELAKANG SD DAN MI.</b><br />
<br />
<b>3. KREATIVITAS GURU PAI DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI SMA Negeri 1 SAMALANGA BIREUEN.</b><br />
<br />
<b>4. PEMBINAAN AKHLAK DALAM PERGAULAN REMAJA DI DESA MEUNASAH SIMPANG BATEE ILIEK KABUPATEN BIREUEN.</b><br />
<br />
<b>4. NILAI-NILAI PENDIDIKAN YANG TERKANDUNG DALAM KISAH PERJALANAN NABI MUSA AS, (KAJIAN SURAT AL-KAHFI AYAT 60-82).</b><br />
<br />
<b>5. PROSES PEMBELAJARAN AGAMA ISLAM DI SLTP NEGERI 5 BATEE ILIEK KECAMATAN SAMALANGA KABUPATEN BIREUN.</b><br />
<br />
<b>6. STRATEGI PEMBINAAN AKHLAK SISWA DI MIN KUTA GLE BATEE ILIEK KECAMATAN SAMALANGA KABUPATEN BIREUEN.</b></blockquote><div style="text-align: left;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"> </span></b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"> </span><br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Semoga bermanfaat kalau memang ada kaitannya dengan judul skripsi anda atau mau isi Skripsinya Tinggalkan komentar anda atau anda bisa hubungi lewat email atau facebook di <a href="https://www.facebook.com/wmuna11?ref=tn_tnmn" style="color: red;"><b>SINI</b></a></span><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><br />
</span></b></div><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><br />
</span><br />
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><br />
</span><br />
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><b style="color: red; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">SALEUM ANEUK NANGGROE</b></span>MuN4http://www.blogger.com/profile/07781338164359512576noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3899808956444659690.post-26799479874553613292012-01-01T00:34:00.000+07:002012-01-01T00:34:24.544+07:00SMS Ucapan Selamat Tahun Baru 2012<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://2.bp.blogspot.com/-pZLH6MC1wAk/Tv9GowqSKmI/AAAAAAAAALw/jT5Hw9rUEfA/s1600/Kumpulan-SMS-Ucapan-Tahun-Baru-2012.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="276" src="http://2.bp.blogspot.com/-pZLH6MC1wAk/Tv9GowqSKmI/AAAAAAAAALw/jT5Hw9rUEfA/s400/Kumpulan-SMS-Ucapan-Tahun-Baru-2012.jpg" width="400" /></a></div><br />
Yesterday is memory. Today is a gift. Tommorow is a Hope. Let’s begin New Year 2012 with faith, love, peace and new hope.<br />
<br />
<br />
<blockquote class="tr_bq"><span style="color: blue;">Jangan Sesali Masa Lalu</span><br style="color: blue;" /><span style="color: blue;"> Jangan Kuatirkan masa Depan</span><br style="color: blue;" /><span style="color: blue;"> Selalu ada Asa dan Harapan di Tahun Baru</span><br style="color: blue;" /><span style="color: blue;"> Selamat Tahun Baru!!!</span><br style="color: blue;" /><span style="color: blue;"> Masa Lalu adalah kenangan.</span><br style="color: blue;" /><span style="color: blue;"> Hari ini adalah hadiah.</span><br style="color: blue;" /><span style="color: blue;"> Dan Masa Depan adalah harapan.</span><br style="color: blue;" /><span style="color: blue;"> Mari kita songsong Tahun Baru 2012.</span><br style="color: blue;" /><span style="color: blue;"> Dengan penuh harap dan kebahagiaan.</span></blockquote><br />
<br />
Tiada kata yang seindah syair. <br />
Tiada mutiara yang sempurna bidadari.<br />
Tapi hari ini melebihi dari hari sebelumnya, karena tak lama lagi kita akan melewati detik pergantian yang banyak di tunggu jutaan manusia di dunia.<br />
Hanya satu yang dapat aku lakukan dan berkata<br />
Selamat tahun baru.<br />
<br />
<blockquote class="tr_bq"> <span style="color: blue;">Hanya hati yang terbuka yang mampu menerima Cinta</span><br style="color: blue;" /><span style="color: blue;"> Hanya jiwa yang terbuka yang mampu menerima kebijaksanaan</span><br style="color: blue;" /><span style="color: blue;"> Hanya tangan yang terbuka yang mampu menerima hadiah.</span><br style="color: blue;" /><span style="color: blue;"> Namun, hanya sahabat terdekat yang menerima SMS ucapan Selamat Tahun Baru 2012 ku.</span></blockquote><br />
<br />
Ku selalu berharap,<br />
sinar mentari menerangi hatimu,<br />
kesuksesan selalu menyertaimu,<br />
kebahagiaan datang menjawab doa-doamu,<br />
dan senyum hadir di wajahmu,<br />
Saat Tahun Baru datang.<br />
Selamat Tahun Baru.<br />
Keep the smile, leave the tear. Think of joy, forget the fear. Hold the laughter, leave the pain. Be joyous, because it's new year's day!<br />
<br />
<br />
<blockquote class="tr_bq" style="color: blue;">Tahun Baru<br />
Berarti...<br />
Tantangan Baru<br />
Tujuan Baru<br />
Masa Depan Baru<br />
Misi Baru<br />
dan Prospek Baru<br />
Semoga sukses menyertaimu di Tahun Baru.<br />
If It didn't Bring you Joy, just Leave it Behind.<br />
Let's Ring in the New Year with Good Things in Mind.<br />
Let Every Bad Memory that Brought Heartache and Pain.<br />
And let's Turn a New Leaf With the Smell of New Rain.<br />
Let's Forget Past Mistakes Making Amends for This Year.<br />
Sending You These Greetings To Bring You Hope and Cheer.<br />
Happy New Year!</blockquote><span style="color: blue;"> </span><br />
<br />
Doaku untukmu, awal yang baik di Januari, hadirnya cinta di Februari, kedamaian di Maret, Ketenangan di April, Kesenangan di Mei, Kesuksesan di Juni sampai November, serta ke kebahagiaan di Desember. Semoga doaku terkabul di tahun 2012.<br />
<br />
<blockquote class="tr_bq"> <span style="color: blue;">Itulah beberapa contoh SMS Ucapan Selamat Tahun Baru 2012 yang bisa anda pakai, edit dan gunakan untuk berbagai keperluan. Semoga bermanfaat untuk anda. </span></blockquote>MuN4http://www.blogger.com/profile/07781338164359512576noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3899808956444659690.post-32297466458268278042011-12-26T16:27:00.000+07:002011-12-26T16:27:38.056+07:00Seni Ukiran Menakjubkan yang Dibuat Dari Buah dan Sayuran<div style="text-align: justify;">Dengan tangan yang mantap dan konsentrasi telaten, artis ini melakukan sentuhan akhir untuk karya spektakulernya. Tapi patung elang ini dibuat menggunakan media konvensional yang tidak dianggap oleh banyak seniman yakni dari buah dan sayuran.</div><br />
<div style="text-align: center;"><img border="0" height="241" src="http://www.masterporn.me/images/u8d14bv6s1brzbamekjf.jpg" width="400" /></div><br />
<br />
<br />
<div style="text-align: center;"><img border="0" height="241" src="http://www.masterporn.me/images/v9o8tsibn1z5bsq17ii.jpg" width="400" /></div><br />
Menggunakan campuran buah-buahan, burung ini diciptakan oleh pemahat sayuran asal Rusia, Vadim Nefedjev dalam kompetisi mengukir pertama Eropa di Leipzig, Jerman bagian timur.<br />
<br />
Kompetisi dengan 26 pesaing individu dan 11 tim, adalah bagian dari ‘Gaeste’ Trade Fair, yang melayani restoran, hotel dan usaha katering.<br />
<br />
<br />
<div style="text-align: center;"><img border="0" height="261" src="http://www.masterporn.me/images/wua0u7643v9guagkucl.jpg" width="400" /></div><br />
<br />
<div style="text-align: center;"><img border="0" height="400" src="http://www.masterporn.me/images/sq5ubj68uojj68zxwsqk.jpg" width="289" /></div><br />
<br />
<div style="text-align: center;"><img border="0" height="400" src="http://www.masterporn.me/images/chb4eitz03alvtcdgguc.jpg" width="289" /></div><br />
<div style="text-align: justify;"> Namun elang ciptaannya tersebut harus berkompetisi dengan hasil karya lain pemahat dari sembilan negara yang berbeda.<br />
<br />
<div style="text-align: justify;"> Mereka termasuk koki asal Ceko, Radek Vach, dengan ukiran kepala Viking yang terbuat dari labu. Serta Winifried Karras yang mewakili Jerman, dengan ukiran keindahan Asia pada sebuah melon.</div></div><br />
<br />
<div style="text-align: center;"><img border="0" height="231" src="http://www.masterporn.me/images/8ff7gfdgzmoj06n58akf.jpg" width="400" /></div><br />
<br />
<div style="text-align: center;"><img border="0" height="215" src="http://www.masterporn.me/images/g872hz9inn9gprehiux4.jpg" width="400" /></div><br />
<div style="text-align: justify;"> Dalam batas waktu empat jam mereka harus membuat karyanya dengan menggunakan pilihan media seperti melon, pepaya, kubis, mentimun, lobak, wortel dan labu.<br />
<br />
Kompetisi Eropa ini didirikan oleh Xiang Wang asal China, yang telah dinobatkan Juara Dunia dua kali.</div>MuN4http://www.blogger.com/profile/07781338164359512576noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3899808956444659690.post-88178679187661934512011-12-26T16:21:00.000+07:002011-12-26T16:21:06.747+07:00Lukisan Indah Yang Terbuat Dari Berbagai Barang Rongsokan Karya Jason Mecier<div style="text-align: justify;">Jason Mecier, seorang seniman berbakat dari Los Angeles memiliki keahlian istimewa, ia mampu menyulap berbagai barang rongsokan menjadi sebuah lukisan yang indah, menawan dan penuh warna.</div><div style="text-align: justify;"><br />
Karya terakhirnya adalah lukisan seorang artis yang baru saja berpulang bulan kemarin, Amy Winehouse. Lukisan menakjubkan ini terbuat dari 5000 pil penghilang rasa sakit beraneka warna.<br />
<br />
Berikut adalah sebagian karya-karyanya yang akan menyegarkan mata anda:</div><br />
<br />
<div style="text-align: center;"><img border="0" height="290" src="http://www.masterporn.me/images/23i01o1da11vmqse36wi.jpg" width="400" /></div><br />
<br />
<div style="text-align: center;"><img border="0" height="317" src="http://www.masterporn.me/images/jf1mo3wgglg9smn2puri.jpg" width="400" /></div><br />
<div style="text-align: center;"><br />
</div><div style="text-align: center;"><img border="0" height="290" src="http://www.masterporn.me/images/bxie3lit4qsq9s983vsu.jpg" width="400" /></div><br />
<br />
<div style="text-align: center;"><img border="0" height="290" src="http://www.masterporn.me/images/14gqbddbobdmoagwq1c9.jpg" width="400" /></div><br />
<br />
<div style="text-align: center;"><img border="0" height="290" src="http://www.masterporn.me/images/x28xwnhaexb1qbp4wgsa.jpg" width="400" /></div><br />
<br />
<div style="text-align: center;"><img border="0" height="290" src="http://www.masterporn.me/images/jd8yuqvnewugxdy5xoy.jpg" width="400" /></div><br />
<br />
<div style="text-align: center;"><img border="0" height="290" src="http://www.masterporn.me/images/1pwmtujclyzuw7s3c9h1.jpg" width="400" /></div><br />
<br />
<div style="text-align: center;"><img border="0" height="317" src="http://www.masterporn.me/images/fvb2pqmtv0w9lsmf7cgz.jpg" width="400" /></div><br />
<br />
<div style="text-align: center;"><img border="0" height="317" src="http://www.masterporn.me/images/4lsoyq26jnk77phg7c.jpg" width="400" /></div>MuN4http://www.blogger.com/profile/07781338164359512576noreply@blogger.com0