Istilah pembelajaran mempunyai banyak makna, teori-teori yang mengungkapkan tentang pembelajaran bisa diartikan sebagai proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar.
Gagne dan Briggs mendifinisikan istilah pembelajaran sebagai suatu rangkaian events (kejadian, peristiwa, kondisi,dan sebagainya) yang secara sengaja dirancang untuk mempengaruhi siswa (pembelajar) sehingga proses belajarnya dapat berlangsung dengan mudah.[1]
Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran.[2]
Pembelajaran yang dimaksud di sini merupakan aktualisasi kurikulum yang menuntut keaktifan guru dalam menciptakan dan menumbuhkan kegiatan peserta didik sesuai dengan rencana yang telah diprogramkan, khususnya dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
Yang menjadi kunci dalam rangka menentukan tujuan pembelajaran adalah kebutuhan siswa, mata pelajaran atau bidang studi yang diajarkan dan guru itu sendiri. Berdasarkan petunjuk yang ada dalam kurikulum, dapat ditentukan hasil-hasil pendidikan yang diinginkan. Guru sendiri adalah sumber utama tujuan bagi para siswa dan dia harus mampu menentukan tujuan-tujuan pendidikan yang bermakna dan dapat terukur, disamping itu seorang guru harus dapat memilih dan menentukan model pembelajaran yang sesuai dengan kondisi siswa yang mengacu ke tujuan yang telah diharapkan tersebut.
Teknologi pembelajaran dibangun atas dasar prinsip-prinsip yang diambil dari teori psikologi, terutama teori belajar dan hasil-hasil penelitian dalam kegiatan pembelajaran, Atwi Suparman (1997) yang mengutip pendapat Filbeck mengelompokkan prinsip-prinsip yang digunakan dalam pembelajaran menjadi 12 macam, yaitu :
a. Prinsip : Responden yang berakibat menyenangkan pembelajaran
Gagne dan Briggs mendifinisikan istilah pembelajaran sebagai suatu rangkaian events (kejadian, peristiwa, kondisi,dan sebagainya) yang secara sengaja dirancang untuk mempengaruhi siswa (pembelajar) sehingga proses belajarnya dapat berlangsung dengan mudah.[1]
Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran.[2]
Pembelajaran yang dimaksud di sini merupakan aktualisasi kurikulum yang menuntut keaktifan guru dalam menciptakan dan menumbuhkan kegiatan peserta didik sesuai dengan rencana yang telah diprogramkan, khususnya dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
Yang menjadi kunci dalam rangka menentukan tujuan pembelajaran adalah kebutuhan siswa, mata pelajaran atau bidang studi yang diajarkan dan guru itu sendiri. Berdasarkan petunjuk yang ada dalam kurikulum, dapat ditentukan hasil-hasil pendidikan yang diinginkan. Guru sendiri adalah sumber utama tujuan bagi para siswa dan dia harus mampu menentukan tujuan-tujuan pendidikan yang bermakna dan dapat terukur, disamping itu seorang guru harus dapat memilih dan menentukan model pembelajaran yang sesuai dengan kondisi siswa yang mengacu ke tujuan yang telah diharapkan tersebut.
Teknologi pembelajaran dibangun atas dasar prinsip-prinsip yang diambil dari teori psikologi, terutama teori belajar dan hasil-hasil penelitian dalam kegiatan pembelajaran, Atwi Suparman (1997) yang mengutip pendapat Filbeck mengelompokkan prinsip-prinsip yang digunakan dalam pembelajaran menjadi 12 macam, yaitu :
a. Prinsip : Responden yang berakibat menyenangkan pembelajaran
- Perlunya umpan balik positif dengan segera.
- Keharusan pembelajar untuk membuat respon
- Perlunya pemberian latihan (Exerice) dan tes
- Perlunya kejelasan mengenai standar kompetensi dasar
- Penggunaan variasi metode atau media
0 komentar:
Posting Komentar