Mempelajari Ekonomi Indonesia, intinya dimaksudkan agar dalam melaksanakan pembangunan ekonomi Indonesia akan berjalan baik dan lancar, dalam arti tujuan pembangunan dapat dilaksanakan secara relatif singkat dengan pengorbanan atau ongkos (dalam arti seluas-luasnya termasuk waktu, unsur manusia dan lingkungan) yang relatif serendah-rendahnya.
Dalam mencapai tujuan tersebut pada umumnya dibedakan yang menyangkut masa sekarang atau present time, yang menyangkut penyelidikan tentang sebab-akibat dan yang menyangkut bagaimana caranya mencapai tujuan atau melaksanakan kebijaksanaan ekonomi. Dalam mempelajari pembangunan ekonomi suatu negara atau masyarakat, intinya dibedakan antara aspek deskriptif, aspek teoritis dan aspek kebijaksanaan.
Aspek penggambaran, aspek analisis dan aspek terapan atau application. Aspek deskriptif diperlukan untuk mengetahui keadaan perekonomian, penghidupan ekonomi dewasa ini. Perekonomian Indonesia dewasa ini pada intinya dapat diketahui dari segi strukturnya, sistem ekonomi Indonesia dan sejarah perekonomian Indonesia yang sudah barang tentu satu dengan lainnya mempunyai kaitan yang bersifat kait-mengait yang sangat erat.
Salah satu sifat pembangunan ekonomi Indonesia adalah merupakan problem-solving atau pemecahan masalah. Untuk melaksanakan problem-solving harus diketahui problemnya terlebih dahulu. Problem dapat diketahui apabila diketahui what we have atau presentcondition dibandingkan dengan apa seharusnya atau what we want (what ought to be, Das Sollen). Problem diketahui dengan membandingkan antara Das Sein pada satu pihak, dengan Das Sollen pada pihak yang lain.
Struktur ekonomi atau komposisi ekonomi Indonesia dapat dilihat dari segi komposisi GNP, dari segi lapangan kerja atau employment dan dari segi hubungan ekonomi internasional. Dari segi komposisi GNP atau sektor ekonomi, pada umumnya dilihat dari segi sektor industri dan sektor pertanian. Apabila dilihat dari segi sektor industri dan pertanian, maim Indonesia sampai dewasa ini terlihat bahwa sektor pertaniannya masih dominan (dalam arti lebih dari 20% GNP).
Jadi perekonomian Indonesia bersifat agraris atau berorientasi pada sektor pertanian. Sudah tentu orientasi pertanian dalam arti luas yang meliputi pula sektor kehutanan, perkebunan, perikanan, hortikultura dan lain- lain. Pembangunan ekonomi, dalam hal ini berarti industrialisasi, yaitu perekonomian yang berorientasi pertanian diubah ke orientasi sektor industri. Struktur industrial berarti bahwa sektor industri akan meliputi paling tidak 20% dari GNP. Struktur demikian diharapkan akan tercapai pada akhir pembangunan jangka panjang ke II atau kira-kira akhir Repelita X.
Jadi kira-kira akhir dekade ke II Abad 21 nanti. Dari segi kesempatan kerja, sampai. dewasa ini, sektor primernya masih lebih dari 40%, sektor sekunder kurang dari 20% dan sisanya sektor tersier. Pembangunan ekonomi nantinya diarahkan pada kesempatan kerja sektor sekunder yang meliputi lebih dai 30% (langsung maupun tak langsung), sektor primer sekitar 25% dan sisanya sektor jasa, atau sektor tersier sekitar 40% seluruh employment. Dari segi hubungan ekonomi Internasional, sebagai akibat kolonialisme ekonomi (istilah sekarang dengan istilah negara pinggiran, negara Selatan, nefos, dependensia dan lain-lain). Perekonomian Indonesia masih bersifat atau berorientasi pada ekspor-impor atau perniagaan luar negeri (internasional ).
Volume impor masih lebih dari 20% GNP (akhir tahun 1991 meliputi lebih US$ 30 milyar, sedangkan GNP sekitar US$ 120 milyar), volume ekspor masih sekitar US$ 25 milyar, juga lebih dari 20% GNP. Jadi sektor ekspor-impor masih lebih dari 40% GNP. Ketergantungan ekspor yang terdiri dai produk primer dan ketergantungan impor yang masih merupakan produk sekunder (hasil industri berupa barang jadi dan spare-parts untuk produk industri) dengan industrialisasi akan diubah ke arah ekspor barang atau produk sekunder (dan jasa) dan impor barang-barang kebutuhan komplementer dan jasa.
Dengan kebijaksanaan ekspor-impor tersebut sifat dependensia akan dapat dikurangi yang selanjutnya akan ditujukan ke arah penguasaan pasar luar-negeri. Sistem ekonomi Indonesia dapat ditinjau dari segi ilmu perbandingan sistem ekonomi dan dari segi formal yang keduanya mempunyai kaitan yang sangat erat. Dari segi perbandingan sistem ekonomi, para founding-fathers mencita-citakan sosialisme, setengah sosialisme, dan atau welfare- state (yang semuanya kira-kira bersifat anti kapitalisme), sedangkan dari segi sistem ekonomi formal, perekonomian atau sistem ekonomi Indonesia menggunakan sistem ekonomi Pancasila dan sistem ekonomi yang berdasarkan UUD 1945 (utamanya semua pasal yang berasal dari idea Dr.Mohammad Hatta, yaitu pasal 33, pasal 34 dan lain-lain). Dasar-dasar macam mengenai hal-hal tersebut akan dijumpai di belakang).
Dari segi sejarah perekonomian Indonesia, yang sampai sekarang perekonomian Indonesia masih bersifat kolonial, adalah dimulai dari ekonomi penjajahan, yang utamanya adalah penjajahan Portugis Spanyol, Inggris (1811-1816) dan terlama adalah Belanda. Dari segi politis meskipun kolonialisme telah tiada, namun dari segi ekonomis kolonialisme itu masih sangat dirasakan. Hal itu tercermin pada negara pinggiran, negara Selatan, dependensia, dan nefos tersebut di atas. Uraian singkat selanjutnya juga akan dijumpai di belakang.
Pustaka Artikel Ekonomi Indonesia Dan Aspek Deskriptif
Kapita selekta ekonomi Indonesia, Oleh Soetrisno P. H.
Dalam mencapai tujuan tersebut pada umumnya dibedakan yang menyangkut masa sekarang atau present time, yang menyangkut penyelidikan tentang sebab-akibat dan yang menyangkut bagaimana caranya mencapai tujuan atau melaksanakan kebijaksanaan ekonomi. Dalam mempelajari pembangunan ekonomi suatu negara atau masyarakat, intinya dibedakan antara aspek deskriptif, aspek teoritis dan aspek kebijaksanaan.
Aspek penggambaran, aspek analisis dan aspek terapan atau application. Aspek deskriptif diperlukan untuk mengetahui keadaan perekonomian, penghidupan ekonomi dewasa ini. Perekonomian Indonesia dewasa ini pada intinya dapat diketahui dari segi strukturnya, sistem ekonomi Indonesia dan sejarah perekonomian Indonesia yang sudah barang tentu satu dengan lainnya mempunyai kaitan yang bersifat kait-mengait yang sangat erat.
Salah satu sifat pembangunan ekonomi Indonesia adalah merupakan problem-solving atau pemecahan masalah. Untuk melaksanakan problem-solving harus diketahui problemnya terlebih dahulu. Problem dapat diketahui apabila diketahui what we have atau presentcondition dibandingkan dengan apa seharusnya atau what we want (what ought to be, Das Sollen). Problem diketahui dengan membandingkan antara Das Sein pada satu pihak, dengan Das Sollen pada pihak yang lain.
Struktur ekonomi atau komposisi ekonomi Indonesia dapat dilihat dari segi komposisi GNP, dari segi lapangan kerja atau employment dan dari segi hubungan ekonomi internasional. Dari segi komposisi GNP atau sektor ekonomi, pada umumnya dilihat dari segi sektor industri dan sektor pertanian. Apabila dilihat dari segi sektor industri dan pertanian, maim Indonesia sampai dewasa ini terlihat bahwa sektor pertaniannya masih dominan (dalam arti lebih dari 20% GNP).
Jadi perekonomian Indonesia bersifat agraris atau berorientasi pada sektor pertanian. Sudah tentu orientasi pertanian dalam arti luas yang meliputi pula sektor kehutanan, perkebunan, perikanan, hortikultura dan lain- lain. Pembangunan ekonomi, dalam hal ini berarti industrialisasi, yaitu perekonomian yang berorientasi pertanian diubah ke orientasi sektor industri. Struktur industrial berarti bahwa sektor industri akan meliputi paling tidak 20% dari GNP. Struktur demikian diharapkan akan tercapai pada akhir pembangunan jangka panjang ke II atau kira-kira akhir Repelita X.
Jadi kira-kira akhir dekade ke II Abad 21 nanti. Dari segi kesempatan kerja, sampai. dewasa ini, sektor primernya masih lebih dari 40%, sektor sekunder kurang dari 20% dan sisanya sektor tersier. Pembangunan ekonomi nantinya diarahkan pada kesempatan kerja sektor sekunder yang meliputi lebih dai 30% (langsung maupun tak langsung), sektor primer sekitar 25% dan sisanya sektor jasa, atau sektor tersier sekitar 40% seluruh employment. Dari segi hubungan ekonomi Internasional, sebagai akibat kolonialisme ekonomi (istilah sekarang dengan istilah negara pinggiran, negara Selatan, nefos, dependensia dan lain-lain). Perekonomian Indonesia masih bersifat atau berorientasi pada ekspor-impor atau perniagaan luar negeri (internasional ).
Volume impor masih lebih dari 20% GNP (akhir tahun 1991 meliputi lebih US$ 30 milyar, sedangkan GNP sekitar US$ 120 milyar), volume ekspor masih sekitar US$ 25 milyar, juga lebih dari 20% GNP. Jadi sektor ekspor-impor masih lebih dari 40% GNP. Ketergantungan ekspor yang terdiri dai produk primer dan ketergantungan impor yang masih merupakan produk sekunder (hasil industri berupa barang jadi dan spare-parts untuk produk industri) dengan industrialisasi akan diubah ke arah ekspor barang atau produk sekunder (dan jasa) dan impor barang-barang kebutuhan komplementer dan jasa.
Dengan kebijaksanaan ekspor-impor tersebut sifat dependensia akan dapat dikurangi yang selanjutnya akan ditujukan ke arah penguasaan pasar luar-negeri. Sistem ekonomi Indonesia dapat ditinjau dari segi ilmu perbandingan sistem ekonomi dan dari segi formal yang keduanya mempunyai kaitan yang sangat erat. Dari segi perbandingan sistem ekonomi, para founding-fathers mencita-citakan sosialisme, setengah sosialisme, dan atau welfare- state (yang semuanya kira-kira bersifat anti kapitalisme), sedangkan dari segi sistem ekonomi formal, perekonomian atau sistem ekonomi Indonesia menggunakan sistem ekonomi Pancasila dan sistem ekonomi yang berdasarkan UUD 1945 (utamanya semua pasal yang berasal dari idea Dr.Mohammad Hatta, yaitu pasal 33, pasal 34 dan lain-lain). Dasar-dasar macam mengenai hal-hal tersebut akan dijumpai di belakang).
Dari segi sejarah perekonomian Indonesia, yang sampai sekarang perekonomian Indonesia masih bersifat kolonial, adalah dimulai dari ekonomi penjajahan, yang utamanya adalah penjajahan Portugis Spanyol, Inggris (1811-1816) dan terlama adalah Belanda. Dari segi politis meskipun kolonialisme telah tiada, namun dari segi ekonomis kolonialisme itu masih sangat dirasakan. Hal itu tercermin pada negara pinggiran, negara Selatan, dependensia, dan nefos tersebut di atas. Uraian singkat selanjutnya juga akan dijumpai di belakang.
Pustaka Artikel Ekonomi Indonesia Dan Aspek Deskriptif
Kapita selekta ekonomi Indonesia, Oleh Soetrisno P. H.
0 komentar:
Posting Komentar