Kurikulum berasal dari olahraga zaman romawi kuno di Yunani yang mengandung arti suatu jarak yang ditempuh oleh seorang pelari (Runer) dari garis start sampai garis finish.
Secara terminologis istilah kurikulum digunakan dalam dunia pendidikan dengan pengertian semula adalah semua pengetahuan atau mata pelajaran yang harus ditempuh atau diselesaikan oleh seorang siswa guna mencapai suatu tingkat atau ijazah.
Dalam arti luas kurikulum merupakan seluruh aktivitas siswa baik di sekolah maupun atas dasar bimbingan sekolah.
1. Jenis-jenis kurikulum
Kurikulum yang bersifat sentralisasi
Dalam kurikulum yang bersifat sentralisasi, kurikulum disusun oleh suatu tim khusus yang terdiri dari para ahli ditingkat pusat. Kurikulum ini bersifat uniform untuk seluruh negara , daerah, atau jenjang jenis sekolah.
Kurikulum yang bersifat desentralisasi
Kurikulum desentralisasi disusun oleh sekolah atau kelompok sekolah tertentu dalam suatu wilayah atau daerah. Kurikulum ini diperuntukkan untuk suatu sekolah atau wilayah tertentu. Pengembangan kurikulum semacam ini didasarkan atas karakteristik, kebutuhan, perkembangan daerah serta kemampuan sekolah atau sekolah-sekolah tersebut. dengan demikian kurikulum terutama isinya sangat beragam, tiap sekolah atau wilayah mempunyai kurikulum sendiri, tetapi kurikulum ini cukup realistis.
Kurikulum sentralisasi – desentralisasi
Kurikulum ini merupakan perpaduan antara sentralisasi dan desentralisasi peranan guru dalam pengembangan kurikulum lebih besar dibandingkan dengan yang dikelola secara sentralisasi. Guru-guru turut berpartisipasi, bukan hanya dalam penjabaran kurikulum induk ke dalam program tahuhan / semester / caturwulan, atau satuan pelajaran, tetapi juga di dalam menyusun kurikulum yang menyeluruh untuk sekolahnya. Guru-guru turut memberi andil dalam merumuskan setiap komponen dan unsur dari kurikulum. Dalam kegiatan seperti itu, mereka mempunyai perasaan turut memiliki kurikulum dan terdorong untuk mengembangkan pengetahuan dan kemampuan dirinya dalam pengembangan kurikulum.
Karena guru-guru sejak awal penyusunan kurikulum telah diikutsertakan, mereka akan memahami dan benar-benar menguasai kurikulumnya, dengan demikian pelaksanaan kurikulum di dalam kelas akan lebih tepat dan lancar. Guru bukan hanya berperan sebagai pengguna, tetapi perencana, pemikir, penyusun, pengembang dan juga pelaksana dan evaluator kurikulum.
KESIMPULAN
v Guru mempunyai andil yang sangat besar dalam pengembanga kurikulum. oleh karena itu, guru harus kreatif dalam mengembang kurikulum kurikulum di sekolah.
v Peran guru dalam pengembangan kurikulum sangat tergantung pada jenisdan sifat kurikulum.
DAFTAR PUSTAKA
Kaber, Achasius. 1988. Perkembangan Kurikulum. Jakarta : P2LPTK
Secara terminologis istilah kurikulum digunakan dalam dunia pendidikan dengan pengertian semula adalah semua pengetahuan atau mata pelajaran yang harus ditempuh atau diselesaikan oleh seorang siswa guna mencapai suatu tingkat atau ijazah.
Dalam arti luas kurikulum merupakan seluruh aktivitas siswa baik di sekolah maupun atas dasar bimbingan sekolah.
1. Jenis-jenis kurikulum
Kurikulum yang bersifat sentralisasi
Dalam kurikulum yang bersifat sentralisasi, kurikulum disusun oleh suatu tim khusus yang terdiri dari para ahli ditingkat pusat. Kurikulum ini bersifat uniform untuk seluruh negara , daerah, atau jenjang jenis sekolah.
Kurikulum yang bersifat desentralisasi
Kurikulum desentralisasi disusun oleh sekolah atau kelompok sekolah tertentu dalam suatu wilayah atau daerah. Kurikulum ini diperuntukkan untuk suatu sekolah atau wilayah tertentu. Pengembangan kurikulum semacam ini didasarkan atas karakteristik, kebutuhan, perkembangan daerah serta kemampuan sekolah atau sekolah-sekolah tersebut. dengan demikian kurikulum terutama isinya sangat beragam, tiap sekolah atau wilayah mempunyai kurikulum sendiri, tetapi kurikulum ini cukup realistis.
Kurikulum sentralisasi – desentralisasi
Kurikulum ini merupakan perpaduan antara sentralisasi dan desentralisasi peranan guru dalam pengembangan kurikulum lebih besar dibandingkan dengan yang dikelola secara sentralisasi. Guru-guru turut berpartisipasi, bukan hanya dalam penjabaran kurikulum induk ke dalam program tahuhan / semester / caturwulan, atau satuan pelajaran, tetapi juga di dalam menyusun kurikulum yang menyeluruh untuk sekolahnya. Guru-guru turut memberi andil dalam merumuskan setiap komponen dan unsur dari kurikulum. Dalam kegiatan seperti itu, mereka mempunyai perasaan turut memiliki kurikulum dan terdorong untuk mengembangkan pengetahuan dan kemampuan dirinya dalam pengembangan kurikulum.
Karena guru-guru sejak awal penyusunan kurikulum telah diikutsertakan, mereka akan memahami dan benar-benar menguasai kurikulumnya, dengan demikian pelaksanaan kurikulum di dalam kelas akan lebih tepat dan lancar. Guru bukan hanya berperan sebagai pengguna, tetapi perencana, pemikir, penyusun, pengembang dan juga pelaksana dan evaluator kurikulum.
KESIMPULAN
v Guru mempunyai andil yang sangat besar dalam pengembanga kurikulum. oleh karena itu, guru harus kreatif dalam mengembang kurikulum kurikulum di sekolah.
v Peran guru dalam pengembangan kurikulum sangat tergantung pada jenisdan sifat kurikulum.
DAFTAR PUSTAKA
Kaber, Achasius. 1988. Perkembangan Kurikulum. Jakarta : P2LPTK
0 komentar:
Posting Komentar