BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah pendidikan merupakan kepentingan yang memperoleh prioritas utama sejak awal kehidupan manusia. Bahkan Rasulullah sendiri telah mengisyaratkan bahwa proses belajar bagi setiap insan adalah sejak dari dalam kandungan hingga sampai ke liyang lahat. Dari sini saja dapat kita ketahui bahwa ilmu itu sangatlah penting dan jalan untuk mendapatkan ilmu pengetahuan itu ialah dengan kita belajar. Bahkan dalam hadis yang lain Rasul juga bersabda yang intinya ialah belajar itu tidak mesti di lingkungan sendiri tapi demi untuk mendapatkan ilmu itu kita berangkat dan kenegeri orang lain.
Sebagai orang islam kita wajib menuntut ilmu, kerana orang memiliki ilmu pengetahuan yang tinggi akan mendapat derajat yang tinggi. Hal ini dapat kita lihat dari kehidupan kita sehari-hari sebagai contoh dapat kita lihat di lingkungan sekolah misalnya anak murid yang meliki pengetahuan yang tinggi akanm mendapat nilai yang bagus dan juga diberikan penghargaan berupa hadiah dan lain sebagainya.
Dan bila dalam kehidupan ini manusia tidak memiliki ilmu maka manusia ini tidah jauh beda dengan binatang, misalnya saja manusia tidak mampu menciptakan atau membuat pakaian maka semua manusia yang ada di muka bumi ini akan telanjang dan makhluk yang telanjang adalah binatang.
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A. Pendidikan Islam
Pendidikan Islam mulai dilaksanakan oleh Rasulullah saw sebagai muballig yang agung di tengah masyarakat di ruamah Arqam bin Al-Arqam. Beliau mengajarkan tentang ajaran islam dan semua ayat Al-qur’an yang diturunkan kepadanya dengan membaca secara berurutan dan bertahap. Pada Islam sebagai agama dan sekaligus sebagai system perdaaban mengisyaratkankan pentingnya pendidikan. Isyarat ini terjelas dari berbagai muatan dalam konsep ajarannya. Pada waktu itu bangsa Arab berada pada puncaknya bahasa Arab yang fasih dan tinggi mutu balaghahnya. Oleh karena itu ketinggian bahasa Al-Qur’an dapat menerangi hati mereka dan menembus lubuk hati mereka yang, sehingga mereka dapat memahami maksud dari hukum-hukum yang terkandung dalam kitab suci ini.
B. Lembaga-lembaga pendidikan Islam
Lemabaga-lembaga pendidikan Islam terdiri dari Masjid, Al-Kuttab, Madrasah, zawiyyah dan Al-Maristan.
1. Masjid
Kita kenal bahwa rumah Daral-Arqam bin Arqam merupakan tempat pertama berkumpulnya kaum muslmin beserta Rasulullah s.a.w untyuk belajar hukum-hukum dari dasar agama Islam. Sebenarnya rumah itu merupakan lembaga pendidikan pertama dan atau madrasah yang pertama dalam islam. Guru yang mengajar di lembaga tersebut adalah Rasulullah sendiri (beliau sebagai penunjuk jalan kebenaran).
Kemudian setelah itu masjid sebagai lembaga pendidikan islam; masjid dapat dikatakan sebagai madrasah yang berukuran besar yang pada permulaan sejarah islam dan masa-masa selanjutnya adalah merupakan tempat menghimpun kekuatan umat islam baik dari segi fisik maupun mentalnya.
Menurut sejarah masjid yang pertama didirikan Rasulullah adalah masjid Taqwa di Quba pada jarak perjalanan kurang lebih 2 mil dari kota Madinah ketika Nabi berhijrah ke dari Mekah.
Rasulullah membangun ruangan disebelah utara masjid Madinah dan masjid Al-Haram yang disebut dengan Al-Suffah “ untuk menjadi tempat tinggal orang fakir miskin yang tekun mempelajari ilmu, mereka dikenal dengan ahli suffha”.
Masjid disamping tempat untuk besembahyang, dipergunakan pula untuk mendiskkusikan dan mengkaji permasalahan dakwah islamiyah pada mula perkembangan agama islam, yang terdiri dari kegiatan bimbingan dan penyuluhan serta memikirkan secara mendalam tentang suatu permasalahan dan hal-hal lain yang menyangkut siasat menghadapi musuh-musuh islam serta cara menghancurkan kubu pertahanan mereka.
Dalam tempat mulia ini bertemulah segala macam ilmu pengetahuan yang bermacam ragamnya dimana para pelajar mendiskusikannya dan mengkaji ilmu-ilmu tersebut bersama guru besar mereka yang terkenal pada masanya. Juga dalam masjid berkumpul para ahli hukum dan pimpinan pemerintahan islam untuk membahas tentang kewajiban mereka terhadap bangsa dan negaranya; dalam rangka menyiarkan keputusan-keputusan khalifah baik yang menyangkut masalah menunaikan ibadah sembahyah dan kegiatan dakwah yang harus mereka jalankan.
Para ahli-ahli berkumpul dalam masjid-masjid, dan hal ini berlangsung sepanjang sejarah islam.
2. Al-Kuttab
Munculnya lembaga Al-kuttab dapat ditelusuri sampai kepada zaman Rasulullah sendiri. Al-kuttab merupakan berperan besar pada permulaan sejarah islam ketika Rasulullah memerintahkan tawanan perang yang bisa membaca dan menulis untuk mengajarkan sepuluh anak-anak Madinah (bagi tiap tawanan).
Menurut sejarah islam yang pertam-tama dari penduduk Mekkah yang belajar menulis adalah Sufyan bin Umayyah Bin Abdus Syamsi dan Abi Qais bin Abdil Manaf bin Zaheah bin Qilab, dan yang mengajar kedua orang ini adalah Basyar bin Abdil Malik yang pernah belajar menulis dari penduduk Hirah. Setelah itu pengajaran membaca dan menulis tersebar keseluruh penjuru Arab. Dan lebih penting dari itu adalah karena ayat yang pertama Al-Qur’an yang Allah wahyukan kepada Nabi Muhammad menganjurkan untuk mengajar membaca.
Membaca dan menulis sangat penting peranannya ketika zaman Khalifah Abdul Malik bin Marwan membentuk kantor-kantor pemerintahan Umawiyah. Maka pada saat itu para guru atau pengajar menjadikan rumah-rumahnya untuk tempat mengajar menulis dan membaca, setelah itu mereka secara darurat dan individual membangun kamar-kamar atau rumah-rumah yang sesuai dengan setandar yang semakin bertambahdan meluas dalam mengajar membaca dan menulis. Dari sini timbul pola dan model pertama perkembangan Al-kuttab, karena itu Al-kuttab dilukiskan sebagai tempat yang khusus dan bebas bagi anak-anak belajar dibawah pengelolaan para guru yang mengajar membaca dan menulis.
3. Madrasah
Madrasah sangat di perlukan keberadaannya sebagai tempat murid-murid meneriama ilmu pengetahuan agama secara terarur dan sistematis. Tetapi sebem abad hijriayah atau sebelum miladiyah Madrasah itu belum tumbuh, dan baru mulai didirikan pertama kalinya sebuah madrasah di kota Naisabur yaitu madrasah Al-Baihaqiyah. Sebab-sebab Madrasah ini didirikan, sebab masji-masjid tealh dipenuhi dengan halaqah-halqah (pengajian) dari para guru dan murid yang berdesakan, sehingga mengganggu orang yang bersembahyang dan segi lainnya adalah pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan setelah semakin berkembangnya kegiatan penerjemahan buku-buku dari bahasa Asing kedalam basaha Arab.
Adapaun yang menjadikan madrasah ini paling penting fungsi dan peranannya ialah kelengkapan ruangan untuk belajar yang dikenal dengan ruangan madrasahnya (untuk erdiskusi) beserta bangunan yang berkaitan dengannya, pengaman bagi murid-murid dan guru-gurunya.
Disamping itu juga ruangan-ruangan yang lain yang dibangun untuk dapur dan ruangan makan dan lain-lain. Madrasah ini tidak ada perbedaan yang prinsip mengenai kurikulum dan silabus yang dikembangkan secara umum oleh al-kuttab. Ilmu yang diajarkan di Madrasah pada permualaannya di pusatkan pada satu mazhab dari mazab-mazhab yang ada.
4. Zawiyyah
Kata zawiyah berarti sudut masjid yang digunakan untuk I’tikaf (diam) dan beribadah yang berasal dari kata “inzawa, yanzawi” yang berarti “mengambil tempat tertentu,” atau “sudut-sudut tertentu” dari sudut tertertu masjid untuk menjalankan I’tikaf dan mensyiarkan hukum-hukum agama kemudian pemahaman zauwiyah itu berkembang dari pengertian yang semppit kepada pengertian yang luas. Pada waktu para khalifah memenuhi tuntutan orang-orang yang merelakan dirinya bertempat tinggal ditempat tertentu yang khusus menjalankan ibadah maka para khi\alifah memikit\rkan tempat tinggal tetap, dan cocok untuk mengajarkan agama islam yaitu tempat kursus yang kita kenal dangan Zawiyah.
Pada dasarnya masjid-masjid terebut fungsi pokonya dalah untuk tempat mengerjakan sembahyanng,dan juga dipergunakan untuk tempat pengajian-pengajian yang mempelajari adan membahas dalil-dalil naqliyah dan aqliyah yang berkaitan dengan aspek agama serta digunakan pada kaum sufi sebagai tempat haqekat berzikir (mengingat Allah).
Pengertian zawiyah sering dikatakan sebagai asrama atau pondok dimana beberapa tarekat tasauf berkembang.
Ketika p[emerintahan islam di Spanyol mengalami kegoncangan dan kemunduran karena serangan musuh-musuh islam, maka fungsi zawiyah menjadi tempat-tempat untuk melawan kaum Nasrani di Andalusia dan tempat pengemblengan mereka. Oleh karena itu zauwiyah merupakan tempat menegakan syi’ar agama dan menyebarkan ilmu pengetahuan dalam rangka mempertahankan kaum muslimin di dunia.
5. Al-Marisran
Maristan dikanal sebagai lembaga ilmiyah yang paling pening dan sebagai tempat penyembuhan dan pengobatan pada zaman keemasan islam didalamnya para dokter mengajar ilmu kedoktoran dan mereka secara tekun mengadakan studi penelitian secara menyeluruh. Diantara para dokter yang paling terkenal dan kemasyhuran di dunia islam dan didunia barat ialah Muhammad bin Zakaria Ar-Razi, dimana beliau dipercaya memimpin Maristan di Bagdad pada masa khalifah I muktafa pada tahun 311 hijriah.
C. Tujuan Pendidikan Dalam Islam
Secara umum tujuan pendidikan islam dapat kita kelompokan dalam dua macam yaitu : tujuan yang bersifat keagamaan dan tujuan kediniaan.
1. Tujuan keduniaan
Manusia diciptakan Allah untuk menjadi khalifah di muka bumi. Hal ini merupakan salah satu tujuan dari pendidikan Islam. Sebab tujuan pendidikan itu identik dengan tujuan hidup manusia. Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 30
Artinya : Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat "sesungguhnya Aku hendak menjadikan khalifah dimuka bumi." (Q.S. Al-Baqarah: 30).
Dengan demikian jelaslah bahwa tujuan manusia di ciptakan adalah untuk menjadi khalifah yang sangat berat itu diperlukan adanya kekuatan jasmani dan rohani bila kekuatan itu sudah terpenuhi maka semua aktivitas manusia itu akan terlaksana sebagaimana mestinya.
Pendidikan Islam merupakan proses melatih akhliyah, jasmaniah dan rohaniah manusia berdasarkan nilai-nilai Islamiah yang bersumber pada wahyu Allah yang berupa Al-Qur'an kemudian bersandarkan pada hadist Nabi untuk melahirkan manusia yang bertaqwa dan mengabdikan diri kepada Allah semata-mata.
Karena itulah pendidikan Islam itu berlaku selama hidup untuk menumbuhkan, memupuk, mengembangkan, memelihara dan mempertahankan tujuan pendidikan yang telah dicapai. Pendidikan Islam bertujuan untuk mencapai kedamaian, ketenangan serta terciptanya masyarat yang memiliki Ahklah yang mulia terhadap semua mahluk. Jadi manusia tidak hanya berbuat baik kepada sesama manusia saja tetapi juga kepada seluruh ciptaan Allah baik yang hidup atau pun yang mati.
2. Tujuan Keagamaan
Artinya : Wahai orang-orang yang beriman bertaqwalah kamu kepada Allah dengan sebenar-benarnya taqwa, dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan muslim (menurut ajaran Islam)." (Q.S. Ali Imaran: 102)
Dari pengertian ayat diatas dapat di pahami bahwa tujuan pendidikan Islam itu yaitu untuk mencapai ketaqwaan yang sebenar-benarnya kepada Allah SWT, sehingga sampai akhir hayat seorang hamba tetap dalam keadaaan muslim.
Allah berfirman dalam surat Adz Dzariyat: 56
Artinya : "Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah Ku."(QS. Adz Dzariyat : 56)
Dan juga tujuan dari pada pendidikan agama ialah untuk membentuk manusia taqwa. Karena semulia-mulianya manusia di sisi Allah adalah orang yang paling bertaqwa kepada-Nya. Adapun tujuan Allah menciptakan manusia di permukaan bumi ini adalah semata-mata untuk menghambakan diri kepada-Nya, sebagaimana firman Allah SWT sebagai berikut
Artinya: …. Sesungguhnya yang paling mulia disisi Allah adalah orang yang paling bertaqwa diantara kamu ….. (QS. Al-Hujarat : 13)
Tujuan pendidikan agama Islam adalah untuk memperoleh kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat Al-Baqarah ayat 201 yang berbunyi :
Artinya: … ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan disunia dan diakhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka. (QS. Al-baqarah : 201)
Dari ayat di atas jelaslah bahwa Allah SWT menganjurkan kepada umat manusia untuk mencari dua kebahagiaan hidup, yaitu kebahagiaan hidup didunia dan kebahagiaan hidup diakhirat. Tegasnya tujuan pendidikan agama adalah untuk mencapai kedua kebahagiaan tersebut.
Secara umum tujuan pendidikan islam dapat kita kelompokan dalam dua macam yaitu : tujuan yang bersifat keagamaan dan tujuan kediniaan.
1. Tujuan keduniaan
Manusia diciptakan Allah untuk menjadi khalifah di muka bumi. Hal ini merupakan salah satu tujuan dari pendidikan Islam. Sebab tujuan pendidikan itu identik dengan tujuan hidup manusia. Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 30
Artinya : Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat "sesungguhnya Aku hendak menjadikan khalifah dimuka bumi." (Q.S. Al-Baqarah: 30).
Dengan demikian jelaslah bahwa tujuan manusia di ciptakan adalah untuk menjadi khalifah yang sangat berat itu diperlukan adanya kekuatan jasmani dan rohani bila kekuatan itu sudah terpenuhi maka semua aktivitas manusia itu akan terlaksana sebagaimana mestinya.
Pendidikan Islam merupakan proses melatih akhliyah, jasmaniah dan rohaniah manusia berdasarkan nilai-nilai Islamiah yang bersumber pada wahyu Allah yang berupa Al-Qur'an kemudian bersandarkan pada hadist Nabi untuk melahirkan manusia yang bertaqwa dan mengabdikan diri kepada Allah semata-mata.
Karena itulah pendidikan Islam itu berlaku selama hidup untuk menumbuhkan, memupuk, mengembangkan, memelihara dan mempertahankan tujuan pendidikan yang telah dicapai. Pendidikan Islam bertujuan untuk mencapai kedamaian, ketenangan serta terciptanya masyarat yang memiliki Ahklah yang mulia terhadap semua mahluk. Jadi manusia tidak hanya berbuat baik kepada sesama manusia saja tetapi juga kepada seluruh ciptaan Allah baik yang hidup atau pun yang mati.
2. Tujuan Keagamaan
Artinya : Wahai orang-orang yang beriman bertaqwalah kamu kepada Allah dengan sebenar-benarnya taqwa, dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan muslim (menurut ajaran Islam)." (Q.S. Ali Imaran: 102)
Dari pengertian ayat diatas dapat di pahami bahwa tujuan pendidikan Islam itu yaitu untuk mencapai ketaqwaan yang sebenar-benarnya kepada Allah SWT, sehingga sampai akhir hayat seorang hamba tetap dalam keadaaan muslim.
Allah berfirman dalam surat Adz Dzariyat: 56
Artinya : "Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah Ku."(QS. Adz Dzariyat : 56)
Dan juga tujuan dari pada pendidikan agama ialah untuk membentuk manusia taqwa. Karena semulia-mulianya manusia di sisi Allah adalah orang yang paling bertaqwa kepada-Nya. Adapun tujuan Allah menciptakan manusia di permukaan bumi ini adalah semata-mata untuk menghambakan diri kepada-Nya, sebagaimana firman Allah SWT sebagai berikut
Artinya: …. Sesungguhnya yang paling mulia disisi Allah adalah orang yang paling bertaqwa diantara kamu ….. (QS. Al-Hujarat : 13)
Tujuan pendidikan agama Islam adalah untuk memperoleh kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat Al-Baqarah ayat 201 yang berbunyi :
Artinya: … ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan disunia dan diakhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka. (QS. Al-baqarah : 201)
Dari ayat di atas jelaslah bahwa Allah SWT menganjurkan kepada umat manusia untuk mencari dua kebahagiaan hidup, yaitu kebahagiaan hidup didunia dan kebahagiaan hidup diakhirat. Tegasnya tujuan pendidikan agama adalah untuk mencapai kedua kebahagiaan tersebut.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
A. Kesimpulan
Masalah pendidikan merupakan kepentingan yang memperoleh prioritas utama sejak awal kehidupan manusia. Islam sebagai agama dan sekaligus peradaban mengisyaratkan pentingnya pendidikan. Isyarat ini terjelaskan dari berbagai muatan konsep ajarannya. Salah satu diantaranya ialah hadist Rasul yang mewajibkan bagi muslim laki-laki dan perempuan untuk menuntut ilmu. Selain itu Allah juga telah berfirman dalam Al-Qur’an yang intinya adalah orang berilmu akan mendapat derajar yang tinggi.
Lembaga-lembaga pendidikan islam terdiri dari lima macam yaitu :
- Masjid
- Al-Kuttab
- Madrasah
- Zawiyyah dan
- Al-Maristan.
Tujuan pendidikan islam secara umum dapat dikelompokan menjadi hal yaitu tujuan keduniaan dan tujuan keagamaan. Dari dua tujuan umum ini dapat penulis simpulilkan bahwa inti dari tujuan pendidikan islam adalah melahirkan insah yang berakhlaq mulia, aqidah yang kuat, ilmu pengetahuan yang tinggi serta dapat menjadi contoh yang baik bagi orang lain. Di dunia menjadi insan yang berguna di akhirat menjadi penghuni surga.
B. SARAN
Untuk kesempurnaan makalah ini kami harap kepada bapak pembimbing mengeritik dan mencoret kata atau kalimat yang tida perlu dalam makalah ini dan juga kami mengharap kepada teman-teman untuk mengiritik yang sifatnya membangun untuk kesempurnaannya.
DAFTAT PUSTAKA
Prof. H.M. Arifin, Perbandingan Pendidikan Islam, PT Reneka Cipta,
Jakarta, 2002
Prof. Dr. H. Jalaluddin, Teoleogi Pendidikan, PT Raja Grafndo Persada,
Jakarta, 2003
Dra. Zuhairini, Sejarah PendidikanIslam, PT. Bumi Aksara, 2004
Untuk kesempurnaan makalah ini kami harap kepada bapak pembimbing mengeritik dan mencoret kata atau kalimat yang tida perlu dalam makalah ini dan juga kami mengharap kepada teman-teman untuk mengiritik yang sifatnya membangun untuk kesempurnaannya.
DAFTAT PUSTAKA
Prof. H.M. Arifin, Perbandingan Pendidikan Islam, PT Reneka Cipta,
Jakarta, 2002
Prof. Dr. H. Jalaluddin, Teoleogi Pendidikan, PT Raja Grafndo Persada,
Jakarta, 2003
Dra. Zuhairini, Sejarah PendidikanIslam, PT. Bumi Aksara, 2004
0 komentar:
Posting Komentar