Belajar Computer Dunia Maya

Senin, 23 Januari 2012

Berbagai Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam


1. Berbagai Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

Metode adalah cara yang dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan. Makin tepat metodenya, diharapkan makin efektif pula pencapaian tujuan tersebut. Tetapi khususnya dalam bidang pembelajaran di sekolah, ada beberapa faktor lain yang ikut berperan dalam menentukan efektifnya metode mengajar, antara lain adalah faktor guru itu sendiri, faktor anak dan faktor situasi (lingkungan belajar).[1]

Berikut ini adalah beberapa metode pembelajaran yang bisa digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran.

1. Metode Ceramah

Metode ceramah merupakan sarana utama dalam memberikan penjelasan materi pelajaran yang disampaikan kepada siswa. Metode ini sangat cocok digunakan untuk semua mata pelajaran, terutama mata pelajaran yang bersangkutan dengan pemberian fakta dalam waktu yang singkat, sementara jumlah siswanya banyak.[2]

Metode ceramah merupakan cara mengajar yang paling tradisional dan telah lama dilaksanakan oleh guru-guru biasanya. Ceramah adalah penuturan bahan pelajaran secara lisan.[3] Didalam Al-qur’an banyak ditemui ayat-ayat yang disampaikan kepada Nabi Muhammad Saw dalam bentuk ceramah, seperti yang terdapat dalam surat Yusuf ayat 3 sebagai berikut:


Artinya: “Kami menceritakan kepadamu kisah yang paling baik dengan mewahyukan Al Quran Ini kepadamu, dan Sesungguhnya kamu sebelum (Kami mewahyukan) nya adalah termasuk orang-orang yang belum Mengetahui. (Q.S. Yusuf :3)

Pada ayat diatas, Allah menurunkan Al-qur’an dengan bahasa arab dan Allah menyampaikan kepada Nabi Muhammad Saw dengan bercerita atau ceramah, metode ceramah ini tidak hanya digunakan Nabi dalam menyampaikan dakwahnya tetapi Allah juga menurunkan wahyu-Nya kepada Nabi Saw dalam bentuk ceramah.

Sejak dahulu guru dalam usaha menyalurkan pengetahuannya pada siswanya ialah secara lisan atau ceramah. Cara ini kadang-kadang membosankan, maka dalam pelaksanaannya memerlukan keterampilan tertentu, agar gaya penyajiannya tidak membosankan dan menarik perhatian siswa.[4] Metode ceramah ini juga digunakan untuk materi pelajaran yang menggunakan alat bantu mengajar seperti denah dan alat peraga.

Adapun materi pelajaran agama Islam di SMA yang cocok untuk diterapkan metode ini adalah tentang perkembangan Islam pada abad pertengahan.[5] Dan juga semua materi juga dapat digunakan metode ini.

2. Metode Tanya Jawab

Metode tanya jawab adalah suatu teknih mengajar yang dapat membentuk kekurangan mengajar yang terdapat pada metode ceramah, ini disebabkan karena guru memperoleh gambaran sejauh mana siswa dapat mengerti dan dapat mengungkapkanya.[6]

Dalam prinsip belajar-mengajar, bertanya memegang peranan yang penting sebab pertanyaan yang tersusun baik dengan pengajuan yang tepat akan:

a. Meningkatkan partisipasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar.

b. Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap masalah yang sedang dibicarakan.

c. Mengembangkan pola berpikir dan belajar aktif siswa, sebab berpikir itu sendiri adalah bertanya.

d. Menuntut proses berpikir siswa, sebab pertanyaan yang baik akan membantu siswa agar dapat menentukan jawaban yang baik.

e. Memusatkan perhatian murid terhadap masalah yang sedang dibahas.

Adapun materi pelajaran pendidikan agama Islam di SMA yang dapat diterapkan dalam dengan metode ini adalah seputar jual beli dalam Islam.[7]

3. Metode Diskusi

Metode diskusi adalah cara penyampaian pelajaran di mana siswa-siswa diharapkan memahami masalah yang merupakan pernyataan atau pertanyaan yang bersifat problematis, untuk dipecahkan bersama.[8]

Dalam diskusi, setiap orang diharapkan memberikan sumbangan pikiran, sehingga dapat diperoleh pandangan dari berbagai sudut berkenaan dengan masalah tersebut. Oleh karena itu dalam penerapan metode diskusi ini dapat merangsang siswa untuk lebih kreatif khususnya dalam memberikan gagasan dan ide-ide, juga dapat melatih siswa untuk membiasakan diri bertukar pikiran dalam mengatasi setiap permasalahan.

Dalam Al-qur’an banyak terdapat ayat-ayat tentang penyelesaian masalah dengan bentuk diskusi seperti dalam surat Al-Ankabut ayat 46 sebagai berikut:

Artinya : “Dan janganlah kamu berdebat denganAhli kitab, melainkan dengan cara yang paling baik, kecuali dengan orang-orang zalim di antara mereka, dan Katakanlah: "Kami Telah beriman kepada (kitab-kitab) yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepadamu; Tuhan kami dan Tuhanmu adalah satu; dan kami Hanya kepada-Nya berserah diri". (Q.S. Al-Ankabut : 46 )

Adapun materi pembelajaran agama Islam di SMA yang cocok untuk diterapkan metode ini adalah materi tentang riba.[9]

4. Metode Demontrasi

Metode demontrasi merupakan metode mengajar yang cukup efektif, sebab membantu parasiswa untuk memperoleh jawaban dengan mengamati suatu proses atau peristiwa tertentu.[10] Melalui metode demontrasi guru memperlihatkan suatu proses, peristiwa, atau cara kerja suatu alat pada siswa.

Adapun materi yang tepat untuk diterapakan metode ini dalam pendidikan agama Islam di SMA adalah materi pelajaran tentan perawatan jenazah.[11]

5. Metode Eksperimen

Eksperimen merupakan suatu pemecahan masalah yang didalamnya berlangsung pengujian suatu hipotesis, dan terdapat variabel yang dikontrol secara ketat.[12] Dalam metode eksperimen keaktifan tidak hanya dari pihak guru, metode eksperimen langsung melibatkan para siswa melakukan percobaan untuk mendapatkan jawaban terhadap suatu permasalahan. Akan tetapi eksperimen ini sering diterapkan pada bidang studi sains, jarang diterapkan pada bidang studi agama.

Pada metode ini yang dapat diterapkan pada materi bersuci yaitu guru mengajak siswa untuk meneliti dilaboratorium tentang air suci dan menyucikan.

6. Metode Pemberian Tugas

Metode ini dimaksudkan untuk memberikan kesempatan kepada siswa melakukan tugas atau kegiatan yang berhubungan dengan pelajaran, seperti mengerjakan soal-soal, mengumpulkan kliping dan sebagainya. Metode ini dapat dilakukan dalam bentuk tugas/kegiatan individual atau pun kerja kelompok, dan dapat merupakan unsur penting dalam peningkatan pemecahan masalah atau problem solving.[13]

Metode pemberian tugas ini sangat baik dilakukan dalam sebuah pembelajaran karena dengan adanya tugas, siswa akan mengulangnya kembali materi-materi yang diberikan oleh guru, sehingga sebagian materi pelajaran akan menempel diingatan siswa. Tugas yang diberikan kepada siswa bisa berbentuk pertanyaan-pertanyaan, dapat juga diberikan berupa tugas tertulis dalam bentuk lisan, sebagaimana firman Allah dalam surat Al-qiyamah ayat 17-18 sebagai berikut:

Artinya: “Sesungguhnya atas tanggungan kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya. Apabila kami Telah selesai membacakannya Maka ikutilah bacaannya itu”(Q.S. Al-Qiyamah:17-18)

Adapun materi pelajaran agama Islam di SMA yang tepat diterapkan pada metode ini adalah materi tentang pemahaman ayat al-qur’an surat al-baqarah ayat 148, al-fathir ayat 32-33.[14] yaitu anak ditugaskan untuk menghafal dirumah ayat tersebut.

7. Metode Karya Wisata

Karya wisata adalah merupakan suatu perjalanan atau pesiar yang dilakukan oleh siswa untuk memperoleh pengalaman belajar, terutama pengalaman langsung dan merupakan bagian intergraf dari kurikulum sekolah. Meskipun karya wisata memiliki banyak hal yang bersifat non akademis, tujuan umum pendidikan dapat segera tercipta terutama berkaitan dengan pengembangan wawasan pengalaman tentang dunia Islam.[15]

Dalam penerapan metode karya wisata ini anak-anak tidak merasa jenuh dan bosan dalam pembelajaran karena mereka bisa menikmati dunia luar. Setelah selesai melakukan kunjungan, siswa diminta untuk membuat atau menyampaikan laporan.

Materi pendidikan agama Islam SMA yang cocok di terapkan dalam metode ini adalah materi perkembangan Islam pada masa pembaharuan.[16]

8. Metode Sosiodrama

Metode sosiodrama atau bermain peran merupakan metode yang sering digunakan dalam mengajarkan nilai-nilai dan memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam hubungan sosial dan orang-orang dilingkungan keluarga, sekolah ataupun masyarakat. Dalam pelaksanaannya siswa-siswa diberikan berbagai peran tertentu dan melaksanakan peran tersebut, serta mendiskusikannya dikelas.[17]

Dengan adanya penerapan metode sosiodrama ini akan mendorong siswa untuk lebih percaya diri dan akan lebih paham dengan pelajaran yang disampaikan guru karena para peserta didik telah memperagakan apa yang ada dalam materi pelajaran.

Materi pendidikan agama Islam di SMA yang cocok diterapkan dengan metode ini adalah materi perilaku sifat-sifat terpuji.[18]

9. Metode Simulasi

Simulasi adalah tiruan atau perbuatan yang hanya pura-pura saja (dari kata simulate yang artinya pura-pura atau berbuat seolah-olah dan simulation artinya tiruan atau perbuatan yang pura-pura saja).

Metode simulasi ini bertujuan:

1) Untuk melatih keterampilan tertentu, baik yang bersifat profesional maupun bagi kehidupan sehari-hari.

2) Untuk memperoleh pemahaman tentang suatu konsep atau prinsip.

3) Untuk latihan memecahkan masalah.

Sebagai latihan, sebelum melaksanakan pekerjaan dalam situasi sebenarnya, simulasi kiranya merupakan cara belajar yang menguntungkan untuk melatih keterampilan tertentu.

Materi pendidikan agama Islam di SMA yang cocok diterapkan dalam metode ini adalah tentang perawatan jenazah.[19]

10. Metode Pemecahan Masalah

Metode pemecahan masalah adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran di mana siswa diharapkan dengan kondisi masalah dari masalah sederhana menuju masalah yang sulit atau muskil. Materi yang dapat diterapkan dengan metode ini adalah materi tentang jinayah dan hudud[20]

11. Metode Proyek

Metode proyek adalah cara mengerjakan dengan jalan memberikan kegiatan belajar kepada siswa untuk memilih, merancang dan memimpin pikiran serta perkataannya, anak dilatih agar berencana didalam tugas-tugasnya.[21]

Berdasarkan keterangan diatas, maka penulis dapat memahami metode bersifat kelompok, yaitu metode yang dimaksud untuk mengajarkan keahlian siswa dalam hal mengolah pola pikir terutama merancang perkataan dalam menyelesaikan tugas-tugas yang mereka hadapi, artinya siswa diajarkan agar mampu berencana dalam menyelesaikan tugas-tugas mereka.

Materi yang dapat diterapkan dalam metode ini adalah materi Khutbah Jum’at dan dakwah.[22]

12. Metode Drill

Metode drill adalah melakukan kegiatan tertentu secara berulang-ulang sebagai latihan, baik yang menyangkut gerak-gerak perbuatan, kecakapan tertentu dan juga terpakai untuk kegiatan-kegiatan interlek atau ingatan, seperti menghafal kali-kali secara mekanis dan lain sebagainya. Dalam metode ini aktivitas yang menonjol dipihak siswa.[23]

Metode drill merupakan metode yang bertujuan untuk mengukur kemampuan siswa dalam melakukan kegiatan interlektual siswa, seperti dalam menghafal mata pelajaran yang melakukan hafalan.

Materi yang dapat diterapkan dalam metode ini adalh materi tentang hafalan surah Al-qur’an surat Ar-Rum ayat 41-42, Al-A’raf ayat 56-58.[24]

13. Metode Resitasi

Metode resitasi adalah suatu cara dalam proses belajar mengajar manakala guru memberikan tugas tertentu kepada siswa dan mengerjakannya, kemudian tugas tersebut dipertanggung jawabkan.[25]

Berdasarkan keterangan di atas, maka dapat diketahui bahwa metode ini perlu juga digunakan agar siswa bisa mempertanggung jawabkan setiap ilmu pengetahuan yang telah diterima dari gurunya. Metode ini diuji dengan cara memberikan tugas tertentu kepada siswa.

Materi pendidikan agama Islam di SMA yang dapat diterapkan dengan metode ini adalah semua materi di pendidikan agama Islam di SMA. Dari berbagai macam metode di atas, kita ketahui bahwa metode dalam rangkaian sistem pembelajaran memegang peran yang sangat penting. Keberhasilan implementasi strategi pembelajaran sangat tergantung pada cara guru menggunakan strategi pembelajaran, karena strategi pembelajaran hanya dapat di implementasikan melalui penggunaan metode pembelajaran maka akan mudah terlaksananya pembelajaran yang kreatif.


 DAFTAR PUSTAKA

[1] Suryo Subroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002), hal.149.

[2] M.Ngalim purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis (Jakarta:Bina Aksara,1999), hal.123.

[3] Ibrahim, Nana Syaodih, Perencanaan Pembelajaran, (Jakarta: PT Asdi Maha Satya, 2002), hal.106.

[4] Roetiyah, Strategi Belajar Mengajar, ( Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hal.136.

[5] Syamsuri, Pendidikan Agama Islam... hal. 90.

[6]Zakiah Darajat. dkk, Metode Khusus Pengajaran Islam, Cet,I, (Jakarta : Rineka Cipta,1997), hal. 99.

[7] Syamsuri, Pendidikan Agama Islam… hal. 43.

[8]Syarif Bahri Djamarah dan Azwan Zein, Strategi Belajar Mengajar, Cet.I, (Jakarta: Rineka Cipta,1997), hal.99.

[9] Syamsuri, Pendidikan Agama Islam... hal.55.

[10] Ibrahim, Nana Syaodih, Perencanaan Pembelajaran,…hal.106.

[11] Syamsuri, Pendidikan Agama Islam… hal. 144.

[12] Ibid., hal.106.

[13] Ibid., hal.107.

[14] Syamsuri, Pendidikan Agama Islam…, hal.1.

[15] E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional, ( Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2008 ), hal. 107.

[16] Syamsuri, Pendidikan Agama Islam…hal.216.

[17] Ibrahim, Nana Syaodih, Petrencanaan Pembelajaran... hal.107.

[18] Syamsuri, Pendidikan Agama Islam... hal. 76.

[19] Syamsuri, Pendidikan Agama Islam… hal. 144.

[20] Syamsuri, Pendidikan Agama Islam... hal. 162.

[21] Tayar Yusuf dan Syaiful Bahri Djamarah, Metode Pembelajaran Agama dan Bahasa Arab, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1995), hal.95.

[22] Syamsuri, Pendidikan Agama Islam…, hal. 188.

[23] Sutari Imam Bernadi, Pengantar Ilmu Pendidikan Sistematis, (Yogyakarta: AndiUttset, 1993), hal.89.

[24] Syamsuri, Pendidikan Agama Islam…, hal. 103.

[25] Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam. ( Bandung: Remaja Rosda Karya, 1991), hal.237.

Related Post:

1 komentar:

Siska qravity mengatakan...

terimakasih kak sangat membantu sekali infonya

jual beli mobil jambi

Posting Komentar

DumPueNa CARA

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Online Project management